uefau17.com

Rekomendasi 5 Pesantren Ternama di Bandung, Berkualitas dan Punya Fasilitas Lengkap - Islami

, Bandung - Bandung seringkali diidentikkan dengan kuliner, alam dan budayanya, tapi ternyata Bandung juga dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren ternama dan berkualitas.

BACA JUGA: VIDEO: Viral Pemotor Ngeyel Terjebak Cor Jalan Basah di Bandung Barat, Tidak Ada yang Menolong

Bahkan popularitasnya sudah terkenal hingga ke seluruh penjuru Nusantara, sehingga tak heran banyak orang tua yang mempercayakan putra-putrinya untuk mengenyam pendidikan di sana.

Berikut rekomendasi 5 pesantren ternama di Bandung, berkualitas serta punya fasilitas lengkap.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pesantren Hidayatullah Bandung

Pondok Pesantren Hidayatullah Bandung merupakan cabang dari Pesantren Hidayatullah Balikpapan Kalimantan Timur, yang dirintis oleh KH. Abdullah Said. Sebagai cabang, Pesantren Hidayatullah Bandung secara resmi didirikan pada tanggal 18 Maret 1991 bertempat di Jl. Melong, Karapitan Kota Bandung.

Diawali oleh penugasan da’i Hidayatullah dari Surabaya, yaitu Ust. Drs. Ainur Rofiq. Kemudian  beberapa aktivis bergabung untuk ikut serta merintis Pesantren Hidayatullah Bandung, antara lain: Ust. Abdullah Asgar, Ust. Ujang Sutisna, Ust. Dadang Kusmayadi, Ust. Agus Hidayat, dan Ust. Wisnu Pramudia.

Sejak tahun 2010 Pondok Pesantren Hidayatullah Bandung mulai merintis sekolah formal jenjang MTs dengan program unggulan Tahfizh Al Qur’an. Di tahun 2013 ponpes ini meluluskan santri angkatan pertama sebanyak 14 orang santri, kemudian setelah itu langsung membuka pendidikan jenjang MA dengan program unggulan yang sama.

Hingga saat ini Pondok Pesantren Hidayatullah telah mengelola beberapa unit amal usaha, antara lain:

  • Di bidang Pendidikan: Ma’had Aly, MA, MTs, MI, RA, dan Daycare.
  • Di bidang Ekonomi : Kantin Sakinah dan Air minum isi ulang.
  • Di bidang sosial: Mitra Zakat BMH. yang berdiri dan beraktivitas di 3 kampus, yaitu Kampus 1 Padasuka, Kampus 2 Sadu, dan Kampus 3 Sukajadi.
3 dari 6 halaman

Pesantren Daarut Tauhiid

Lahirnya Daarut Tauhiid (DT) berawal dari kegiatan kelompok pengajian yang dipelopori KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pada Ramadhan 1407 H atau bertepatan dengan tahun 1986. Kelompok pengajian tersebut diberi nama Kelompok Mahasiswa Islam Wirausaha (KMIW).

Seiring semakin banyaknya program yang dilakukan KMIW dan melakukan studi banding ke beberapa pesantren, khususnya di wilayah Jawa Barat, maka pada tahun 1990 KMIW diubah namanya menjadi Yayasan DT, tepatnya pada tanggal 4 September 1990 yang dikukuhkan dengan Akta Notaris Wiratni Ahmadi, S.H. No. 8. 

Perkembangan selanjutnya, pada bulan Juli 1993 berdiri Masjid DT berlantai tiga, tepatnya di Jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung. Masjid ini sering dijuluki sebagai “Masjid Seribu Tangan” karena dibangun secara gotong royong oleh ribuan masyarakat dan jamaah DT. Untuk menopang aktivitas dakwah kemudian dikembangkan kegiatan ekonomi yang diperkuat dengan pembentukan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT, yang secara resmi berdiri pada tanggal 9 April 1994.

Selanjutnya, pendirian MQ Corporation atau PT Manajemen Qolbu pada tahun 2002. Pendirian kedua badan usaha tersebut menjadikan aktivitas usaha atau ekonomi yang semula dilakukan secara langsung oleh Yayasan DT (secara kelembagaan) maupun sebagian pengelola/karyawan Yayasan DT (secara perorangan) menjadi lebih tertata.

Sebagaimana Visi Daarut Tauhiid adalah “Menjadi lembaga dakwah tauhid untuk menghasilkan generasi ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar yang menjadi rahmat bagi sekalian alam.” Untuk mencapai visi tersebut, Daarut Tauhiid mengemban misi sebagai berikut: Mengembangkan dakwah tauhid rahmatan lil âlamîn serta Membina generasi ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar.

4 dari 6 halaman

Pondok Pesantren Al Wafa

Pondok Pesantren Al-Wafa’ merupakan pondok pesantren mahasiswa yang terletak di pinggir Kota Bandung. Respon atas usulan dari para murid bapak KH. Rahmad Syafe’i, dari mahasiswa dan para jamaah pengajian melatarbelakangi berdirinya pondok pesantren ini.

Pendirian pondok mahasiswa memang lantas sangat berguna untuk mengawasi dan meningkatkan kesadaran keagamaan mahasiswa yang belajar di lingkungan kampus. 

Di permulaan berdirinya pesantren ini,  jumlah santri hanya berkisar sekitar 10 santri laki-laki saja. Satu tahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi sebanyak 60-an, santri laki-laki dan perempuan, dan pada tahun 2017 total jumlah santri sudah mencapai kurang lebih 168 santri laki-laki dan perempuan,  perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Para santri yang datang untuk belajar di ponpes ini pun beragam asalnya, dari yang paling dekat dengan daerah sekitar Ponpes Al Wafa, sampai pulau seberang yang jauh sekalipun, seperti Merauke, dan semuanya terhimpun menjadi satu dalam satu atap pesantren. Dari perbedaan asal inilah, yang akhirnya menjadikan para santri kaya akan bahasa dan pengetahuan baru mengenai adat dan budaya di indonesia.

Lokasi pondok pesantren Al Wafa berjarak sekitar 1400 M/ 1,4 Km dari Kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung atau membutuhkan waktu sekitar 15 menit dalam menempuh jarak tersebut, jika ditempuh dengan berjalan kaki. Ponpes Al Wafa berdiri di atas tanah seluas 500 M2, tepatnya di RT : 03 RW :01  jalan Cibiru Hilir No.46 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Indonesia.

5 dari 6 halaman

Ponpes Al Basyariyah

Ponpes Al Basyariyah adalah salah satu pesantren tersohor di wilayah Bandung. Ponpes ini dikenal sebagai pesantren modern dengan santri yang berasal dari berbagai daerah di kawasan Jawa Barat.

Ponpes Al Basyariyah Bandung didirikan oleh Drs. KH. Saeful Azhar pada tahun 1982. Di atas tanah dengan luas 17 hektar, ponpes ini tumbuh dan berkembang pesat bahkan mempunyai 4 kampus di wilayah Bandung.

Pendiri ponpes ini mempunyai sejarah mengenyam pendidikan di ponpes Gontor Ponorogo. Maka dari itu warna pendidikan yang diajarkan di ponpes ini juga sedikit banyak terinspirasi dari ponpes ternama di Jatim tersebut.

Kurikulum pendidikan yang diterapkan di Pesantren Al Basyariyah di Bandung ini yakni TMI. Kurikulum tersebut merupakan perpaduan dari sistem pembelajaran secara formal di kelas dengan pendidikan tradisional diniyah. Kurikulum ini hampir mirip dengan Gontor yang dikenal sebagai KMI.

Muatan kurikulum tersebut dibagi menjadi 4 yakni Ilmu Bahasa, Kajian Agama Islam, Ilmu Pengetahuan Sosial serta Sains & Teknologi. Jenjang pendidikan di ponpes ini yaitu Mts dan MA yang menerapkan muatan lokal pondok pesantren.

6 dari 6 halaman

Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan

Sejarah Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan dimulai oleh kedatangan tiga orang alumni Pondok Modern Gontor, yaitu Ust. Mahrus As'ad, Ust. Dede Rohanda, dan Ust. Suismanto menghadap ke alumni senior yaitu Ustadz KH Ujang Muhammad HM yang kebetulan pada saat itu beliau sedang memimpin sebuah lembaga pendidikan umum (SMP/SMA) yang berada di J1. Denki Selatan V Kodya Bandung.

Mereka bertiga mengutarakan maksud untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam yang bernuansa Gontor dan berasrama penuh, yang tidak mengizinkan santrinya pulang pergi, sehingga mengganggu proses pendidikan dan pengajaran.

Untuk merealisasikan ide yang mulia ini, maka pada tanggal 17 Juli 1989 secara resmi didirikan sebuah lembaga Pendidikan Islam ala Gontor, yang diberi nama Pondok Modern Miftahul Jannah, dengan jenjang pendidikan KMI ( Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyah ) yang masa belajarnya enam tahun.

Lembaga itu terletak di Jl. Denki Selatan V Regol Bandung, tepatnya di lokasi SMP/SMA Sebelas Maret. Tempat belajar/kelas waktu itu masih menumpang di SMP/SMA Sebelas Maret. Kemudian pimpinan pesantren Bapak KH.U.Muhammad HM. membuat satu ruangan kamar guru, dan atas sumbangan dari Ibu Drs. Tri Kusumo bersama kawan-kawan dibuatlah satu unit kamar mandi dan MCK.

Penulis : Putry Damayanty

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat