, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengkhawatirkan soal bonus demografi 2030 mendatang. Terlebih melihat data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Oktober 2022, bahwa ada 50.000 anak tiap tahunnya terkena Penyakit Jantung Bawaan (PJP) di Indonesia.
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan yang paling banyak ditemukan pada bayi baru lahir dengan angka prevalensi 8 per 1.000 kelahiran. Penyakit jantung bawaan telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab kematian tersering pada satu tahun pertama kehidupan.
Baca Juga
"Setiap tahunnya, 50.000 dari 5 juta anak itu terkena penyakit jantung bawaan. Kalau kita tidak bereskan masalah kesehatan ini, nanti yang namanya bonus demografi kita, bukan diisi orang-orang yang produktif, bisa bekerja, bisa memberdayakan ekonomi," ucap Budi Gunadi saat acara 'NU Women Festival: Perempuan NU, Berdaya dan Berkarya' di Graha Pertamina Jakarta pada Sabtu, 15 Oktober 2022.
Advertisement
"Tapi bisa jadi akan diisi oleh anak-anak kita yang sakit, tidak bisa bekerja, harus tinggal di rumah dan ini yang melemahkan ekonomi."
Menuju bonus demografi 2030, menurut Budi Gunadi, salah satu yang paling penting adalah pemberdayaan ekonomi. Pada saat bonus demografi nanti, akan didominasi oleh kelompok usia produktif di Indonesia.
"Kita ada bonus demografi. Pada saat itu adalah orang-orang dengan usia produktif di Indonesia atau paling banyak yang bisa kerja bisa dapat uang. Itu adalah generasi anak-anak kita," lanjutnya.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kematian Tinggi dari Penyakit Jantung
Terkait bonus demografi 2030, Budi Gunadi Sadikin menyoroti, generasi masa depan dari anak-anak sekarang harus dipersiapkan matang, terutama dari sisi kesehatan. Mereka harus sehat agar dapat produktif.
Di sisi lain, penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular atau jantung justru semakin banyak dialami masyarakat Indonesia. Penderita diabetes yang harus cuci darah pun termasuk tinggi angkanya.
"Pemberdayaan ekonomi hanya bisa terjadi, kalau anak-anak kita sehat. Sekarang Bapak/Ibu, 13 persen dari penduduk kita sudah terkena diabetes. 40 juta orang terkena terkena diabetes. Dalam 5 tahun, 40 persen orang itu akan harus cuci darah," jelas Menkes Budi Gunadi.
"Cuci darah kan bisa 3 - 4 hari dalam seminggu. Dia harus masuk rumah sakit, lalu empat jam cuci darah. Kemudian Bapak/Ibu, penyakit jantung adalah penyakit yang paling tinggi kematiannya di Indonesia, itu sekitar 600.000 sampai 700.000 per tahun."
Oleh karena itu, Budi Gunadi meminta peran aktif orangtua untuk menjaga kesehatan anak, khususnya dari jeratan Penyakit Jantung Bawaan.
"Bapak/Ibu, saya minta tolong sekaligus saya titip. Karena kebesaran ekonomi Indonesia, kejayaan negara ini sangat tergantung dari putra-putri kita yang sehat," pungkasnya.
Advertisement
Risiko Tinggi Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit Jantung Bawaan disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor genetik dan lingkungan. PJB seringkali pula merupakan bagian dari suatu sindrom bawaan lahir, misalnya Down’s Syndrome dan William’s Syndrome.
Down’s Syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan kelainan fisik yang khas. William’s Syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Bagi ibu yang memiliki penyakit diabetes atau infeksi rubella saat kehamilan juga dapat berperan dalam kejadian PJB. Meski demikian, hampir 90 persen kasus PJB terjadi tanpa penyakit yang mendasari.
Sesuai informasi Kemenkes yang dipublikasikan pada 27 Mei 2022, bayi dengan PJB dapat menunjukkan bermacam tanda dan gejala, namun dapat juga tidak bergejala sampai ia dewasa. PJB yang tidak terdeteksi dan tidak terobati sampai dewasa berisiko menyebabkan gagal jantung dini dan kematian.
Adanya risiko yang tinggi di masa depan dan kejadian PJB yang sulit diprediksi, maka penting untuk melakuan deteksi dini PJB pada bayi baru lahir.
Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan
Adapun deteksi dini Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak, antara lain:
Fetal Echocardiography
Deteksi dini PJB dapat dilakukan sejak dalam kandungan, dengan pemeriksaan ekokardiografi janin. Sarana dan prasarana pemeriksaan ini belum tersedia luas di Indonesia, sehingga pemeriksaannya hanya diindikasikan pada ibu dengan risiko tinggi mengandung janin dengan PJB.
Misalnya, ibu dengan riwayat keluarga PJB, ibu dengan konsumsi obat-obatan Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID), ibu yang terpapar zat teratogen seperti litium atau anti kejang, dan ibu dengan infeksi TORCH.
TORCH adalah singkatan dari beberapa penyakit infeksi di antaranya, Toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio, dan virus Coxsackie-B).
Pemeriksaan Oksimetri
Pemeriksaan oksimetri di jari dapat dilakukan sebagai deteksi dini PJB pada bayi baru lahir. Pemeriksaan terbilang mudah, murah, dan tidak invasif sehingga dapat dilakukan di mana saja. Oksimetri dianjurkan untuk diperiksakan pada bayi berusia lebih dari 24 jam, dan sebelum bayi diperbolehkan pulang dari fasilitas kesehatan.
Pemeriksaa oksimetri dilakukan pada kedua tangan dan kaki bayi. Idealnya, bayi berusia lebih dari 24jam menunjukkan saturasi oksigen di atas 95 persen. Hasil oksimetri dikatakan positif apabila ditemukan saturasi oksigen kurang dari 90 persen di tangan kanan atau kaki.
Apabila hasilnya meragukan, misal antara 90 - 94 persen atau terdapat perbedaan lebih dari 3 persen di tangan kanan dan kaki, pemeriksaan diulang sampai maksimal dua kali. Bayi dengan hasil pemeriksaan oksimetri positif sebaiknya segera dirujuk ke fasilitas tersier yang mampu menangani penyakit jantung bawaan, setelah penyebab saturasi oksigen rendah lainnya disingkirkan.
Terkini Lainnya
Workshop Kliping Aneurisma Otak, Menyelamatkan Banyak Nyawa dari Stroke
Ingatkan untuk Berolahraga 30 Menit Tiap Hari, Menkes Budi: Sempatkan Lari dari Kenyataan Sebentar
Menkes Budi Gunadi Angkat Bicara Soal Video Viral 'Stetoskop Tidak Ilmiah'
Kematian Tinggi dari Penyakit Jantung
Risiko Tinggi Penyakit Jantung Bawaan
Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan
Budi Gunadi Sadikin
Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit Jantung
Menkes Budi Gunadi
Bonus Demografi
Bonus Demografi 2030
Rekomendasi
Ingatkan untuk Berolahraga 30 Menit Tiap Hari, Menkes Budi: Sempatkan Lari dari Kenyataan Sebentar
Menkes Budi Gunadi Angkat Bicara Soal Video Viral 'Stetoskop Tidak Ilmiah'
Menkes Budi Sambangi Balai Kota Jakarta, minta Ini ke Heru Budi
Menkes Budi: Jangan Tunggu Sakit, Jaga agar Tubuh Tetap Sehat
Menkes Budi Gunadi Sadikin Apresiasi Bantuan Arab Saudi untuk Operasi Jantung di RSUP Adam Malik
Menkes Budi Gunadi Sadikin: Rutin Ukur Tekanan Darah, Tidak Akan Ada Berita Meninggal di Bawah Usia 70
Menkes Pastikan Nyamuk Wolbachia Bukan Senjata Biologis: Sudah Diriset dan Nyata
Luncurkan Starlink, Elon Musk Bantu Layanan Telemedicine ke 10.000 Puskesmas
Persiapan Menkes Budi Gunadi Sadikin Ikut Full Marathon di Usia 60, Rutin Latihan Beban
Copa America 2024
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
TOPIK POPULER
Populer
Dokter Sarankan Jangan Tunda Periksa Mata untuk Cegah Kebutaana Mata untuk Cegah Kebutaan
Tarot Cinta: Fokus pada Niat Baik
Waspada Hipertensi Bisa Picu Pecahnya Aneurisma Otak, Begini Penjelasan Dokter
Jangan Buru-Buru Marah, Ini 3 Langkah Menghadapi Pasangan yang Ketahuan Berbohong
Ransomware Bisa Serang Data Kesehatan, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Belanja Terus Menerus tapi Tetap Nggak Puas? Kenali 7 Gejala Kecanduan Belanja
[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 5 Hal tentang Bakteri Pemakan Daging dan 7 Langkah Antisipasi Berbagai Negara
5 Alasan Gen Z Memilih Menunda Pernikahan, Ingin Mandiri Finansial Masuk Daftar
Ransomware Tak Hanya Pengaruhi Layanan Imigrasi tapi Bisa Serang Data Kesehatan dan Ancam Keselamatan Jiwa
Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini Perlu Kolaborasi Multisektor
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
Dua Korban Longsor di Blitar Ditemukan Meninggal Dunia, Satu Orang Lagi Masih Pencarian
Kenali Penyebab Kulit Leher Hitam dan Cara Mengatasinya
15 Atlet Terkaya di Dunia 2024, Messi dan Ronaldo Nomor Berapa?
Tingkat Kemiskinan di Kota Lebih Tinggi Dibanding Sebelum Pandemi
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024
Mantan Miss Universe Olivia Culpo Menikah, Gaun Pengantin Rancangan D&G Dikritik Membosankan
Catat, 6 Rekomendasi Kafe Menarik di Solo
Kaspersky: Aktivitas Kejahatan Siber di Telegram Melonjak 53 Persen pada 2024
Giliran Thariq Halilintar Debat dengan Atta Halilintar: Gue Haji Senior, Nih!
Anggota Komisi III DPR Cecar KPK soal Ketua Menghilang hingga KPK Rapuh
5 Alasan Gen Z Memilih Menunda Pernikahan, Ingin Mandiri Finansial Masuk Daftar
Indonesia Kecam Keputusan Israel Sahkan Pos Pemukiman Yahudi, Dinilai Langgar Hukum Internasional dan Resolusi PBB