, Jakarta - Pada tanggal 23 Maret 1950 dibentuk organisasi khusus yang membidangi meteorologi bernama World Meteorological Organization (WMO). Hari dibentuknya organisasi tersebut kemudian juga diperingati sebagai Hari Meteorologi Sedunia (HMD).
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D pada Maret 2023 menyebut, rata-rata suhu global lebih tinggi 1 derajat Celcius dibandingkan masa pra-industri pada tahun 1850 hingga 1900, dikutip dari laman Antara, Kamis (21/3/2024).
Di Indonesia, BMKG mencatat, meningkatnya suhu global itu telah menyebabkan gletser di Puncak Jayawijaya 99 persennya sudah mencair.
Advertisement
Berdasarkan hasil riset BMKG, saat ini tinggal kurang lebih dua kilometer persegi atau satu persen dari luas awalnya sekitar 200 kilometer persegi.
Analisis BMKG pada tahun 2025, es di puncak Jayawijaya diprakirakan sudah tidak ada lagi, habis karena suhu pada atmosfer Bumi yang ditimbulkan oleh efek gas rumah kaca terus meningkat.
Yang termasuk gas rumah kaca yang ada di atmosfer antara lain adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC). Salah satu yang dianggap paling sensitif meningkatkan suhu global adalah CO2.
Di Indonesia, meningkatnya suhu juga membuat periode ulang anomali iklim El Nino dan La Nina semakin pendek dari 5-7 tahun pada periode 1950-1980, menjadi hanya 2-3 tahun sejak 1981 hingga saat ini.
Seluruh fenomena tersebut berakibat pada semakin meningkatnya frekuensi intensitas dan durasi cuaca ekstrem kering dan basah yang akhirnya juga dapat berdampak pada ketahanan pangan di dalam negeri.
Frekuensi intensitas dan durasi cuaca ekstrem itu menyebabkan kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, badai tropis, puting beliung, dan kekeringan juga semakin meningkat frekuensi, intensitas, durasi, dan kejadiannya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 95 persen dari kejadian seluruh bencana di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi akibat ekstrem basah. Salah satu pemicunya adalah anomali iklim.
Oleh karena itu, BMKG menekankan, masyarakat global, termasuk Indonesia, membutuhkan tindakan mendesak sejak dini untuk memangkas emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu kenaikan suhu global demi memastikan generasi mendatang dapat hidup lebih baik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai ekuinoks yang terjadi hari ini merupakan kejadian yang biasa. Fenomena tersebut sebenarnya juga pernah berlangsung pada 21 Maret 2015.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pemantau Atmosfer
![Cuaca panas kembali menyengat wilayah Jakarta dan sekitarnya](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/PMF2HYKFXuTwj6G3E7KlV41dnSs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4694337/original/016797100_1703152630-cuaca_panas-HERMAN_2.jpg)
Saat ini, hanya ada 33 Stasiun Pemantau Atmosfer Global (Global Atmosphere Watch/GAW) di dunia, salah satunya berada di Indonesia yakni di Bukit Kototabang, Sumatera Barat.
Stasiun itu merupakan salah satu stasiun jaringan dunia yang fungsinya melaksanakan pengamatan, pengumpulan, penyebaran, pengolahan, dan analisis komposisi kimia atmosfer, gas-gas rumah kaca dan parameter fisis atmosfer.
Pada 1996, pengukuran gas rumah kaca di GAW Bukit Kototabang untuk tingkat konsentrasi CO2 sebesar 372 PPM (parts per million), pada tahun 2022 konsentrasi CO2 naik menjadi 413 PPM.
Para ahli menilai, pencapaian angka 400 PPM ini adalah sebuah catatan tersendiri bagi sejarah manusia, menggambarkan betapa cepatnya emisi yang disebabkan oleh konsumsi manusia dalam satu abad terakhir.
Indonesia harus dapat menjaga konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 450 PPM. Pasalnya, jika konsentrasi CO2 melebihi 450 PPM, maka dikhawatirkan intensitas cuaca ekstrem akan semakin sering kejadiannya, dengan durasi yang semakin panjang.
Bila emisi gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan seperti sekarang, maka diperkirakan pada akhir abad 21 kenaikan suhu akan meloncat mencapai 3,5-4 derajat Celcius, atau tiga kali lipat dari saat ini.
Suhu Indonesia terpantau mulai mengalami kenaikan sejak 1990 menjadi 1,1 derajat Celcius, relatif sedikit lebih rendah dari rata-rata dunia 1,2 derajat Celcius. Naiknya suhu di Indonesia itu tak lepas dari efek gas rumah kaca hingga alih fungsi lahan.
Berdasarkan data dari 91 stasiun pengamatan BMKG, suhu normal di Indonesia berkisar antara 21,3 derajat Celcius hingga 26,8 derajat Celcius pada periode 1991-2020, dan suhu udara rata-rata tahun 2022 adalah sebesar 27 derajat Celcius.
Advertisement
Peringatan Dini
![Cuaca Ekstrem Diperkirakan hingga Akhir Oktober](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/blank.png)
BMKG telah rutin mengeluarkan peringatan dini, namun tetap diperlukan tindakan proaktif dari masyarakat untuk mengakses informasi tersebut, apalagi di level akar rumput.
Seorang nelayan harus bisa secara mandiri mengakses informasi angin dan ketinggian gelombang untuk dapat menentukan kapan waktu berlayar, petani pun harus mampu mengecek sendiri informasi iklim dan cuaca agar dapat menentukan jenis tanaman yang cocok.
Apalagi kini BMKG telah berhasil melakukan lompatan inovasi prakiraan cuaca. BMKG sudah dapat memberikan peringatan dini 30 menit sebelum kejadian.
Peringatan dini di Indonesia dibuat secara berlapis, mulai dari enam bulan sebelum kejadian, kemudian diperbarui setiap bulan, menjadi sepekan, setiap tiga hari, hingga 30 menit sebelum kejadian.
Peringatan dini yang dilakukan secara berlapis itu tidak lepas dengan posisi Indonesia yang berada di antara benua Asia dan Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, ditambah topografi Indonesia bergunung-gunung.
Posisi itu membuka kemungkinan cuaca berubah cepat, berbeda dengan negara-negara benua yang cuacanya tidak sedinamis atau sekompleks seperti Indonesia. Jadi potensi prakiraan meleset di Indonesia lebih besar, bukan karena alat yang tidak canggih sehingga menghasilkan data yang kurang akurat.
Perlu diketahui, BMKG rutin memberikan pelatihan kepada negara-negara yang ada di Pasifik, sebagian Asia dan Afrika. Artinya BMKG dipercaya, dan kualitas data setara dengan Australia dan negara-negara maju Asia dan Eropa.
Namun dalam manajemen kebencanaan, selain penguatan komponen struktural dari peringatan dini, hal tak kalah pentingnya adalah respons masyarakat dalam aksi dini. Karena secanggih apapun peringatan dini yang disiapkan, apabila tidak disertai dengan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam merespons peringatan dini, maka prioritas pengurangan risiko bencana tidak akan tercapai.
Maka itu, literasi Iklim yang menyasar masyarakat multi-segmen perlu terus digencarkan secara masif melalui kerja sama dengan multipihak agar terjadi percepatan kesadaran tindakan aksi dini dalam masyarakat.
Peringatan Unggulan
![Cuaca Ekstrem Diperkirakan hingga Akhir Oktober](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/blank.png)
BMKG mempunyai program unggulan dan prioritas, yakni kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) untuk petani dan Literasi Iklim untuk Generasi Muda dan Masyarakat Komunitas. Melalui program itu, BMKG langsung berinteraksi dengan pengguna terakhir informasi.
Melalui SLI diharapkan dapat menjadi bagian dari pertanian cerdas iklim (climate smart agriculture) yang berujung pada ketahanan pangan nasional. SLI dan Literasi Iklim untuk Generasi Muda dan Masyarakat Komunitas juga diharapkan menjadi bagian yang mendukung program Pemerintah dalam upaya memberdayakan masyarakat agar mampu melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim secara mandiri.
Menjelang Hari Meteorologi Dunia tahun ini, tentunya BMKG akan terus meningkatkan layanan dengan cara menguatkan observasi, analisis, prediksi, perhitungan numeris.
BMKG optimistis dapat lebih mampu memberikan layanan informasi dan menyebarluaskan informasi. Apalagi didukung peralatan teknologi terkini, memperkuat analisis dan peningkatan SDM, dengan melahirkan 500 doktor baru di BMKG agar dapat menghadapi dinamika cuaca maritim di Indonesia.
Diharapkan waspada cuaca dan peduli iklim menjadi budaya dan kebutuhan di masyarakat Tanah Air agar tidak mengalami kejadian ekstrem yang dapat berakibat bencana.
![Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (/Trieyasni)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/s-6fFxohJXMaaBBLZDVAPNjaTq4=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4409382/original/085445200_1682700004-Infografis__SQ_Penjelasan_Cuaca_Panas_Melanda_Wilayah_Indonesia.jpg)
Terkini Lainnya
Pemantau Atmosfer
Peringatan Dini
Peringatan Unggulan
BMKG
Cuaca Ekstrem
Hari Meteorologi Sedunia
meteorologi
Perubahan Iklim
Iklim
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024: Brace Vinicius Junior Bawa Brasil Gulung Paraguay
Hasil Copa America 2024: Vinicius Junior Brace, Brasil Gilas Paraguay dan Jaga Asa ke Perempat Final
Hasil Copa America 2024: Lumat Kosta Rika, Kolombia Makin Dekat dengan Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Paraguay vs Brasil, Sebentar Lagi Tanding di Vidio
Hasil Copa America 2024: Hajar Kosta Rika 3-0, Kolombia Selangkah Lagi ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Pakar Sebut Generasi Muda Lebih Rentan Jadi Korban Judi Online
5 Negara dengan Transaksi Judi Online Terbesar, Indonesia Termasuk?
Kejati Jabar Dapat Instruksi Khusus Jaksa Agung soal Pemberantasan Judi Online
Bagaimana Hukum Bayar Uang Sekolah dari Judi Online, Bolehkah?
1.000 Anggota DPR dan DPRD Terseret Judi Online, Pemerintah Harus Apa?
Pilkada 2024
Rakernas PAN, Ketum Zulhas Serahkan SK Pilkada 2024 dan Tetapkan Jadwal Kongres
Punya Letak Strategis, Cabup Nina Agustina Yakin Indramayu Jadi Kawasan Industri Berkembang
Buka Mukerwil DPW PPP Kepri, Mardiono Sebut Akan Siapkan Calon Terbaik di Pilkada 2024
Aliansi Relawan Gibran Minta Presiden Terpilih Akomodir Anak Muda Masuk Kabinet Pemerintahan
Survei Pilkada Tana Tidung: Said Agil Unggul Tipis dari Petahana
Pengamat Nilai Program Pro Rakyat Sekda Majalengka Eman Suherman Bisa Raih Dukungan di Pilkada 2024
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
28 Juni 1836: Wafatnya James Madison, Presiden Ke-4 Sekaligus Salah Satu Bapak Pendiri Amerika Serikat
Populer
Jurnalis Kolombia Jorge Mendez Ditembak Mati di Kawasan Perkebunan Koka Dekat Venezuela, Geng Narkoba Dalangnya?
Suara Serak Saat Debat Capres 2024 Perdana Disorot, Joe Biden Disebut Tengah Berjuang Lawan Flu
Dua Astronaut Batalkan Spacewalk Karena Kebocoran Baju, Ini Faktanya
Seniman Wanita Berdarah Indonesia Bikin Sushi Berbentuk Kepala Selebritis Terkenal, Ed Sheeran hingga Elton John
Studi Terbaru Ungkap Diet Nabati Mampu Kurangi Risiko Penyakit Serius
Australia Tarik Produk Permen Jeli yang Sebabkan Halusinasi
Mengapa Anda Ingin Bersin Saat Terpapar Sinar Matahari? Ini Penjelasannya
Desain Loreng Harimau Seragam Malaysia untuk Olimpiade Paris yang Dinilai Terlihat Murahan dan Tuai Cemooh Publik
Taiwan Rilis Peringatan Perjalanan Warganya Hindari ke China, Imbas Ancaman Hukuman Mati
Hujan Lebat Picu Atap Bandara di New Delhi India Runtuh, 1 Orang Tewas dan Sejumlah Penerbangan Domestik Dibatalkan
Euro 2024
Manchester United Kepincut Bintang Euro 2024 Asal Turki, Bisa Jadi Pengganti Antony di Old Trafford
Asa Jerman Jaga Kans Juara di Euro 2024
Euro 2024: UEFA Sudah Ambil Keputusan Tegas pada Wasit Kontroversial yang Gagalkan Gol Belanda
Timnas Italia Enggan Remehkan Swiss di Babak 16 Besar Euro 2024
Manchester United Ternyata Sempat Pinang Bintang Muda Barcelona
Babak 16 Besar Euro 2024: Swiss Tak Gentar Hadapi Juara Bertahan
Berita Terkini
Ditanya soal NasDem Bakal Usung Anies di Pilkada Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu
Buya Yahya Sebut Obat sebelum Perceraian Terjadi, Apa Itu?
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Viral Buket Nasi Padang, Hadiah Anti Mainstream yang Bikin Perut Keroncongan dan Ngiler Parah
PKB: Belum Ada Pembahasan Usung Risma di Pilkada Jatim 2024
Pria Ini Pilih Bakar Rumah Agar Istri Kesal, Alasannya Bikin Geleng Kepala
Pemanfaatan Bekas Tempat Penampungan Sampah Menjadi Lahan Pertanian Produktif
Menko Muhadjir Revisi Target Penurunan Stunting 2024
3 Resep Rimpang yang Sehat dan Mudah Dibuat, Cocok untuk Mendetoks Tubuh
Selain Ridwan Kamil, PAN Juga Pertimbangkan Usung Kaesang Jadi Cagub Jakarta 2024
Penerbangan ANA Mendarat Darurat karena Kehilangan Tekanan Kabin, Jadi Kasus Terbaru Pesawat Boeing
Simak, Cara dan Trik Merebus Jengkol Agar Empuk dan Tidak Bau
Mandek 3 Tahun, Pengamat Minta Pembahasan RUU BUMN Digeber di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Manchester United Kepincut Bintang Euro 2024 Asal Turki, Bisa Jadi Pengganti Antony di Old Trafford
Ragam Hoaks Seputar Vladimir Putin, Simak Faktanya