Berlin - Situasi perumahan di Jerman semakin memburuk. Ratusan ribu orang di Jerman saat ini sedang mengalami kondisi yang sama: Berbulan-bulan mencari tempat tinggal dengan harga terjangkau. Setiap orang saling bersaing dengan ratusan pelamar lainnya, dan menunggu dengan sabar antrian pajang orang-orang yang ingin melihat apartemen yang akan disewakan.
Jerman saat ini kekurangan lebih dari 800.000 apartemen, dan angka ini terus bertambah. Lebih dari 9,5 juta orang, sebagian besar orang tua tunggal dan anak-anak mereka, tinggal di apartemen yang terlalu kecil, menurut data kantor statistik federal Destatis.
Baca Juga
Koalisi pemerintah Jerman saat ini, pada awal masa legislasinya mencanangkan target ambisius: membangun 400.000 apartemen baru, termasuk 100.000 unit perumahan sosial dengan harga terjangkau, setiap tahun. Tapi angka pembangunan perumahan masih jauh dari target itu, dikutip dari DW Indonesia, Minggu (21/4/2024).
Advertisement
Menurut Ifo Institute for Economic Research, sekitar 245.000 apartemen dibangun pada tahun 2023, dan hanya 210.000 yang akan dibangun sampai akhir tahun ini. Dengan rendahnya pasokan perumahan dan tingginya permintaan, harga sewa rumah juga meroket.
Peter Kox, direktur Asosiasi Penyewa Rumah di kawasan Bonn dan sekitarnya, mengatakan kepada DW: "Hampir 50% masyarakat di kota-kota besar seperti Düsseldorf, Köln dan Bonn kini memenuhi syarat untuk mendapatkan perumahan sosial berdasarkan pendapatan mereka.” Tapi masalahnya, saat ini tidak ada perumahan sosial yang kosong.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa perumahan adalah masalah sosial yang paling penting di Jerman saat ini, karena hal itu tidak hanya berdampak pada keluarga dengan orang tua tunggal, pengangguran, pelajar, dan pengungsi, namun juga semakin meningkat pada kelas menengah.
Peter Kox mengatakan, organisasinya kini dibanjiri orang yang mau menjadi anggota sehingga telah mencapai rekor tertinggi dengan hampir 25.000 anggota. Dan semakin banyak yang bergabung setiap harinya.
Ada orang-orang yang terpaksa tinggal di tenda, kata Peter Kox, atau berpindah dari satu teman ke teman lain, atau bermalam di tempat penampungan umum karena mereka tidak punya apartemen lagi sebab tidak kuat membayarnya. Peter Kox memperkirakan saat ini ada sekitar 3.500 tunawisma di wilayahnya – sepuluh kali lebih banyak dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Makin Banyak Orang Tak Mampu Beli Rumah
Lebih dari separuh penduduk Jerman tidak memiliki rumah sendiri, angka terbanyak di antara anggota Uni Eropa. Hal ini terjadi karena kesalahan politik di masa lalu. Pemerintahan sebelumnya telah menjual ribuan apartemen yang disubsidi kepada investor swasta, sementara pada saat yang sama pemerintah secara drastis mengurangi pembangunan perumahan sosial.
Matthias Bernt, pakar kebijakan perumahan, mengatakan kepada DW: "Dulu kami memiliki 4 juta unit rumah sosial dan 15 juta unit rumah sewa, yang berarti rasionya 1:4. Saat ini kami memiliki satu juta unit rumah sosial dan 21 juta unit rumah sewa, yang berarti rasionya 1:21. Jika Anda bisa mendapatkan unit perumahan sosial hari ini, Anda baru saja memenangkan lotre."
Matthias Bernt sejak lama mengamati bahwa krisis perumahan paling parah terjadi di kota-kota besar dan kota-kota universitas.
Advertisement
Advertisement
Sistem Perumahan di Jerman
Selain itu, ada model penyewaan baru dengan masuknya teknologi digital. Di Berlin misalnya, semakin banyak apartemen disewakan lewat Airbnb. Pada saat yang sama, harga rata-rata sewa apartemen bagi penyewa baru sekitar dua kali lebih tinggi dibandingkan harga kontrak lama.
Asosiasi industri juga memberikan peringatan keras. Mereka menyerukan penyediaan dana tahunan sebesar 23 miliar euro untuk meningkatkan kegiatan sektor konstruksi perumahan yang sedang lesu. Tapi pakar kebijakan Mathhias Bernt mengatakan, masalahnya bukan hanya soal membangun perumahan.
"Strategi membangun, membangun, membangun tidak akan berhasil. Hal yang paling penting adalah bahwa konstruksi tidak mahal dan tetap terjangkau dalam jangka panjang. Jika Anda melihat ke Austria atau Swiss, ada model (kebijakan) yang dapat digunakan untuk menciptakan perumahan dalam jangka panjang. Wina adalah contoh cemerlang, di mana hampir separuh dari seluruh apartemen dimiliki oleh kota. Hal ini memastikan bahwa harga sewa perumahan di Wina tetap terjangkau," pungkasnya.
Advertisement
Terkini Lainnya
Indonesia Kembali Hadir di Hannover Messe 2024, Ini Misi yang Dibawa
Final Piala FA Belum Bikin Ten Hag Aman, Manchester United Malah Lirik Pelatih asal Jerman
Jerman Tangkap 2 Orang Diduga Akan Sabotase Bahan Bantuan ke Ukraina
Makin Banyak Orang Tak Mampu Beli Rumah
Sistem Perumahan di Jerman
Jerman
Perumahan Jerman
Harga Perumahan
rumah
Rumah Mahal
DW
DW Indonesia
Apartemen
Olaf Scholz
Rekomendasi
Final Piala FA Belum Bikin Ten Hag Aman, Manchester United Malah Lirik Pelatih asal Jerman
Jerman Tangkap 2 Orang Diduga Akan Sabotase Bahan Bantuan ke Ukraina
Reaksi Dunia atas Serangan Balasan Iran terhadap Israel
Nekat Pajang Lukisan Karya Sendiri di Museum Seni, Pria Jerman Dipecat dan Berurusan dengan Polisi
Nikaragua Seret Jerman ke Mahkamah Internasional, Tuntut Stop Bantuan Militer ke Israel
Polisi Prancis Tangkap Wali Kota Avallon Usai Temukan 70 Kg Ganja di Rumahnya
Botswana Ancam Kirim 20 Ribu Gajah Hidup ke Jerman: Silakan Hidup Bersama dengan Hewan
Universitas Katolik Santo Thomas Medan: Sihol Situngkir Bukan Rektor Kami Lagi
5 April 1986: Diskotik La Belle di Berlin dapat Serangan Bom, 2 Orang Tewas
Piala Asia U-23 2024
Timnas Indonesia Tantang Korsel di Piala Asia U-23 2024, Ini Prediksi Gibran Rakabuming Raka
Ini Dia Pemain Termahal di Timnas Indonesia U-23
5 Pemain Termahal di Skuad Timnas Indonesia U-23
Adu Mahal Timnas Indonesia Vs Timnas Korsel di Piala Asia U-23 2024
Lawan Korsel di Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia Ternyata Punya Harga Pasar Fantastis
Infografis Timnas Indonesia Tembus 8 Besar Piala Asia U-23 2024
Hari Kartini
Seperti Kartini, Pemilik 5 Zodiak Ini Dikenal Sebagai Perempuan Tangguh dan Menginspirasi
Apresiasi Peran Perempuan, Pelita Air Persembahkan Kartini Flight dan Karbon Netral Industri Aviasi
Hari Kartini, Penerbangan Khusus Pelita Air Libatkan Pilot dan Awak Kabin Perempuan
Pesan Wali Kota Madiun untuk Perempuan, Teruslah Berkarya Tapi Jangan Lupa Kodratnya
ASBWI dan CSS Gelar Fun Football Liga Yooscout x Piala Kartini: Merayakan Hari Kartini dengan Semangat Olahraga
Foto-foto Publik Figur Kenakan Busana Hari Kartini, Amanda Manopo Tampil Cantik
Liga Champions
Barcelona Kandas di Liga Champions, Ronald Araujo Ogah Tanggapi Kritik Terbuka Rekan Setim
Mikel Arteta: Kekalahan Pahit dari Bayern Munchen Tidak Akan Merusak Arsenal
Kylian Mbappe Ungkap Makna Kesuksesan PSG Capai Semifinal Liga Champions
Thomas Tuchel Balas Kritikan Usai Bayern Munchen Pastikan Satu Tiket di Semifinal Liga Champions
Pep Guardiola Terima Kekalahan Manchester City dan Tak Salahkan Real Madrid
BRI Liga 1
Jadwal dan Link Streaming BRI Liga 1 2023/2024 Pekan ke-33 di Vidio: Persib vs Borneo FC
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Sikat RANS, PSIS Jaga Asa ke Championship Series
Hasil BRI Liga 1 2023/2024: Hajar Borneo FC, Arema FC Tinggalkan Zona Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Hajar PSM Makassar, Madura United Jaga Asa ke Championship Seies
Hasil BRI Liga 1: Dewa United Menang Dramatis Lawan PSS, Bhayangkara FC Degradasi
Hasil BRI Liga 1: Hat-trick David da Silva Hancurkan Persebaya, Persib Segel Posisi 2
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
23 April 2019: Tanah Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar, Lebih dari 50 Orang Tewas
Populer
4 Fakta Menarik Hujan Meteor Lyrids
Baku Tembak Tentara Filipina Vs Militan Tewaskan 12 Orang Termasuk Pemimpin Fraksi Bangsamoro Islamic Freedom Karialan
Alasan Seseorang Merasa Lapar, Ini Penyebabnya
Protes Perang Gaza Mengguncang Kampus-kampus di Amerika Serikat
Taiwan Diguncang 80 Lebih Gempa Bumi, Guncangan Terkuat Bermagnitudo 6,3
Mengenal Arabika, Jenis Kopi yang Sudah Berusia 600.000 Tahun
Pengakuan WNI di Iran: Kami Masih Merasa Aman
4 Zodiak Ini Punya Sifat Baik Hati dan Suka Menolong Sesama
Sidang Pidana Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Bergulir, Jaksa: Murni Kecurangan Pemilu
Fakta-fakta Insiden Jatuhnya 2 Helikopter Milik Angkatan Laut Malaysia, 10 Orang Tewas
Putusan MK
5 Respons Kubu Prabowo-Gibran Setelah Putusan MK Tolak Semua Gugatan Terkait Sengketa Pilpres 2024
4 Pernyataan Muhaimin Iskandar Usai Putusan MK Tolak Gugatan Anies-Cak Imin Terkait Sengketa Pilpres 2024
Gaya Santuy Cak Imin Bercermin Saat Hakim MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024 Jadi Sorotan
5 Tanggapan Anies Baswedan Usai Putusan MK Tolak Gugatan Terkait Sengketa Pilpres 2024
Berita Terkini
Cegah Overtourism, Thailand Pertimbangkan Terapkan Pajak Turis Senilai Rp131 Ribu
Kejar Target Kurangi 70% Sampah Plastik ke Laut di 2025, Pemulung Ikut Ambil Bagian
Timnas Indonesia Tantang Korsel di Piala Asia U-23 2024, Ini Prediksi Gibran Rakabuming Raka
Meta Tambahkan Tool Pembuat Gambar Berbasis AI ke WhatsApp, Facebook, hingga Instagram
Bolehkah Berkurban untuk Orangtua yang Telah Meninggal, Apa Hukumnya?
Adilla Dimitri Selalu Hormati Wulan Guritno: Sampai Kapanpun Dia Ibu dari Anak-Anak Saya
8 Potret Tamu Artis Hadiri Ultah Irish Bella ke-28, Usung Tema Arabian Night
Dukcapil Jakarta Pusat Nonaktifkan 2.989 NIK Warga Meninggal
Pikiran Negatif Datang Menyerang, Ini Cara Mengatasinya
Momen Lebaran Bikin Penjualan SUV Honda Naik pada Maret 2024
Cara Menggunakan Safe Exam Browser, Aplikasi Ujian Anti Kecurangan Online
Hisense ASEAN Targetkan Pendapatan Tembus Rp 9,7 Triliun di 2024
5 Respons Kubu Prabowo-Gibran Setelah Putusan MK Tolak Semua Gugatan Terkait Sengketa Pilpres 2024
Peneliti: Seseorang Dikatakan Bahagia Jika Memiliki Tabungan Lebih dari Rp1 Miliar
Mengenal Apa Itu NFT dan Kegunaannya di Dunia Digital