Dua nyawa terenggut dalam kecelakaan Pesawat Boeing 777 milik maskapai Korea Selatan, Asiana Airlines di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat. Keduanya adalah gadis asal China, sama-sama berusia 16 tahun. Dan yang mengharukan, mereka adalah sepasang sahabat.
Pertemanan dua korban, Ye Mengyuan dan Wang Linjia terjalin semenjak SMP. Mereka sering makan siang bersama di sekolah, saling berbagi cerita, termasuk setuju menghabiskan liburan musim panas di San Fransisco, Amerika Serikat bersama teman sekelas lainnya.
Namun, celotehan mereka tentang musim panas 2013 ini tak akan terdengar -- terbang bersama abu bangkai pesawat yang terbakar.
Seperti yang diberitakan CNN, Selasa (9/7/2013), Mengyuan dan Linjia bersama 28 murid lainnya, serta 4 guru mereka ingin menghabiskan liburan musim panas mereka di negeri Paman Sam. Untuk memperlancar Bahasa Inggris dan memperdalam budaya Barat. Tak pernah menyangka, itu menjadi perjalanan terakhir mereka.
Perjalanan kedua gadis itu ditempuh dari Shanghai, China. Kemudian, barulah mereka melanjutkannya melalui penerbangan di Seoul, Korea Selatan dengan maskapai Asiana Airlines. Mengyuan dan Linjia beserta 289 penumpang dan 16 kru lainnya menempuh penerbangan selama 10 jam untuk menuju San Francisco, di seberang benua.
Sabtu, 6 Juli 2013. Seharusnya, itu menjadi momen membahagiakan bagi Mengyuan dan Linjia setelah hampir setengah hari menekukkan kaki di kursi pesawat. Namun, sayangnya, pesawatnya tak mendarat mulus.
Bagian ekor pesawat itu menghantam tepi landasan di bandara. Detik berikutnya, terlihat bola api yang burung besi Boeing 777 nahas. Ekornya hilang dan sebagian atapnya hangus.
Para penumpang berlomba-lomba keluar dari ‘jeruji api’--yang tadinya berbentuk pesawat. Hebatnya, hampir semua penghuni pesawat Asiana Airlines selamat. Kecuali, Mengyuan dan Linjia.
Perkemahan Musim Panas
Mengyuan dan Linjia akan melakukan summer church camp atau perkemahan musim panas yang diselenggarakan oleh gereja West Valley Christian School dekat Los Angeles. Kemah ini bertujuan untuk membantu siswa asing meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka.
Kegiatan studi tur ini tengah populer di tengah keluarga China. Tentu saja bagi mereka yang mampu, sebab harus membayar US$ 5 ribu atau Rp 49 juta untuk perjalanan selama 3 minggu itu. Biasanya bagian timur juga pesisir Barat Amerika menjadi sasaran utama kemping ini.
Lewat situsnya, pihak West Valley Christian School mengatakan, kedua gadis dan kelompoknya harusnya tiba hari Selasa. Selama 3 minggu, mereka akan dikenalkan pada Bahasa Inggris dan seni budaya Amerika Serikat.
Namun, alih-alih belajar bahasa atau budaya, mereka harus kembali ke China untuk ‘beristirahat selamanya’.
Kembali ke Tanah Air
Suasana berkabung mewarnai Jiangshan, China bagian timur, ketika dua tubuh yang kaku terbaring di dua peti mati yang dikelilingi oleh sekumpulan lilin yang membentuk hati. Segerombolan orang saling berpelukan yang diiringi isak tangis. Mereka menyayangkan kepergian Mengyuan, dan sahabatnya Linjia.
Ketika orang yang disayangi pergi, mendadak saja semua kenangan manis yang muncul di acara perpisahan. Itulah yang dialami ibu Mengyuan. Ia teringat pada penuturan guru musik putrinya. Gadis yang memakai kawat gigi itu memiliki bakat khusus di bidang musik, menyanyi juga bermain piano.
Sementara, teman-teman Linjia juga melayangkan kesan mereka tentang gadis yang menyukai kaligrafi itu. Linjia dikenal sebagai sosok ketua kelas di SMA Jiangshan. Ia aktif di media TV dan radio sekolah, dan bercita-cita menjadi jurnalis.
Sementara, gurunya mengatakan, Linjia adalah sosok yang bertanggung jawab. "Dia itu sosok penuh perhatian dan bertanggung jawab. Itulah mengapa dia terpilih sebagai pemimpin kelas tiga tahun berturut-turut," katanya pada Beijing Morning Post.
Acara perpisahan itu juga diwarnai penyampaian pesan terakhir. Teman-teman sekelas kedua gadis itu melayangkan lentera ke langit sebagai tanda perpisahan mereka pada Mengyuan dan Linjia. (Ein)
Pertemanan dua korban, Ye Mengyuan dan Wang Linjia terjalin semenjak SMP. Mereka sering makan siang bersama di sekolah, saling berbagi cerita, termasuk setuju menghabiskan liburan musim panas di San Fransisco, Amerika Serikat bersama teman sekelas lainnya.
Namun, celotehan mereka tentang musim panas 2013 ini tak akan terdengar -- terbang bersama abu bangkai pesawat yang terbakar.
Seperti yang diberitakan CNN, Selasa (9/7/2013), Mengyuan dan Linjia bersama 28 murid lainnya, serta 4 guru mereka ingin menghabiskan liburan musim panas mereka di negeri Paman Sam. Untuk memperlancar Bahasa Inggris dan memperdalam budaya Barat. Tak pernah menyangka, itu menjadi perjalanan terakhir mereka.
Perjalanan kedua gadis itu ditempuh dari Shanghai, China. Kemudian, barulah mereka melanjutkannya melalui penerbangan di Seoul, Korea Selatan dengan maskapai Asiana Airlines. Mengyuan dan Linjia beserta 289 penumpang dan 16 kru lainnya menempuh penerbangan selama 10 jam untuk menuju San Francisco, di seberang benua.
Sabtu, 6 Juli 2013. Seharusnya, itu menjadi momen membahagiakan bagi Mengyuan dan Linjia setelah hampir setengah hari menekukkan kaki di kursi pesawat. Namun, sayangnya, pesawatnya tak mendarat mulus.
Bagian ekor pesawat itu menghantam tepi landasan di bandara. Detik berikutnya, terlihat bola api yang burung besi Boeing 777 nahas. Ekornya hilang dan sebagian atapnya hangus.
Para penumpang berlomba-lomba keluar dari ‘jeruji api’--yang tadinya berbentuk pesawat. Hebatnya, hampir semua penghuni pesawat Asiana Airlines selamat. Kecuali, Mengyuan dan Linjia.
Perkemahan Musim Panas
Mengyuan dan Linjia akan melakukan summer church camp atau perkemahan musim panas yang diselenggarakan oleh gereja West Valley Christian School dekat Los Angeles. Kemah ini bertujuan untuk membantu siswa asing meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka.
Kegiatan studi tur ini tengah populer di tengah keluarga China. Tentu saja bagi mereka yang mampu, sebab harus membayar US$ 5 ribu atau Rp 49 juta untuk perjalanan selama 3 minggu itu. Biasanya bagian timur juga pesisir Barat Amerika menjadi sasaran utama kemping ini.
Lewat situsnya, pihak West Valley Christian School mengatakan, kedua gadis dan kelompoknya harusnya tiba hari Selasa. Selama 3 minggu, mereka akan dikenalkan pada Bahasa Inggris dan seni budaya Amerika Serikat.
Namun, alih-alih belajar bahasa atau budaya, mereka harus kembali ke China untuk ‘beristirahat selamanya’.
Kembali ke Tanah Air
Suasana berkabung mewarnai Jiangshan, China bagian timur, ketika dua tubuh yang kaku terbaring di dua peti mati yang dikelilingi oleh sekumpulan lilin yang membentuk hati. Segerombolan orang saling berpelukan yang diiringi isak tangis. Mereka menyayangkan kepergian Mengyuan, dan sahabatnya Linjia.
Ketika orang yang disayangi pergi, mendadak saja semua kenangan manis yang muncul di acara perpisahan. Itulah yang dialami ibu Mengyuan. Ia teringat pada penuturan guru musik putrinya. Gadis yang memakai kawat gigi itu memiliki bakat khusus di bidang musik, menyanyi juga bermain piano.
Sementara, teman-teman Linjia juga melayangkan kesan mereka tentang gadis yang menyukai kaligrafi itu. Linjia dikenal sebagai sosok ketua kelas di SMA Jiangshan. Ia aktif di media TV dan radio sekolah, dan bercita-cita menjadi jurnalis.
Sementara, gurunya mengatakan, Linjia adalah sosok yang bertanggung jawab. "Dia itu sosok penuh perhatian dan bertanggung jawab. Itulah mengapa dia terpilih sebagai pemimpin kelas tiga tahun berturut-turut," katanya pada Beijing Morning Post.
Acara perpisahan itu juga diwarnai penyampaian pesan terakhir. Teman-teman sekelas kedua gadis itu melayangkan lentera ke langit sebagai tanda perpisahan mereka pada Mengyuan dan Linjia. (Ein)
Terkini Lainnya
asiana airlines
Piala AFF U-19
Bekuk Filipina 6-0, Indra Sjafri: Mudah-mudahan Laga Kedua Ketiga Kita Lalui dengan Baik
Cegah Bau Saat Piala AFF U-19, Jam Pembuangan Sampah ke TPA Benowo Diatur Ulang
2.180 Personel Gabungan Siap Amankan Laga Pembuka Piala AFF U-19 di Surabaya Hari Ini
Catat, Jadwal Lengkap Timnas U-19 Piala AFF 2024 dan Daftar Pemain
Indra Sjafri Tak Patok Target Juara AFF U-19, Begini Alasannya
Donald Trump
Donald Trump Diprediksi Kerek Inflasi Global Jika Menang Pilpres AS
Profil Usha Vance, Istri JD Vance yang Mundur Jadi Pengacara Usai Suami Dipilih Donald Trump Jadi Cawapres
Pernyataan Donald Trump Ini Bikin Saham TSMC Merosot
Lamine Yamal
Gol Lamine Yamal ke Gawang Prancis Dinobatkan yang Terbaik di Euro 2024
Bawa Spanyol Juarai Euro 2024, Beredar Foto Lamine Yamal Sewaktu Bayi Digendong Lionel Messi
Harga Fantastis Lamine Yamal, Pemain Muda Terbaik Euro 2024 yang Pecahkan Rekor Pele
Lamine Yamal Rengkuh Trofi Pemain Muda Terbaik Euro 2024
Spanyol Juara Euro 2024, Lamine Yamal Pemain Muda Terbaik dan La Roja Pecahkan Rekor Gol
Piala Presiden 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Presiden 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal Piala Presiden 2024 di Vidio, Mulai 19 Juli
Top 3: Daftar Hadiah Piala Presiden 2024 Bikin Penasaran
Maruarar Ungkap Alasan Piala Presiden 2024 Tetap di Emtek Group
Sahroni DPR: Hubungan Baik Polri dan PSSI Kunci Sukses Piala Presiden 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
17 Juli 1998: PBB Resmikan ICC, Mahkamah Pidana Internasional
Populer
Serangan Drone Israel ke Lebanon Bunuh 5 Orang Termasuk 3 Anak, Hizbullah Serang Balik dengan Roket Katyusha
Tiongkok dan Rusia Mulai Latihan Militer di Laut China Selatan, Senjata Artileri Dikerahkan
Raja Charles III Anugerahkan Gelar Kerajaan untuk Kambing Emas Langka
3 Serangan Israel Kurang dari 1 Jam Bunuh 48 Orang, Zona Aman Juga Jadi Target
18 Juli 2019: Pembakaran Studio Animasi Kyoto Animation di Jepang, 36 Orang Tewas
WNI di Jepang Rampok Seorang Wanita, Pelaku Menolak Didampingi KBRI Tokyo
Dijuluki Guru Cinta, Wanita Asal China Dikecam Usai Imbau Pengikutnya Cari Pria Kaya Raya
Pria Ini Kantongi 3 Rekor Dunia, yang Terbaru Keliling Irlandia Naik Sepeda Roda Satu
Toronto Dilanda Hujan hingga Bikin Banjir, Banyak Rumah Alami Mati Listrik
Presiden AS Joe Biden Positif COVID-19 Lagi dan Isoman di Kediaman Delaware, Begini Kondisinya
Timnas Indonesia U-19
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-19 2024: Misi Timnas Indonesia Ulang Sukses 2013
Hasil Piala AFF U-19 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Garuda Muda Pesta Gol Setengah Lusin
Hasil Piala AFF U-19 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Iqbal Gwijangge 2 Gol, Garuda Muda Unggul 4-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-19 2024 Timnas Indonesia vs Filipina, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Piala AFF U-19 2024 Indonesia vs Filipina, Rabu 17 Juli Pukul 19.30 WIB di SCTV dan Vidio
Berita Terkini
Metode Pembelajaran Montessori untuk Anak Usia Dini, Beri Kebebasan Eksplorasi
Momen Gibran Bereskan Meja Kerja Usai Mundur dari Wali Kota Solo Curi Perhatian Warganet
Kebakaran Mal di Zigong China Tewaskan 16 Orang, Drone Sampai Dikerahkan untuk Padamkan Api
Rossa Ungkap Cukup Keras Mendidik Anak, Rizky Pernah Dijejali Sambal karena Berbohong
iOS 18 Bakal Hadirkan Fitur Pemulihan Foto dan Video yang Hilang di iPhone
Asuransi Jasindo Catat Pendapatan Premi Rp 1,7 Triliun di Semester I-2024
Jangan Terjebak! 3 Perkara Ini Sering Disepelekan namun Sangat Dibenci Allah
6 Fakta Mpok Alpa Tinggal Hitungan Hari Melahirkan Anak Kembar, Sedang Hadapi Masalah Tekanan Darah
Wakil Presiden RI Pertama Hingga Kini, Dari Hatta Sampai Ma'ruf Amin
Jangan Sampai Kehabisan! Tiket Grand Final Proliga 2024 Bisa Dibeli Lewat Aplikasi PLN Mobile
IHSG Bangkit Kamis Pagi, Dibuka Langsung ke Zona Hijau
PKB Resmi Usung Dadang Supriatna Maju di Pilkada Kabupaten Bandung, Gandeng Artis Ini Jadi Wakilnya
Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Ingin PKB Lahirkan Politisi Negarawan
Infografis Revisi UU TNI dan Usulan Hapus Larangan Prajurit Berbisnis