uefau17.com

Top 3 Islami: Kisah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Ditolak Belajar di Madrasah, Hukum Makan Daging Kurban Sendiri Menurut UAS - Buya Yahya - Islami

, Jakarta - Syaikh Abdul Qadir al-Jilani cukup populer di kalangan umat Islam, terutama yang mendalami tasawuf. Di Indonesia, namanya kerap disebut sebagai bagian dari tawasul, wasilah, lantaran sebagian muslim di Indonesia mengikuti tareqat Naqsabandiyah.

Siapa sangka, pada masa menimba ilmunya, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani pernah ditolak ketika hendak belajar di Madrasah Nizamiyah, Baghdad, Irak.

Kisah Syaikh Abdul Qadir yang ditolak belajar di Madrasah Nizhamiyah Badghdad menjadi artikel terpopuler di kanal Islami , Sabtu (15/6/2024).

Artikel kedua terpopuler yaitu hukum makan daging kurban sendiri, menurut Buya Yahya dan Ustadz Abdul Somad (UAS).

Sementara, artikel ketiga yaitu jawaban menohok Gus Baha untuk kelompok yang menganggap tawasul syirik.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Kisah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Rajanya Wali yang Ditolak Belajar di Madrasah Nizhamiyah

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, selain tersohor sebagai wali yang memiliki karomah menakjubkan, sejarah mencatat bahwa sosok wali agung ini rupanya ahli dalam bidang fikih.

Cintanya akan ilmu pengetahuan menyebabkan dirinya begitu bersemangat dalam belajar.

Mengenai tanggal lahirnya, para sejarawan berbeda pendapat. Ada yang berpendapat Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani lahir pada tangga 1 Ramadhan, dan ada pula yang berpendapat tanggal 2 Ramadhan.

Namun yang masyhur dan dianut oleh banyak sejarawan, Syaikh Abdul Qadir lahir pada tanggal 2 Ramadhan 470 H atau bertepatan dengan 18 Maret 1077 M di Kota Na’if.

Lepas dari hal ini yang jarang diketahui terkait Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ialah kisah dirinya ditolak saat akan belajar di sebuah madrasah yang sangat ternama, yakni Madrasah Nizhamiyah di Baghdad, Irak.

Berikut ini kisahnya.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Hukum Makan Daging Kurban Sendiri, Bolehkah? Begini Kata UAS dan Buya Yahya

Kurban atau qurban adalah ibadah menyembelih hewan ternak yang dilakukan saat Idul Adha dan hari Tasyrik. Hukum ibadah kurban adalah sunnah, tapi bisa wajib jika berkurban karena dinazarkan sebelumnya.

Berkurban tidak hanya sebagai wujud pendekatan diri kepada Allah SWT (hablumminallah), tapi juga menjadi sarana meningkatkan empati dan solidaritas sesama manusia (hablumminannas).

Umum yang terjadi di masyarakat adalah daging kurban dibagikan. Agar teratur, biasanya panitia kurban memberikan kupon untuk ditukarkan dengan daging kurban.

Itu artinya, apakah orang yang berkurban tidak boleh memakan daging kurban sendiri? Haruskah orang yang berkurban membagikan daging kurbannya kepada orang lain?

Pertanyaan tersebut sering muncul setiap tahun menjelang atau saat Idul Adha. Dua ulama kharismatik, Ustadz Abdul Somad (UAS) dan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya telah menjelaskannya secara gamblang.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Skakmat! Jawaban Cadas Gus Baha kepada Orang yang Anggap Tawasul Syirik

Ulama kondang asal Rembang yang dijuluki manusia Al-Qur’an, yakni KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan jawaban menohok kepada orang yang memiliki pandangan bahwa tawasul kepada Nabi dan ulama serta orang-orang sholeh adalah perbuatan syirik.

Anggapan keliru sebagian umat Islam ini disampaian santri kinasih Mbah Moen dalam salah satu kesempatan ceramahnya.

“Tawasul Nabi katanya syirik, tawasul kuburan katanya syirik, padahal hanya tawasul,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube @Sudarnopranoto, Kamis (13/06/2024).

“Memosisikan orang sholeh ini sebagai pintu komunikasi dengan Allah, karena orang ini merasa tidak layak komunikasi langsung dengan Allah,” jelasnya.

“Sehingga bertawasul, berwasilah dengan orang sholeh. Faham ya? Itu dihukumi kafir,” imbuhnya.

Selengkapnya baca di sini

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat