uefau17.com

Viral BBM Pertalite saat Diuji Hasilkan RON 86, Pertamina: Alatnya Terkalibrasi Tidak? - Bisnis

, Jakarta - Viral sebuah akun twitter menunjukkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite produksi Pertamina yang punya kadar Research Octane Number (RON) 90, saat diuji menggunakan digital octane tester hasilnya RON 86.

PT Pertamina Patra Niaga yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina (Persero) di sektor hilir pun angkat bicara suara terkait viralnya Pertalite yang dicek pengguna ternyata tingkat RON 86.   

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyampaikan, alat pengujian kandungan nilai RON yang akurat harus mengacu kepada metode standar seperti ASTM RON method. Di mana seluruh proses pengujian dapat divalidasi dan alat yang digunakan selalu dikalibrasi.

Untuk itu, Pertamina Patra Niaga belum dapat memastikan kebenaran hasil uji terkait rendahnya kandungan RON dalam Pertalite. Mengingat, hasil uji yang telah dilakukan hanya berupa foto.

"Pada gambar tersebut, Pertamina tidak dapat memastikan alat yang digunakan dalam pengujian RON. Jika alat yang digunakan tersebut adalah Oktan Analyzer Portable, alat tersebut juga harus terbukti sudah terkalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala," kata Irto dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

 

Kualitas BBM Pertalite tidak berubah dan masih sesuai dengan aturan pemerintah hingga saat ini. Hal ini diperkuat dari hasil uji Lembaga Penelitian dan Pengembangan Industri Minyak dan Gas Bumi (Lemigas)dengan menggunakan 6 sample Pertalite di SPBU wilayah Jakarta.

"Seluruh sample menunjukkan hasil atau spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan Dirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM Jenis Bensin RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri," pungkasnya.

Sebelumnya, beredar foto viral di Twitter yang menampilkan hasil uji kandungan oktan atau Research Octane Number (RON) Pertalite tidak sesuai dengan spesifikasi. Dimana, foto yang diunggah akun @yo2xxxx itu menampilkan kandungan RON Pertalite hanya mencapai 86 dari seharusnya 90.

"Ini namanya perampokan dan aparat melempem seperti kerupuk kena air," tulis akun @yo2xxxx, dikutip Selasa (11/10/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Stafsus Erick Thohir: Pertalite Sekarang Lebih Boros Itu Hoaks

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menepis keras isu yang mengabarkan produk BBM jenis Pertalite yang beredar sekarang telah berubah warna dan jadi semakin boros.

Isu tersebut viral di media sosial setelah salah satu akun di Facebook mengunggah foto yang membandingkan produk Pertalite dulu dan sekarang.

Dalam unggah tersebut, terlihat foto yang menampilkan perbedaan warna Pertalite yang berwarna hijau pekat dan agak terang. Selain itu, pemakaian jenis BBM RON 90 ini pun dituding lebih boros dari sebelumnya.

"Enggak lah, kan (Pertalite yang beredar di SPBU) ada standarnya. Itu kan isu aja, hoax itu," tegas Stafsus Erick Thohir saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

Adapun kriteria penjualan Pertalite oleh PT Pertamina (Persero) sendiri sudah diatur dalam Keputusan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017, tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri.

 

3 dari 3 halaman

Batasan Sesuai

Batasan dalam spesifikasi Pertalite menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini, hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yakni dalam rentang 45-69 kPa.

Lebih lanjut, Arya juga turut berkomentar soal implementasi pembatasan pembelian Pertalite yang kini masih dilakukan uji coba, yakni sebanyak 120 liter per satu mobil pribadi.

Menurut dia, kewenangan tersebut ada di tangan Kementerian ESDM. "Kalau pembelian itu tetap di Kementerian ESDM. Kita enggak bisa ngomong," tandasnya.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat