, Jakarta Indonesia dikenal sebagai negara yang diberkahi dengan sumber daya alamnya, termasuk keanekaragaman hayati, termasuk rempah-rempah. Rempah-rempah yang tumbuh melimpah di Indonesia, dan ini membuat negara ini menjadi salah satu penghasil utama rempah-rempah di dunia. Ini menjelaskan apa hubungan rempah-rempah dan penjajahan di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Apa hubungan rempah-rempah dan penjajahan di Indonesia menjadi permulaan kolonialisme di Indonesia. Bangsa Eropa, seperti Belanda, Spanyol, dan Portugis, mendatangi Indonesia pada masa penjajahan untuk menguasai sumber daya alam, termasuk rempah-rempah.
Mereka ingin menguasai produksi dan perdagangan rempah-rempah. Rempah-rempah memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Eropa dan menjadi salah satu komoditas paling berharga pada saat itu. Berikut ulasan tentang apa hubungan rempah-rempah dan penjajahan di Indonesia yang rangkunm dari berbagai sumber, Selasa (26/9/2023).
Dream- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud menargetkan tahun 2024, "Jalur Rempah" menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO. Hilman Farid selaku Direktorat Jendral (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud menegaskan Jalur Rempah merupakan se...
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Popularitas Rempah Asal Indonesia
![Infografis Daerah Penghasil Rempah di Indonesia](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/4grxh5s84ppnOAGND2w1TZwLmMg=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3546808/original/045876600_1629484009-210819_infografis_daerah_penghasil_rempah_di_indonesia_P.jpg)
Sebelum bangsa Eropa datang ke Indonesia, popularitas rempah-rempah asal Indonesia telah tersebar ke berbagai belahan dunia. Dalam buku "The History of a Temptation", Jack Turner mencatat bahwa rempah-rempah dari Indonesia telah diperdagangkan ke kawasan Mediterania sebelum bangsa Eropa datang.
Rempah-rempah ini awalnya tiba di Malabar, India, sebelum disalurkan ke berbagai kota penting seperti Roma dan Venesia di Eropa. Ini menunjukkan bahwa rempah-rempah Indonesia sudah memiliki popularitas dalam perdagangan internasional sebelum masa kolonialisme.
Pedagang India dan Arab juga memainkan peran penting dalam mengekspor rempah-rempah Indonesia. Mereka membawa rempah-rempah ini ke wilayah Mediterania, Laut Merah, dan Teluk Persia. Ini menunjukkan bahwa rempah-rempah Indonesia memiliki nilai yang sangat tinggi di mata pedagang dari berbagai budaya dan kawasan.
Advertisement
Ketertarikan Bangsa Eropa
![Transformasi Digital Jalur Rempah Indonesia untuk Kembalikan Kejayaan Masa Lampau](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/-aubli_DfkLbo-nK3EQJG-dnpOg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4219893/original/078960400_1667971309-WhatsApp_Image_2022-11-09_at_11.55.14_AM.jpeg)
Rempah tidak dapat tumbuh di tanah Eropa, hingga abad ke-14 bangsa Eropa belum pernah melihat tanaman rempah-rempah secara langsung. Mereka kemudian memiliki imajinasi sangat beragam tentang tanaman rempah. Tak jarang mereka memiliki persepsi yang keliru tentang bagaimana rempah tumbuh dan dipanen. Namun, berbagai imajinasi yang dimiliki bangsa ini menunjukkan betapa besar ketertarikan dan keinginan Eropa untuk mengakses rempah-rempah.
Pada abad ke-15, Eropa mengalami kebingungan karena sulitnya mendapatkan rempah-rempah. Penyebabnya adalah penaklukan Konstantinopel oleh Kekuasaan Turki Usmani, yang mengendalikan gerbang perdagangan antara Asia dan Eropa. Kekuasaan Turki Usmani menghambat akses Eropa ke rempah-rempah, yang meningkatkan permintaan dan minat Eropa terhadap rempah-rempah Indonesia.
Akibat tingginya permintaan para penguasa kerajaan, pedagang, dan petualang Eropa, mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan ekspedisi ke Nusantara (wilayah Indonesia) untuk menguasai sumber daya rempah-rempah secara langsung. Ini menjadi salah satu faktor penting dalam awal kolonialisme di Indonesia.
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, telah beredar isu tentang Kepulauan Nusantara (Indonesia) sebagai "surganya rempah-rempah." Isu ini berasal dari buku Marco Polo yang menggambarkan kekayaan rempah-rempah yang melimpah di wilayah tersebut. Isu ini memicu minat dan keinginan bangsa Eropa untuk mencari dan menguasai sumber rempah-rempah yang berharga ini.
Ekspedisi Nusantara
![Berburu Rempah-Rempah di Space Bazaar Istanbul](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/RPwLHtwlATcoyIx8-svsVmqV7Y0=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2853384/original/078755100_1563170714-20190715-Berburu_Rempah-Rempah_di_Space_Bazaar_Istanbul-AFP3.jpg)
Ekspedisi bangsa Eropa ke Nusantara dimulai pada abad ke-15 setelah peristiwa jatuhnya Konstantinopel. Bangsa Eropa pertama yang memasuki Nusantara adalah Portugis. Kemudian diikuti oleh bangsa Spanyol dan Belanda yang datang ke Indonesia sebagai pedagang.
Portugis awalnya tertarik pada perdagangan rempah-rempah dan berhasil menaklukkan kota Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque. Penaklukan Malaka menjadi awal dari upaya Eropa untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah ini.
Bangsa Portugis yang kemudian menyadari Indonesia memiliki rempah-rempah bernilai tinggi seperti cengkeh, kayu cendana, dan pala, mereka beralih ingin menguasai wilayah ini. Bangsa Portugis berhasil menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah dari Nusantara ke Eropa.
Selain Portugis, Spanyol dan Belanda juga datang ke Indonesia sebagai pedagang. Mereka juga terlibat dalam upaya untuk memperoleh rempah-rempah dan menguasai perdagangan di wilayah ini. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia ini kemudian memicu persaingan dan konflik di antara mereka.
Misalnya, persaingan antara Portugis dan Spanyol untuk menguasai Kepulauan Maluku mengarah pada Perjanjian Zaragoza pada tahun 1529, yang membagi wilayah pengaruh antara kedua negara. Selain itu, Persaingan antara negara-negara Eropa ini juga mempengaruhi politik dan pemerintahan di wilayah Nusantara.
Merasa tidak puas dengan monopoli yang dilakukan Portugis, bangsa Belanda mengambil tindakan dengan mendirikan Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC pada tahun 1602. VOC menjadi sebuah perusahaan yang memiliki monopoli atas aktivitas perdagangan dan menjadi instrumen penting dalam menjajah Indonesia.
Dari pendirian VOC inilah dimulai asal mula kolonialisme bangsa Belanda di Indonesia. VOC menjadi alat penting dalam upaya Belanda untuk menguasai sumber daya, termasuk rempah-rempah, dan mengendalikan perdagangan di wilayah ini selama berabad-abad.
Melalui kebijakan monopoli, VOC menjadi perusahaan swasta terkaya dalam sejarah dan mempengaruhi perdagangan dunia. Mereka menerapkan kebijakan monopoli yang mengubah dinamika perdagangan global dan membuat rempah-rempah Indonesia menjadi barang yang sangat bernilai dan dicari di pasar internasional.
Jadi, kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara, terutama Indonesia, terkait erat dengan hasrat mereka untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yang melimpah di wilayah ini, yang pada gilirannya menjadi salah satu faktor utama dalam perkembangan kolonialisme di Indonesia.
Terkini Lainnya
Kolonialisme Adalah Penjajahan, Pahami Definisi dan Dampaknya dalam Suatu Negara
Mengapa Bangsa Barat Melakukan Penjelajahan Samudra? Ini Alasan Utamanya
Orang Spanyol yang Memprakarsai Penjelajahan Samudra Adalah Christopher Columbus
Popularitas Rempah Asal Indonesia
Ketertarikan Bangsa Eropa
Ekspedisi Nusantara
Apa Hubungan Rempah-rempah dan Penjajahan di Indonesia
Penjajahan di Indonesia
Penjajahan Bangsa Eropa
Rempah Indonesia
Ekspedisi Nusantara
Sejarah Indonesia
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 15.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Pilkada 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
TOPIK POPULER
Populer
8 Potret Melody Prima saat Asuh Anak, Umumkan Kehamilan Ketiga
Cara Menghitung Zakat Mal Menurut Islam, Simak Pula Syarat dan Ketentuannya
Tiket Kebun Raya Bogor Bisa Dibeli Secara Online, Pengunjung Tak Perlu Antri
6 Khasiat Daging Kambing bagi Kesehatan, Kolesterolnya Lebih Rendah dari Sapi
4 Jenis Modus Penipuan Keuangan yang Marak Terjadi, Masyarakat Wajib Waspada
5 Resep Dendeng Sapi Balado khas Padang, Empuk, Enak, dan Tahan Lama
4 Resep Soto Boyolali yang Segar dan Lezat, Cocok untuk Menu Sarapan
Rincian Tarif Listrik per kWh Tahun 2024, Untuk Seluruh Golongan di RI
7 Potret Yunita Siregar Liburan di Korea Selatan, Berkebaya di Gyeongbokgung Palace
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
KY Jamin Tindaklanjuti Laporan Masyarakat Terkait Pelanggaran Etik Hakim
Populasi Satwa Prioritas di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi Terus Meningkat, Macan Tutul Ada 36 Ekor
Kata Sri Mulyani saat DPR Minta Roadmap Perkeretaapian Jadi Syarat PNM PT KAI dan INKA
Virus West Nile Serang Israel, 100 Orang Terinfeksi dan 5 Meninggal Dunia
Pusu Jadi Tersangka, Game Project Sekai: Colorful Stage! Hapus Dua Lagunya
Pertama di Dunia, Robot Bisa Gerak Pakai Sel Otak Manusia Ini Tuai Kontroversi
Fasilitasi Anak Bermain Sambil Belajar di Bandara Soetta, Toys Kingdom Hadirkan Replika T-Rex Raksasa hingga Lego
Yasmine Ow Akui Dua Kali Ditalak Aditya Zoni: Kita Nggak Bisa Bersatu Lagi
Harga Bitcoin Sempat Pulih ke Level USD 63.800, Bagaimana Sentimen Sepekan Ini?
Kejagung Periksa 2 Pejabat Antam Terkait Korupsi Impor Emas
Perbandingan Harga Pasar Maarten Paes vs Lionel Messi, Bakal Setim di MLS All-Star 2024
PDIP: Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Lebih Cocok Jadi Bakal Cagub daripada Wagub di Pilkada Jakarta 2024
10 Manfaat Jarang Posting di Media Sosial, Bisa Terhindar dari Kecemasan dan Depresi