uefau17.com

Strategi yang Bisa Kamu Lakukan untuk Meninggalkan Kebiasaan Buruk - Citizen6

, Jakarta - Semua orang memiliki kebiasaan. Ini merupakan sebuah perilaku yang kita lakukan secara otomatis sebagai respons terhadap isyarat atau pemicu. Ada kebiasaan yang baik, tetapi ada juga yang buruk dan merugikan orang lain.

Kebiasaan buruk umumnya memiliki efek negatif dalam jangka panjang sehingga perlu untuk dihentikan. Jadi, bagaimana cara menghentikan kebiasaan seperti ini?

Mengutip situs Live Science, Rabu (21/12/2022), seorang profesor psikologi di University of Surrey di Inggris, Benjamin Gardner mengungkapkan tiga strategi yang dapat digunakan untuk menghentikan sebuah kebiasaan.

Benjamin Gardner sebagai profesor yang telah mempelajari kebiasaan mengungkapkan, tidak ada satu metode terbaik tertentu untuk menghentikan sebuah kebiasaan, sebab ini tergantung dari perilaku yang ingin ditinggalkan.

Tiga pilihan yang dapat dilakukan untuk meninggalkan sebuah kebiasaan adalah berhenti menyerah terhadap pemicu atau menghubungkan pemicu dengan perilaku baru yang sama memuaskannya.

Misalnya, seperti kebiasaan menggigit kuku. Perilaku ini sering kali dilakukan secara tidak sadar dan sering dilakukan sepanjang hari.

Terkadang pemicu dari kebiasaan ini juga jarang diketahui alasannya. Meskipun ada baiknya untuk mencari tahu penyebab yang mendasari perilaku tersebut, meninggalkan kebiasaan tersebut bisa menjadi soal yang berbeda.

Kebiasaan menggigiti kuku, dalam hal ini merupakan tindakan yang dilakukan setiap kali mereka merasa stres atau bosan.

Jadi, dalam upaya mengubah kebiasaan ini, kita bisa mengganti perilaku tersebut dengan respons stres fisik lainnya, seperti memanfaatkan stress ball.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memastikan Agar Kebiasaan Baru Jadi Lebih Menarik

Selain mengganti atau mengalihkan kebiasaan buruk, kita juga bisa mencegah perilaku tersebut agar tidak terjadi lagi.

Misalnya, dalam kasus menggigiti kuku, mengaplikasikan cat kuku bisa menjadi strategi pencegahan karena rasa cat kuku yang menjijikkan saat masuk ke mulut.

Kunci dari strategi penggantian adalah memastikan agar kebiasaan yang baru menjadi lebih menarik. Meskipun begitu, tidak semua strategi ini bisa berhasil untuk setiap kebiasaan.

Pendekatan lain yang bisa diterapkan adalah menghentikan perilaku atau tindakan tersebut dengan sengaja. Kita bisa segera menurunkan tangan dari mulut saat kita sadar sedang menggigiti kuku.

3 dari 4 halaman

Strategi Harus Dilakukan Secara Berulang Kali

Strategi apa pun yang digunakan untuk meninggalkan kebiasaan, kuncinya adalah untuk melakukannya berulang kali. Melakukan perilaku secara berulang-ulang menjadi satu-satunya cara agar kita bisa membiasakan diri dengan kebiasaan baru tersebut.

Mengutip Live Science, Rabu (21/12/2022), Benjamin Gardner mengatakan, tidak ada bukti bahwa strategi-strategi menghilangkan kebiasaan dapat berhasil dalam waktu mutlak 21 hari.

Sebuah studi di 2019 dalam European Journal of Social Psychological menunjukkan, individu membutuhkan waktu antara 18 dan 254 hari untuk membentuk kebiasaan dan strategi yang paling sukses digunakan adalah strategi penggantian.

Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa mengubah kebiasaan fisik lebih mudah dibandingkan kebiasaan berpikir.

4 dari 4 halaman

Meninggalkan Kebiasaan Butuh Waktu

Meninggalkan kebiasaan akan membutuhkan waktu karena hal tersebut telah dipetakan ke dalam otak.

Perilaku yang menghasilkan imbalan, seperti kesenangan atau kenyamanan disimpan sebagai kebiasaan di wilayah otak yang disebut ganglia basal.

Para peneliti yang telah menelusuri wilayah ganglia basal menemukan kalau saraf loop di daerah tersebut menghubungkan perilaku atau kebiasaan dengan sinyal sensorik, yang dapat bertindak sebagai pemicu.

Jadi, semakin sering kita mengulangi kebiasaan, akan semakin sulit mengambil tindakan untuk menghentikan hal tersebut. Perlu diketahuii bahwa menghentikan kebiasaan dan meninggalkan kecanduan bukanlah upaya yang sama.

Menurut Alvernia University, perbedaan utama dari keduanya adalah kebiasaan lebih cenderung sebagai sebuah pilihan, sedangkan perilaku adiktif termasuk sebagai sesuatu yang terikat secara neurologis dan biologis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat