, Jakarta Meski memiliki penampilan yang unik dan menarik, ikan buntal ternyata menyimpan bahaya yang sangat serius. Ikan ini mengandung zat yang disebut tetrodotoxin, di mana membuatnya terasa tidak enak saat memakannya. Bahaya ikan buntal perlu diwaspadai, karena racun alami di kulit, hati dan ovarium bisa sangat mematikan.
Baca Juga
Advertisement
Dalam dunia ilmiah, tetrodotoxin bahkan dianggap sebagai salah satu jenis racun paling mematikan di dunia. Zat ini memiliki kekuatan mematikan hingga 1.200 kali lebih beracun daripada sianida. Meski sudah mengetahui bahaya ikan buntal, masih ada beberapa komunitas di Asia yang mengonsumsi ikan ini setelah melalui proses pengolahan khusus.
Untuk menghindari bahaya ikan buntal, maka bagian-bagian yang mengandung tetrodotoxin, seperti kulit, hati dan ovarium harus dihilangkan secara menyeluruh. Selanjutnya, ikan buntal diolah dengan cara yang tepat, termasuk merendamnya dalam air garam selama beberapa jam dan memasaknya dengan suhu yang tinggi.
Menikmati hidangan ikan buntal yang lezat tentu menjadi kepuasan tersendiri bagi beberapa orang. Namun, kesalahan dalam pengolahan ikan ini dapat berakibat fatal. Berikut ini bahaya ikan buntal yang rangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/3/2024).
ikan buntal dianggap lebih bahaya dari sianida
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bahaya Ikan Buntal dan Gejalanya
![Ikan Buntal, Makanan Lezat yang Juga Bisa Jadi Racun Mematikan!](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/t_ZH_vcbj8K9KhR6VezN5a_2dDY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1227066/original/000303200_1462769013-pufferfish-japan-poison.0.0.jpg)
Ikan sering dianggap sebagai makanan yang menyehatkan, terutama karena kandungan lemaknya dianggap bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua jenis ikan aman untuk dikonsumsi. Beberapa di antaranya bahkan dapat mengandung racun yang sangat berbahaya jika tidak diolah dengan benar, seperti pada ikan buntal.
Ikan buntal mengandung racun, khususnya tetrodotoxin dan neurotoxin, sehingga pengolahan ikan ini memerlukan kehati-hatian khusus. Seorang koki harus memiliki pelatihan khusus untuk memotong daging ikan buntal, karena beberapa bagian seperti hati, gonad, usus dan kulit mengandung racun tersebut. Menurut Center for Disease Control and Prevention, jika bagian ini tidak dibuang atau diolah dengan benar, konsumsi ikan buntal dapat menyebabkan keracunan, dengan risiko kematian mencapai 60 persen.
Tetrodotoxin sendiri termasuk dalam kategori racun paling mematikan di dunia. Perlu dicatat bahwa selain ditemukan pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada kodok dan ikan mola-mola. Ketika seseorang mengalami keracunan ikan buntal, ada empat tahap gejala yang dapat terjadi:
Tahap 1:
- Area di sekitar mulut terasa kebas atau mati rasa.
- Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, atau diare.
- Gejala muncul sekitar 10–45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
Tahap 2:
- Mati rasa di bagian wajah.
- Kesulitan berbicara atau cadel.
- Kehilangan keseimbangan dan tubuh terasa lemah atau tidak bisa bergerak.
Tahap 3:
- Tubuh menjadi lumpuh atau tidak dapat digerakkan.
- Kesulitan bicara.
- Gagal napas.
- Pupil mata membesar.
Tahap 4:
- Gagal napas parah.
- Kadar oksigen dalam tubuh berkurang.
- Detak jantung melambat (bradikardia).
- Tekanan darah menurun (hipotensi).
- Gangguan irama jantung.
- Penurunan kesadaran.
Gejala keracunan ikan buntal bisa muncul dalam waktu 20 menit hingga 3 jam setelah mengonsumsi ikan, dan dalam beberapa kasus, gejala bisa muncul bahkan setelah 20 jam. Penanganan segera sangat penting, karena tanpa itu, kematian dapat terjadi dalam 4–6 jam setelah mengonsumsi ikan buntal. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan edukasi masyarakat terkait bahaya ikan buntal serta upaya pencegahan dan penanganan yang cepat.
Advertisement
Cara Mengatasi Keracunan Ikan Buntal
![Ilustrasi ikan buntal (Pixabay)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/4ac0da2YXMnuEDzz3yieO_pM2mA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2625103/original/073252100_1546924617-puffer-fish-882440_960_720.jpg)
1. Varian Spesies dan Distribusi Geografis
Ada lebih dari 100 spesies ikan buntal yang termasuk dalam keluarga Tetraodontidae. Ikan ini dapat ditemukan di berbagai perairan, baik air asin seperti samudra Pasifik dan Laut Merah, maupun air tawar seperti sungai Mekong dan sungai Amazon. Dengan ciri-ciri tubuh yang panjang dan meruncing, kepala bundar, bibir menonjol, dan perut besar, ikan buntal memperlihatkan variasi yang menarik. Ikan buntal tidak memiliki sisik, meskipun beberapa memiliki duri. Kemampuannya untuk mengubah arah berenang dan bahkan berenang mundur memberikan daya tarik tersendiri. Varian spesies meliputi ikan buntal fahaka, ikan buntal harimau, ikan buntal kerdil, ikan buntal bintik hijau dan masih banyak lagi.
2. Dimensi Besar dan Kecilnya Ikan Buntal
Ikan buntal dapat mencapai dimensi yang mencengangkan, tergantung pada spesiesnya. Terbesar yang tercatat memiliki panjang empat kaki atau sekitar 47 inci, bahkan melampaui panjang bayi buaya. Distribusi geografisnya meliputi wilayah Australia, Jepang, dan Afrika. Di sisi lain, ikan buntal terkecil dengan panjang kurang dari satu inci dapat ditemui di sekitar India Barat Daya. Meskipun ukurannya kecil, ikan ini memiliki keunikan menarik, yaitu kemampuan untuk memilih jenis kelamin, menjadi jantan atau betina.
3. Kemampuan Menggembungkan Diri
Karena gerakannya lambat dan warnanya mencolok, ikan buntal rentan terhadap predator. Untuk mengatasi ancaman ini, ikan buntal memiliki kemampuan menggembungkan diri, mengambil udara hingga tiga kali lebih besar dari ukuran tubuhnya. Selain itu, duri-duri yang bisa menonjol membantu menghindari pemangsa. Tindakan ini membuat ikan buntal menjadi sulit dimangsa oleh predator.
4. Tingkat Racun yang Memprihatinkan
Ikan buntal termasuk dalam kategori hewan beracun. Saat terancam, ikan ini menggembungkan diri dan melepaskan racun tetrodotoxin atau TTX dari kulitnya. TTX ini merupakan bahan kimia yang 100 kali lebih beracun dibandingkan sianida. Konsumsi sekitar 1–4 miligram TTX murni dapat berakibat fatal bagi manusia. Keracunan ikan buntal dapat menimbulkan gejala mual, muntah, hingga kematian. Di Jepang, beberapa kasus keracunan makanan disebabkan oleh konsumsi ikan buntal.
5. Keterampilan Membangun Sarang
Ikan buntal yang memiliki bintik putih menunjukkan kebiasaan unik dengan membangun sarang. Ikan buntal jantan membuat sarang berbentuk bulat dengan diameter enam kaki di pasir. Sarang ini bertujuan untuk menarik perhatian ikan betina. Jika berhasil, ikan betina akan meletakkan telur dalam sarang tersebut, dan ikan jantan dapat membuahinya. Selain itu, ikan buntal jantan juga membuat sarang dari sperma mereka untuk melindungi diri dari pemangsa, karena bau sperma yang busuk dapat membuat pemangsa menjauh.
6. Gigi yang Terus Bertumbuh
Ikan buntal memiliki empat gigi, dua di bagian atas dan dua di bagian bawah, yang menyatu membentuk satu gigi besar mirip tikus. Gigi ini terus mengalami pertumbuhan, dan ikan menggunakan giginya untuk membuka kerang, mengonsumsi karang, alga, serta ikan di dasar laut.
7. Kelezatan di Balik Racun: Hidangan Fugu di Jepang
Meskipun beracun, ikan buntal menjadi hidangan lezat di Jepang yang dikenal sebagai Fugu. Hidangan ini hanya boleh disiapkan oleh koki-koki terlatih dengan pengalaman bertahun-tahun. Proses persiapan Fugu melibatkan penghilangan organ beracun dan memasak ikan dengan benar untuk menghindari risiko keracunan dan kematian.
Fakta Ikan Buntal
![Ilustrasi ikan buntal. (Unsplash)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/JVqTthYWypaLn7A4dKoTBpP7nk8=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4398759/original/029999200_1681737719-Thumbnail_-2.jpg)
Hingga kini, belum ada obat yang spesifik untuk mengatasi keracunan tetrodoksin yang disebabkan oleh konsumsi ikan buntal. Dalam kasus keracunan ikan ini, langkah pertama yang kritis adalah segera mencari pertolongan medis di rumah sakit. Di sana, dokter akan melibatkan sejumlah prosedur medis guna meminimalkan dampak racun pada tubuh.
Prosedur Medis untuk Keracunan Ikan Buntal:
- Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, dokter mungkin akan memberikan oksigen melalui alat bantu napas, seperti ventilator. Ini diperlukan apabila pasien tidak dapat bernapas secara spontan.
- Dokter akan melakukan prosedur pengosongan lambung, untuk mengeliminasi racun ikan buntal dari tubuh.
- Langkah ini dapat melibatkan penggunaan sonde lambung atau prosedur lain yang memungkinkan pengosongan secara efisien.
- Untuk membersihkan lambung dari racun, dokter mungkin akan memberikan cairan arang aktif atau tablet. Ini membantu menyerap racun yang masih berada dalam saluran pencernaan.
- Jika pasien memiliki masalah pada ginjal, dokter dapat melakukan prosedur cuci darah. Proses ini bertujuan untuk membersihkan darah dari racun dan menjaga fungsi ginjal.
Setelah memahami risiko yang terkait dengan konsumsi ikan buntal, sangat disarankan untuk mengonsumsi hidangan ini di restoran yang memiliki izin pengolahan ikan buntal. Izin tersebut menjamin proses pengolahan yang memenuhi standar keamanan dan dapat mengurangi risiko keracunan.
Terkini Lainnya
Beli Ikan untuk Makan Siang, Wanita Ini Kaget Temukan Gigi Ikan Mirip Manusia
Viral, Ikan Kepala Domba Bergigi Manusia Tangkapan Nelayan Ini Bikin Heboh
Ibu dan 2 Anaknya Tewas Usai Makan Telur Ikan Buntal, Benarkah Tidak Aman untuk Dikonsumsi?
Bahaya Ikan Buntal dan Gejalanya
Tahap 1:
Tahap 2:
Tahap 3:
Tahap 4:
Cara Mengatasi Keracunan Ikan Buntal
1. Varian Spesies dan Distribusi Geografis
2. Dimensi Besar dan Kecilnya Ikan Buntal
3. Kemampuan Menggembungkan Diri
4. Tingkat Racun yang Memprihatinkan
5. Keterampilan Membangun Sarang
6. Gigi yang Terus Bertumbuh
7. Kelezatan di Balik Racun: Hidangan Fugu di Jepang
Fakta Ikan Buntal
Bahaya Ikan Buntal
ikan buntal
Bahaya Ikan Buntal untuk Manusia
Racun Paling Mematikan di Dunia
Fakta Ikan Buntal
Cara Mengatasi Keracunan Ikan Buntal
content
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Brace Vinicius Junior Bawa Brasil Gulung Paraguay
Hasil Copa America 2024: Vinicius Junior Brace, Brasil Gilas Paraguay dan Jaga Asa ke Perempat Final
Hasil Copa America 2024: Lumat Kosta Rika, Kolombia Makin Dekat dengan Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Paraguay vs Brasil, Sebentar Lagi Tanding di Vidio
Hasil Copa America 2024: Hajar Kosta Rika 3-0, Kolombia Selangkah Lagi ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Pakar Sebut Generasi Muda Lebih Rentan Jadi Korban Judi Online
5 Negara dengan Transaksi Judi Online Terbesar, Indonesia Termasuk?
Kejati Jabar Dapat Instruksi Khusus Jaksa Agung soal Pemberantasan Judi Online
Bagaimana Hukum Bayar Uang Sekolah dari Judi Online, Bolehkah?
1.000 Anggota DPR dan DPRD Terseret Judi Online, Pemerintah Harus Apa?
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Bawaslu RI Ingatkan Cianjur Masuk Kategori Rawan Tinggi
Rakernas PAN, Ketum Zulhas Serahkan SK Pilkada 2024 dan Tetapkan Jadwal Kongres
Punya Letak Strategis, Cabup Nina Agustina Yakin Indramayu Jadi Kawasan Industri Berkembang
Buka Mukerwil DPW PPP Kepri, Mardiono Sebut Akan Siapkan Calon Terbaik di Pilkada 2024
Aliansi Relawan Gibran Minta Presiden Terpilih Akomodir Anak Muda Masuk Kabinet Pemerintahan
Survei Pilkada Tana Tidung: Said Agil Unggul Tipis dari Petahana
TOPIK POPULER
Populer
7 Potret Nyeleneh yang Ditemukan di Bengkel Ini Absurd Banget
Profil Vivi Novika, Pegiat E-Sport yang Pernah Diselingkuhi Alfeandra Dewangga
Cara Cek NIK Sudah Jadi NPWP Secara Online, Begini Langkah-Langkahnya
Kumpulan Cara Lacak Paket JNT yang Mudah dan Cepat, Dijamin Akurat
6 Potret Tasyakuran 7 Bulanan Istri Angga Wijaya, Kenakan Busana NTB
10 Potret Gritte Agatha dan Suami Umumkan Kehamilan Pertama, Penuh Haru
Hukum Menyimpan Daging Kurban Melewati Hari Tasyrik, Masih Boleh Disantap?
7 Potret Melly Lee Tampilkan Dangdut di Korea Selatan, Penuh Kebanggan
6 Potret Ayu Ting Ting Sibuk Kerja di Tengah Kabar Hubungannya dengan Fardhana
Euro 2024
Manchester United Kepincut Bintang Euro 2024 Asal Turki, Bisa Jadi Pengganti Antony di Old Trafford
Asa Jerman Jaga Kans Juara di Euro 2024
Euro 2024: UEFA Sudah Ambil Keputusan Tegas pada Wasit Kontroversial yang Gagalkan Gol Belanda
Timnas Italia Enggan Remehkan Swiss di Babak 16 Besar Euro 2024
Manchester United Ternyata Sempat Pinang Bintang Muda Barcelona
Babak 16 Besar Euro 2024: Swiss Tak Gentar Hadapi Juara Bertahan
Berita Terkini
10 Potret Gritte Agatha dan Suami Umumkan Kehamilan Pertama, Penuh Haru
Deretan 10 Saham Top Gainers-Losers pada 24-28 Juni 2024
Sederet Bahasa Daerah dari Indonesia Ditambahkan ke Google Translate, Batak Karo sampai Madura
Lupa Bayar Pajak Daerah? Siap-Siap Kena Sanksi
Penimbangan Serentak Bisa Potret Angka Stunting Secara Lebih Nyata, Hasilnya Keluar Bulan Depan
Jelang Pilkada 2024, Bawaslu RI Ingatkan Cianjur Masuk Kategori Rawan Tinggi
Debat Capres AS 2024 Joe Biden Vs Donald Trump Masuk Kategori 1 dari 3 Debat Pertama Rating Terendah Sejak 1976
Hadiri Pelantikan Pujakesuma Jabar, Dedi Mulyadi: Kontribusi Paguyuban Penting
Rampung Dikerjakan, Tol Cimanggis-Cibitung Lengkapi Jaringan Ruas JORR 2
Kapolri Pimpin 31 Kenaikan Pangkat Pati, Agung Setya Imam Effendi dan Syahardiantono Resmi Jabat Komjen
Hasil MotoGP Belanda 2024: Bagnaia Tercepat di Kualifikasi, Marc Marquez Gagal 5 Besar
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Penyebab Ketindihan Saat Tidur dan Cara Mengatasinya
Industri Kripto Kehilangan Rp 8,3 Triliun Akibat Peretasan