, Banten - Ribuan masyarakat menghadiri puncak peringatan Haul ke-130 Syekh Nawawi Al-Bantani, di Pondok Pesantren Annawawi Tanara, Provinsi Banten, Jumat (19/5/2023) malam.
Sempat digelar terbatas karena pandemi Covid-19, haul tahun ini kembali terbuka untuk umum. Hal ini disyukuri oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
"Haul ke-129 Syekh Nawawi Al-Bantani pada tahun lalu digelar terbatas karena pandemi Covid-19. Kita bersyukur, haul ke-130 malam ini, kita buka untuk umum dan telah melaksanakan berbagai acara keislaman," kata Wapres KH Ma'ruf Amin,dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Minggu (21/5/2023).
Advertisement
Baca Juga
"Syekh Nawawi Al-Bantani merupakan seorang ulama Indonesia bertaraf internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram," sambung Wapres.
Wapres juga menjelaskan bahwa Syekh Nawawi Al-Bantani selain sebagai seorang ulama dan intelektual juga sangat produktif dalam menulis kitab. Tidak kurang dari 115 kitab yang telah ia tulis, meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.
"Haul Syekh Nawawi Al-Bantani Tahun depan kita adakan acara yang lebih besar lagi," tandas Ma'ruf Amin.
Tampak hadir di jajaran VVIP, Menko Polhukam, Mahfud MD, Menpora, Dito Ariotejdo, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawangsa, dan pejabat negara lainnya. Selain itu, tampak juga para ulama dan pimpinan pondok pesantren, serta ribuan jemaah yang datang dari berbagai daerah.
Bagi masyarakat Indonesia dan sebagian pemikir Islam di dunia, Syekh Nawawi Al-Bantani bukanlah nama yang asing. Berbagai kitabnya banyak dijadikan rujukan. Selain itu, Syekh Nawawi adalah salah satu dari sangat sedikit orang asli Indonesia yang menjadi imam Masjidil Haram, Makkah.
Simak Video Pilihan Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kisah Perjalanan Syekh Nawawi Al-Bantani
Nama Syekh Nawawi Al-Bantani begitu populer di Indonesia. Beliau adalah salah satu imam Masjidil Haram yang berasal dari Indonesia.
Tak hanya itu, Syekh Nawawi Al-Bantani juga merupakan guru atau pengajar sekaligus ilmuwan yang melahirkan banyak kitab dan literatur untuk generasi mendatang.
Tentu bukan perjalanan singkat untuk mencapai level seperti Syekh Nawawi. Dia disegani, baik di negeri sendiri maupun di negeri orang. Berikut adalah kisah singkat perjuangan Syekh Nawawi sebelum diangkat menjadi Imam Masjidil Haram.
Mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Banten dpk.bantenprov.go.id, Syekh Nawawi dilahirkan pada tahun 1230 H/ 1813 M di Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dan wafat di Mekah pada tahun 1314 H/ 1897. Makamnya terletak bersebelahan dengan makam Ummul Mukminin Sayyidah Khadijah ra, di Ma’la.
Setiap tahun haul beliau selalu diperingati di tanah kelahirannya, Tanara, pada hari Kamis pada Minggu terakhir bulan Syawal. Acara haul selalu dihadiri oleh petinggi negeri dan ulama-ulama besar di tanah air. Pada tahun 2021 misalnya, hadir wakil presiden Indonesia KH Ma’ruf Amin dan Gus Baha, ulama muda yang digadang-gadang sebagai penerus KH. Maemoen Zubair.
Nama lengkap Syekh Nawawi adalah Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi al-Jawi al-Bantani. Sebutan al-Jawi digunakan untuk menunjukkan bahwa Syekh Nawawi adalah berkebangsaan Jawa. Pada saat itu, Banten adalah eks-kerajaan Islam yang kemudian oleh kolonial Belanda dijadikan sebagai Karesidenan. Jawa lebih dikenal layaknya sebagai sebuah negeri, karena Negara Indonesia pada saat itu belum terbentuk.
Sedangkan Al-Bantani merupakan nisbat yang digunakan untuk membedakan imam Masjidil Haram asal Indoneesia ini dengan Muhyiddin Zakariya Yahya bin Syaraf bin Al-Marri al-Khazaimi atau lebih dikenal dengan sebutan Imam Nawawi, seorang ulama besar dalam madzhab Syafi’i yang sangat produktif dari Nawa, Damaskus yang hidup sekitar abad 13 H. atau tepatnya tahun 1631 H/1233 M.
Advertisement
Nasab Sunan Gunung Jati
Di lingkungan kelurganya Syekh Nawawi dikenal dengan sebutan Abu Abdul Mu’thi. Ayahnya bernama Kiai Umar bin Arabi, seorang penghulu, ulama dan pemimpin masjid dan pendidikan Islam Tanara, Banten, sedang ibunya bernama Zubaidah, penduduk asli Tanara. Syekh Nawawi merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihab ad-Din, Tamim, Sa’id, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah.
Syekh Nawawi merupakan keturunan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati, Cirebon. Tepatnya keturunan dari putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bernama Sunyararas (Taj Al-Arsy). Dari silsilah ayahnya, garis keturunan Syekh Nawawi sampai kepada Nabi Muhammad saw. sedang dari ibunya, sampaik kepada Muhammad Singaraja.
Sebagai putra seorang tokoh agama di Tanara, Syekh Nawawi mendapat tempat di lingkungan keluarga yang agamis. Oleh karena itu, sejak kecil ia sudah mendapatkan pelajaran keagamaan baik berupa ilmu pengetahuan maupun teladan prilaku dari keluarganya sejak kecil, Syekh Nawawi dikenal sebagai sosok yang rajin dan tekun belajar. Ia juga dikenal sebagai seorang yang tawadhu’, zuhud dan bertakwa kepada Allah, sehingga teman sejawatnya, Abdul Sattar ad-Dahlawi menyebutnya, sebagai “Muttaqin”.
Belajar di Pesantren
Ketika berusia 5 tahun, Syekh Nawawi bersama saudara-saudaranya mendapat pendidikan agama langsung dari ayahandanya. Ilmu-ilmu yang dipelajari meliputi pengetahuan dasar bahasa Arab, fikih, tauhid dan tafsir.
Setelah 3 tahun belajar pengetahuan-pengetahuan dasar tersebut, Syekh Nawawi kemudian menimba ilmu ke beberapa pesantren di Jawa. Bersama kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad. Nawawi muda berguru kepada Kiai Sahal, seorang ulama Banten yang terkenal pada saat itu. Setelah merasa cukup belajar pada Kiai Sahal, ia dan kedua adiknya merantau dan berguru lagi kepada Raden Haji Yusuf di Purwakarta.
Pergi ke Makkah
Beberapa alasan yang membuat Syekh Nawawi pergi ke Mekkah adalah, pertama, keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Kedua, keinginan untuk mencari ilmu. Sebagaimana diketahui, bahwa sejak kecil Syekh Nawawi memiliki kemauan yang tinggi dalam hal belajar. Apalagi dengan mempertimbangkan keberadaan kota Mekkah saat itu- bahkan juga kini- adalah merupakan kota penting bagi umat Islam.
Selain Mekkah menjadi tempat ibadah mulia dalam Islam tetapi juga merupakan pusat pendidikan agama. Ketiga, situasi dan kondisi tanah air yang tidak kondusif bagi perkembangan keilmuan dan keagamaan. Pada saat itu, campur tangan pemerintah kolonial Belanda dalam kehidupan sosial agama masyarakat sangat kuat. Setiap gerak gerik umat Islam selalu diawasi dan dibatasi oleh mereka.
Selama di Mekkah, Syekh Nawawi menimba ilmu kepada beberapa ulama yang bertempat tinggal di Masjidil Haram. Di situ, Syekh Nawawi memperdalam banyak fan ilmu, seperti ilmu kalam, bahasa dan sastra Arab, ilmu hadits, tafsir, usul fikih dan lain-lain. Setelah sekitar 30 tahun menimba ilmu dari ulama-ulama di Mekkah, Madinah, Mesir dan Syiria, Syekh Nawawi mendapat banyak pembendaharaan ilmu keagamaan serta mendapat pengalaman-pengalaman yang relatif cukup memadai untuk menjadi seorang ulama dan guru besar di Masjidil Haram. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya, maka pada tahun 1860 M., Syekh Nawawi mulai aktif mengajar setiap hari di Masjidil Haram.
Mengajar, Menulis dan dan Menjadi Imam Masjidil Haram
Selama mengajar di Masjidil Haram, Syekh Nawawi dikenal sebagai seorang guru yang simpatik, komunikatif, mudah difahami penjelasannya dan sangat dalam ilmunya sehingga membuat para muridnya berbondong-bondong dari seluruh penjuru dunia datang kepadanya untuk menimba ilmu, dan sebagian besar berasal dari Indonesia. Di antara ulama-ulama Indonesia yang berasal dari Indonesia atau Jawa yang dianggap paling poluler di Mekkah adalah Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syekh Akhmad Khatib Al-Minangkabawi.
Di samping mengajar, mengarang dan menjadi Imam di Masjidil Haram, Syekh Nawawi juga tidak luput memantau perkembangan sosial politik di Tanah Air melalui para muridnya yang berasal dari Indonesia, dan juga tak ketinggalan ia turut serta menyumbangkan ide-ide dan pemikirannya untuk kemajuan masyarakat Indonesia.
Sesungguhnya pada waktu itu, di samping dari para murid yang datang dari Indonesia. Syekh Nawawi- dan juga para Syekh atau ulama lain yang berasal dari Indonesia juga mendapatkan informasi tentang perkembangan situasi sosial politik yang sedang terjadi dari jamaah haji dari Indonesia yang datang ke Mekkah dan Madinah. Karena selain melaksanakan ibadah haji, mereka juga bertukar informasi terutama tentang situasi dan kondisi yang ada di kawasan masing-masing.
Oleh karena itu, selain pelajaran agama, Syekh Nawawi juga mengajarkan makna kemerdekaanm anti kolonialisme dan imperialism dengan cara yang halus. Karena, bagi Syekh Nawawi, betapa perlu dan mendesaknya untuk mencetak kader-kader patriotic yang kelak mampu menegakkan kebenaran, menumpas kebatilan dan menghancurkan kedzaliman.
Hasil didikan Syekh Nawawi sikap “anti penjajah” yang disampaikan secara halus tersebut, kemudian diartikulasikan oleh para muridnya setelah mereka kembali ke Tanah Air. Hal ini misalnya, Nampak dalam perjuangan Hadratussyekh Kiai Hasyim Asy’ari di saat revolusi fisik tengah terjadi. Pada saat itu, ia mengeluarkan “Resolusi Jihad” yang berisi seruan untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah dari Tanah Air Indonesia. Hasil dari Resolusi Jihad tersebut adalah meletusnya peristiwa 10 November di Surabaya yang kemudian setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan secara Nasional.
Syekh Nawawi akan selalu dikenang
Syekh Nawawi adalah contoh sekaligus bukti bahwa ulama Islam dari selain Arab, seperti Indonesia tidak ketinggalan dengan ulama-ulama Timur Tengah. Secara garis besar, buah ilmu karya Syekh Nawawi menjadi bahan utama dan sering dikaji di pesantren-pesantren seluruh Indonesia, menurut seorang peneliti berkebangsaan Belanda, Prof. Martin Van Bruinisen di antara kitab karya Syekh Nawawi yang sering dikaji di pesantren adalah Kasyiafah Asy-Syaja, Sullam Al-Munajjat, Uqud Al-Lujain, At-Tsimar Al-Yaniah fi Riyad Al-Badiah, Fath Al-Majid, Tijan Durari, Nur Ad-Dzalam, dan karya beliau yang paling popular dan fenomenal adalah Tafsir Munir.
Kehadiran seorang ulama dari tanah Banten dengan kitab-kitab hasil karyanya tersebut memberikan andil yang sangat besar dalam bidang pendidikan dan khazanah keilmuan bagi kaum muslimin dunia, dan Indonesia,khususnya masyarakat tradisional (pesantren) di tanah Jawa, inilah yang menjadi sebab mengapa sampai hari ini masyarakat pesanteren sering di identikkan dengan kaum tradisional dan penghormatan mereka kepada Syekh Nawawi hingga saat ini masih sangat luar biasa, meskipun sudah ratusan tahun berlalu, tak lain ini karena pengaruh dari goresan tinta beliau yang dituangkan dalam kitab-kitab hasil karnyanya tersebut.
Aktivitasnya di bidang keilmuan ini dijalani oleh Syekh Nawawi hingga akhir hayatnya. Pada tanggal 25 Syawwal 1314 H/ 1897 M, di Syi’ib Ali, Mekkah Al-Mukarramah, beliau wafat dan dimakamkan di Ma’la berdekatan dengan makam Ibn Hajar dan Sayyidah Asma’ binti Abu Bakar Ash-shiddiq, Rahimakumllah ya Syekhana, semoga Allah mencurahkan kasih sayang dan limpahan rahmat-Nya untukmu.
Tim Rembulan
Terkini Lainnya
Kisah Perjalanan Syekh Nawawi al-Bantani Sebelum Diangkat Menjadi Imam Masjidil Haram
Inara Rusli Putuskan Lepas Cadar, Bagaimana Hukum Wanita Buka Cadar dalam Islam?
Inara Rusli Mantap Lepas Niqab, Begini Hukum Cadar Menurut 4 Mazhab
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Perjalanan Syekh Nawawi Al-Bantani
Nasab Sunan Gunung Jati
Mengajar, Menulis dan dan Menjadi Imam Masjidil Haram
Syekh Nawawi al-Bantani
Haul Syekh Nawawi Al-Bantani
masjidil haram
Makkah
Banten
Rekomendasi
Macam-Macam Maksiat Hati dan Bahayanya Menurut Syekh Nawawi
Kisah Mengerikan saat Syekh Nawawi Sholat di Mulut Ular Raksasa
Mulai Sekarang Jangan Tidur Dulu.. Baca Basmalah 21 Kali, Syekh Nawawi Ungkap Fadhilah Dahsyatnya
Top 3 Islami: Saat Syekh Nawawi Perlihatkan Ka'bah di Jakarta, Kisah Karomah 2 Wali Madura
10 Golongan yang Sholatnya Tidak Diterima Allah, Jangan-Jangan Kita Termasuk
Saat Syekh Nawawi Menunjukkan Ka’bah di Masjid Jakarta, Kisah Karomah Wali
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Dewan Pers Minta Kapolri-Kapolda Usut Kebakaran Rumah Wartawan di Karo
MKD: 2 Anggota DPR dan 58 Staf Terlibat Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 1,9 Miliar
MKD DPR Sebut Hanya 2 Anggota Dewan yang Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
PPP Sebut Pernyataan KPU soal Usia Cagub-Cawagub Bukan Hanya untuk Kaesang
TOPIK POPULER
Populer
Bolehkah Puasa di Tanggal 1 Muharram alias 1 Suro, Bagaimana Hukumnya?
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
25 Contoh Mata Lomba untuk Meriahkan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, Cekidot!
Benarkah Menikah di Bulan Muharram Mendatangkan Sial? Begini Pandangan Islam
Top 3 Islami: UAH Ungkap Jalan Keluar dari Kemiskinan, 30 Tanda Kiamat Menurut KH Hasyim Asy'ari
Kenapa Minta Petunjuk Allah dalam Kehidupan Sehari-hari Penting? Buya Yahya Ungkap Kedahsyatannya
Mau Bikin Orang Tua Senang di Alam Kubur? Lakukan 3 Hal Ini Kata Buya Yahya
Malaikat Akan Mendoakanmu dalam Situasi Ini, Kata Buya Yahya
Inilah yang Akan Selamatkan Indonesia Menurut Gus Baha
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 3 Juli 2024
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Hasil Euro 2024: Cody Gakpo dan Donyell Malen Menyala, Belanda Sikat Rumania 3-0 untuk Tiket Perempat Final
Tonton Live Streaming Euro 2024 Rumania vs Belanda, Segera Dimulai
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Rabu 3 Juli Pukul 02.00 WIB: Siapa Lolos ke 8 Besar?
Berita Terkini
2 Kawah Danau Kelimutu Mendadak Berubah Warna, Ada Apa?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 3 Juli 2024
PKB Lirik Sandiaga Uno Maju Pilkada Jawa Barat 2024
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Korban Tewas Insiden Terinjak-injak di Acara Keagamaan India Bertambah Jadi 116 Orang
Sarana Air Besi PNM untuk Warga Ngeco Bantul
Link Live Streaming Euro 2024 Austria vs Turki, Sebentar Lagi Tanding
Benarkah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menentang Aqidah Asy'ariyah? Ini Kata Buya Yahya
Usai Masjidil Haram, Jemaah Haji Sakit Kini Difasilitasi Ziarah ke Nabawi
Mirip 'University War', Simak 5 Fakta Menarik Clash Of Champions
7 Fenomena Astronomi Juli 2024, Ada 2 Hujan Meteor
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Hasil Euro 2024: Cody Gakpo dan Donyell Malen Menyala, Belanda Sikat Rumania 3-0 untuk Tiket Perempat Final
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga