, Cilacap - Syaikh Abu Hasan As-Syadzili merupakan salah seorang wali besar yang lahir di daerah Maghrib, Maroko pada tahun 1197 M. Berdasarkan riwayat beliau menyandang gelar wali agung berpangkat al-Ghauts.
Baca Juga
Advertisement
Ibnu ‘Arabi berpendapat bahwa maqam wali tertingi dinamakan al-Qutb (kutub) yakni poros alam. Terkadang juga dinamanakan Al-Ghauts yang artinya penolong atau sultanul awliya (rajanya para wali).
Beliau merupakan keturunan Rasulullah SAW melalui garis nasab Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Sepanjang hidupnya, beliau selalu mengesampingkan aspek-aspek duniawi dan hanya semata-mata ingin selalu dekat dengan Allah SWT.
Dalam perjalanan hidupnya, beliau tak luput dari onak durinya kehidupan. Beliau pernah ditimpa fitnah yang keji. Meski demikian, ia tidak menyerah dan patah arang. Dengan bekal cahaya ilmu yang dimilikinya dan kekuatan doa, beliau selamat dari fitnah keji itu.
Adapun kisah ini disarikan dari laman Islami.co yang bersumber terjemahan kitab Abu al-Hasan al-Syadzili: Hayatuhu, Tashawwufuhu, Talamidzuhu, wa Auraduhu karya Makmun Gharib.
Simak Video Pilihan Ini:
Kapal Kilat Maju Jaya-7 Hilang Kontak di Samudra Hindia, 10 ABK dalam Pencarian
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pengembaraan Intelektualnya
![Ilustrai- Kafilah pengendara unta di padang pasir. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/blank.png)
Pada abad 7 Hijriah, Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili berguru kepada Syekh Abdul Salam ibn Masyisy di Maroko yang mengajarkan salah satu nasihat penting, "Amal paling mulia adalah empat setelah empat,".
Empat pertama adalah cinta kepada Allah, ridha dengan ketentuan Allah, berpantang pada dunia (zuhud), dan tawakal kepada Allah.
Empat berikutnya adalah mengerjakan yang diwajibkan oleh Allah, menjauhi yang diharamkan Allah, sabar menghadapi yang tak diinginkan, dan menahan diri dari yang disukai.”
Setelah cukup lama berguru, belajar, dan mengikuti jalan mistiknya, pembimbing rohani tersebut menyarankan agar Syekh Al-Syadzili pergi ke Tunisia, lalu pindah ke sebuah Negeri bernama Syadzilah karena di tempat itu kelak Allah akan menganugerahinya nama ‘Al-Syadzili’.
Sesampai di Tunisia, Syekh Al-Syadzili menemukan Bukit Zaghwan dan memutuskan menetap di sana untuk berkhalwat ditemani seorang saleh, bernama Abu Muhammad Al-Habibi. Tatkala ketaqwaan dan keilmuannya sudah matang, ia merasa siap terjun ke tengah masyarakat untuk menyebarkan ajaran agama. Kapasitas ilmu dan kesalehannya segera mengangkatnya sebagai pusat perhatian.
Advertisement
Mendapatkan Fitnah Keji
![Sensasi Naik Unta Menjelajahi Padang Pasir China](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/0gj_S_uJwBFuMnHZoZFNCnc3jYU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2879513/original/010164100_1565598928-20190812-Sensasi-Naik-Unta-Menjelajahi-Padang-Pasir-China1.jpg)
Karena memiliki banyak murid di Tunisia, beberapa orang menjadi tidak senang dengan keberadaan Syekh Al-Syadzili. Salah satu orang yang tidak senang kepada beliau ialah hakim Abu Al-Qasim Al-Barra’. Rasa iri dan dengki mendorong dirinya menciptakan berbagai isu supaya para tokoh publik serta masyarakat umum ikut membenci dan mengucilkan Syekh Al-Syadzili.
Fitnah yang ia lontarkan di antaranya menyebut Syekh Al-Syadzili sebagai mata-mata Maroko yang datang ke Tunisia untuk menyebarkan paham Fatimiyah. Nasabnya yang tersambung ke Fatimah binti Rasulullah SAW dijadikan dalih yang menegaskan keterhubungan Syekh Al-Syadzili dengan Dinasti Fatimiyah tersebut.
Kabar bohong yang dihembuskan Al-Barra’ semakin panas, menyebabkan para penguasa Negeri gerah terusik. Akhirnya, sultan memanggil Syekh Al-Syadzili ke istana untuk didudukkan dalam persidangan dengan para ulama dan cendekiawan negeri.
Mereka bertanya-jawab terkait persoalan akidah, fikih, tasawuf, sampai masalah sosial dan politik. Selama proses tersebut sultan turut mendengarkan secara seksama di balik hijab. Mereka ingin membuktikan kebenaran keterkaitan Syekh Al-Syadzili dengan Dinasti Fatimiyah. Nyatanya, ia mampu menjawab setiap pertanyaan dengan cahaya ilmu dan keluhuran budi, hingga sultan beserta para petinggi pun meyakini kejujuran dan menghormati kualitas pribadinya.
Dilarang Beraktivitas di Luar Rumah
![Antusiasme Umat Muslim Laksanakan Taraweh Pertama Ramadan 1445 Hijriah di Masjid Istiqlal Jakarta](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/vhgSlEYt-11Zun991-V8hybw37k=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4769104/original/054734200_1710171938-20240311-Taraweh_Pertama_di_Istiqlal-ANG_7.jpg)
Syekh Al-Syadzili berhasil lolos dari serangan fitnah tak berdasar yang nyaris mengancam jiwanya, namun pembencinya Al-Barra’ tetap gigih melakukan tipu daya agar Syekh Al-Syadzili dieksklusi. Sultan sempat terpengaruh, sehingga ia mengeluarkan perintah yang melarang Syekh Al-Syadzili beraktivitas di luar rumah. Sebagai tahanan rumah, Syekh Al-Syadzili tidak berputus asa. Ia terus mendekat, memohon, dan bermunajat kepada Allah dengan salah satu kutipan doa berikut:
“Wahai Zat yang Kursi (kekuasaan)-Nya meliputi langit dan bumi; Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dia Mahatinggi dan Mahabesar. Aku memohon – dengan penjagaan-Mu – iman yang menenangkan hati, sehingga tidak risau akan urusan rezeki dan tidak takut kepada makhluk.”
Allah kemudian memberikan pertolongan kepada kekasih-Nya tersebut. Syekh Al-Syadzili dibebaskan oleh Sultan dan para pejabatnya. Mereka mengakui ketulusan serta ketaqwaan sang mursyid yang tidak memiliki kepentingan apapun, apalagi politik dinasti.
Advertisement
Selamat dari Fitnah Keji Berkah Cahaya Ilmu dan Doa
![Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/wa1GpZ8V19n88wfHs7dILOYoxYM=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4243646/original/000555100_1669712732-029349200_1648524463-masjid-maba-QhzQfD0ihnI-unsplash_1___1_.jpg)
Akan tetapi, sepak terjang Al-Barra’ yang ingin menjatuhkan Syekh Al-Syadzili belum berhenti di situ. Saat Syekh Al-Syadzili bermaksud melakukan perjalanan ke tanah suci Mekkah dengan melewati jalur Mesir, penguasa Mesir telah disurati terlebih dahulu oleh Al-Barra’ agar berhati-hati dengan keberadaan Syekh Al-Syadzili yang didesuskan sebagai pendukung Dinasti Fatimiyah dan berniat melakukan aksi pemberontakan di negerinya itu.
Singkat cerita, Sultan Mesir yang waspada terhadap ancaman keamanan negerinya tidak mengabaikan begitu saja surat peringatan tersebut. Meskipun, dia sendiri pun tak mau sepenuhnya percaya sebelum mengetahui siapa Syekh Al-Syadzili dan apa sebenarnya yang terjadi.
Kabar kedatangan Syekh Al-Syadzili di Mesir disambut oleh sultan dengan undangan makan kehormatan di istana beliau. Sultan bersama para ulama dan pembesar negeri berbincang dengan Syekh Al-Syadzili dalam rangka penyelidikan. Hasilnya, mereka pun terkesan dengan keilmuan dan kharisma spiritual Ulama Sufi tersebut. Menyadari sepenuhnya bahwa sang syekh hanya sebagai korban kedengkian dan tuduhan dusta hakim agung Tunisia.
Perjalanan hidup Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili sebagai seorang pemimpin agama maupun mursyid tasawuf membawanya sebagai tokoh Sufi terkemuka di mana para murid serta pengikutnya makin melimpah ruah dari negeri ke negeri, melintasi generasi ke generasi.
Namun demikian, ketika manusia semakin banyak yang mencintai, maka akan bermunculan juga yang membenci. Itu adalah hukum alam. Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili sendiri dengan keimanannya menyadari bahwa kedengkian dan fitnah yang dihadapi merupakan ketentuan Allah yang harus dijalani sebagai bagian dari tangga-tangga rohani demi mencapai hakikat keilahian.
Tiap pengalaman pahit yang dihadapi manusia, terutama terkait hubungan dengan manusia lain sejatinya perlu dimaknai sebagai cara Tuhan untuk membersihkan hati, menjauhkan dari kecenderungan dan ketergantungan terhadap makhluk manusia.
Bahwa hanya Allah yang pantas menempati singgasana hati manusia. Dengan demikian, rasa sakit yang ditimbulkan akibat perilaku fitnah, amarah, kecewa, dengki, dan dendam orang lain terhadap kita justru akan membantu meluruhkan kotoran-kotoran hati kita sendiri sejauh kemampuan kita dalam sabar dan tawakal.
Inilah kisah teladan Sang Wali, Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili yang sekaligus hal ini membuktikan kemuliaan atau karomahnya, sebab berkah ilmu pengetahuan dan doa yang tak henti beliau panjatkan membuatnya selamat dari ujian berupa fitnah yang keji.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Terkini Lainnya
7 Golongan Ini Amalnya Bak Debu Beterbangan, Tak Berguna di Hari Kiamat
Ini Pentingnya Mengetahui Tanda-Tanda Hari Kiamat, Ada Hikmah Mendalam
Tips Jitu Melatih Anak Berpuasa dari Sahabat Nabi, Jangan Galak-Galak!
Simak Video Pilihan Ini:
Pengembaraan Intelektualnya
Mendapatkan Fitnah Keji
Dilarang Beraktivitas di Luar Rumah
Selamat dari Fitnah Keji Berkah Cahaya Ilmu dan Doa
Syaikh Abu Hasan As-Syadzili
fitnah
Keji
Karomah Wali
Berita Islami
Islam
Kekuatan Doa
doa
Cahaya Ilmu
Rekomendasi
Kisah Syaikh Abu Hasan As-Syadzili, Diangkat Waliyulllah Semenjak Kecil
Amalan agar Rezeki Melimpah Tak Pernah Surut dari Syaikh Abu Hasan As-Syadzili
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Judi Online
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Populer
Spanyol Minta Bergabung dengan Afsel Gugat Israel di Mahkamah Internasional
7 Pintu Surga Terbuka Sesuai Amal Ibadah, Kamu Pilih yang Mana?
Gus Baha Minta Jangan Minder Kerja ke Nonmuslim, Sitir Kisah Ali bin Abi Thalib
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
Pendapat Suro atau Muharram Bulan Petaka adalah Suudzon kepada Allah, Kata Buya Yahya
Malaikat Akan Mendoakanmu dalam Situasi Ini, Kata Buya Yahya
Benarkah Menikah di Bulan Muharram Mendatangkan Sial? Begini Pandangan Islam
Top 3 Islami: Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Juli 2024: Muharram, Tasu'a, Asyura, Ayyamul Bidh Lengkap Niat dan Tata Caranya
Keutamaan Ayat Seribu Dinar, Jaminan Rezeki Lancar dan Terhindar dari Kesulitan
Kenapa Minta Petunjuk Allah dalam Kehidupan Sehari-hari Penting? Buya Yahya Ungkap Kedahsyatannya
Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Euro 2024: Sukses Hancurkan Rumania 3-0, Ronald Koeman Masih Punya Satu Penyesalan soal Permainan Belanda
Hasil Euro 2024: Segel Perempat Final, 2 Gol Mantan Bek Juventus Antarkan Turki Sikat Austria
Berita Terkini
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Cara Mencairkan Daging Sapi yang Masih Membeku, Jangan Cuma Cepat tapi Harus Aman
IHSG Berbalik Arah ke Zona Merah, Saham TINS Menghijau
Gelar Unpacked 2024 di Paris, Ini Deretan Gadget yang bakal Dirilis Samsung
Top 3: Data PDN Dibobol Hacker, 1.479 Permohonan Izin Usaha Lumpuh
Top 3 Islami: Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Juli 2024: Muharram, Tasu'a, Asyura, Ayyamul Bidh Lengkap Niat dan Tata Caranya
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Cuaca Hari Ini Rabu 3 Juli 2024: Langit Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan
Jangan Biarkan Pelek Sepeda Motor Peyang, Akibatnya Bisa Fatal
3 Ribu Polisi Siap Amankan Suroan dan Suran Agung di Madiun 6-7 Juli 2024, Pesilat Diimbau Tertib
Terjerat Skandal Doping, Mantan Pesakitan Manchester United Umbar Ambisi Besar
Waspada Belanda, Turki Bikin Pelatih Austria Ralf Rangnick Menyesal Tak Bisa Lanjut di Euro 2024
Mengenal Telaga Biru Cicerem, Wisata Alam Cantik di Kuningan Jawa Barat
3 Resep Ayam Kukus Suwir yang Lezat supaya Tidak Selalu Makan Gorengan