uefau17.com

Meski Sudah Menurun, Harga Bensin di AS Masih Mahal - Bisnis

, Jakarta - Amerika Serikat menurunkan harga BBM selama 79 hari berturut-turut di tengah penurunan harga minyak global. Penurunan ini mendorong rata-rata harga BBM per galon di AS mencapai ke level terendah sejak Maret 2022. 

Namun, beberapa kota dan negara bagian di AS juga masih melihat harga BBM di atas USD 4 per galon, mendorong harga tidak merata bagi pengemudi menjelang akhir pekan Hari Buruh yang sibuk.

Dilansir dari laman NBC News, Senin (5/9/2022), data dari layanan informasi harga gas di AS, AAA menunjukkan rata-rata harga BBM secara nasional sekarang berada di USD 3,81 per galon.

Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan USD 4,20 bulan lalu, meskipun tetap jauh di atas harga tahun lalu sebesar USD 3,18.

Di wilayah Barat AS (West coast), laporan Los Angeles Times menyebut, harga BBM jauh lebih tinggi daripada rata-rata secara nasional. Salah satunya di Kota Los Angeles, dimana harga BBM pada Hari Buruh mencatat angka tertinggi, di kisaran USD 5,25 per galon.

Diketahui, wilayah barat AS cenderung memiliki harga BBM yang tinggi, dan terletak jauh dari pusat pemrosesan bahan bakar di Oklahoma, Texas, dan Louisiana.

Illinois, yang memiliki pajak gas tertinggi di AS, rata-rata harga BBM di sana saat ini adalah USD 4,14, menurut AAA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Meski Harga Sudah Turun, Bensin di Wilayah Timur Laut AS Masih Mahal

Adapun wilayah timur laut AS yang juga melihat harga bensin yang tinggi, karena terbatasnya pasokan.

Di New York harga bensin sudah mencapai USD 4,06 per galon pada Jumat (2/8).

Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates LLC, dalam sebuah catatan kepada klien mengatakan bahwa rata-rata harga gas secara nasional di AS kemungkinan akan menurun karena harga minyak terus turun, meski harga bensin di AS masih tinggi.

"Kekhawatiran akan resesi, terutama yang dimulai di Eropa dan menyebar ke seluruh dunia semakin meningkat," tulisnya.

Dia memperkirakan harga bensin di AS kemungkinan akan turun lagi menjadi rata-rata USD 3,70 pada pertengahan September 2022, dan serendah USD 3,50 pada akhir Oktober.

3 dari 5 halaman

Dahsyatnya Gejolak Harga Minyak Dunia Sepanjang 2022, Biang Keladi Kenaikan Harga BBM

Selama tahun 2022, harga minyak dunia bergerak fluktuatif disebabkan antara lain perang Rusia Ukraina. Kenaikan harga minyak ini yang kini berdampak ke harga BBM di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Bagaimana kondisi harga minyak dunia sepanjang 2022?

Mengutip CNBC Intenational, Rabu (31/8/2022), pada hari terakhir tahun 2021, harga minyak mentah berjangka Brent berada di jalur kenaikan hingga 53 persen. Sementara harga minyak mentah berjangka AS menuju kenaikan 57 persen.

Ini adalah kinerja terkuat harga minyak untuk kedua kontrak acuan tersebut sejak 2009, ketika harga melonjak lebih dari 70 persen.

Berlanjut pada pertengahan Januari 2022, di mana harga minyak semakin melambung ke posisi tertinggi sejak Oktober 2014 atau dalam 7 tahun. Kondisi ini dipicu memanasnya konflik antara Uni Emirat Arab dengan kelompok Houthi usai serangan mematikan di Abu Dhabi pada saat itu, yang menewaskan tiga orang.

Harga minyak mentah berjangka Brent saat itu naik 1,6 persen menjadi USD 87,89 per barel dan minyak berjangka West Texas Intermediate AS melonjak lebih dari 2 persen mencapai USD 85,56 per barel. 

Kemudian pada awal Februari 2022, harga minyak mentah dunia melewati posisi USD 90 per barel. Ini pertama kalinya sejak 2014 dipicu lonjakan permintaan di tengah pasokan yang terbatas.

Laporan CNBC International per 4 Februari menyebut, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan minyak AS, naik lebih dari 2 persen ke posisi USD 90,23 per barel. Terakhir kali, harga minyak berada di atas USD 90 adalah pada Oktober 2014.

Kenaikan harga minyak dunia tertinggi dalam beberapa tahun berlanjut pada 4 Maret 2022. Melambungnya harga minyak saat itu dipicu gangguan pasokan dari Rusia terkait kemungkinan kesepakatan nuklir Iran.

Pada 4 Maret 2022, harga minyak dunia berjangka West Texas Intermediate diperdagangkan setinggi USD 116,57 per barel. Harga ini terakhir terlihat pada 22 September 2008.

Adapun patokan internasional harga minyak mentah Brent mencapai USD 119,84, level tertinggi sejak Mei 2012.

4 dari 5 halaman

Penurunan Mulai Terjadi Pertengahan Juni, di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Hingga menjelang pertengahan Juni 2022, harga minyak di dunia sedikit lebih rendah karena kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian yang membebani pasar menyusul berbagai kenaikan suku bunga di seluruh dunia.

Melansir Yahoo Finance, pada 17 Juni 2022 harga minyak mentah berjangka dunia Brent turun 83 sen, atau 0,8 persen menjadi USD 118,98 per barel.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun menjadi USD 116,79 per barel, turun 80 sen, atau 0,7 persen.

Berlanjut pada akhir Juli 2022, harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi dipicu kekhawatiran tentang potensi resesi global yang akan menekan permintaan energi, mengimbangi persediaan minyak mentah AS yang lebih rendah dan rebound dalam konsumsi bensin.

Dilansir dari the star, harga minyak per 29 Juli 2022 untuk jenis Brent berjangka naik 52 sen menjadi USD 107,14 per barel, setelah naik USD 2,22.

Namun, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 84 sen menjadi USD 96,42 per barel, setelah sempat naik USD 2,28 di sesi sebelumnya. 

5 dari 5 halaman

Penurunan Harga Minyak Dunia Berlanjut di Bulan Agustus 2022

Pada Agustus 2022, harga minyak dunia mentah berada di bawah tekanan karena meningkatnya kekhawatiran bahwa resesi dapat memangkas permintaan minyak.

Dikutip dari CNBC International, Rabu (10/8/2022), harga minyak mentah Brent menetap di USD 96,31 per barel, kehilangan 34 sen, atau 0,4 persen. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap di USD 90,50 per barel, turun 26 sen, atau 0,3 persen.

Selama sesi, kedua tolok ukur naik dan turun lebih dari USD 1 per barel.

Kemudian pada 26 Agustus 2022, harga minyak merosot sekitar USD 2 per barel dalam perdagangan yang bergejolak karena investor bersiap untuk kemungkinan kembalinya ekspor minyak Iran ke pasar global.

Harga minyak hari itu juga dipengaruhi kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS akan melemahkan permintaan bahan bakar.

Hari ini, atau tepatnya pada 31 Agustus 2022 tren harga minyak dunia terpantau mengalami pola penurunan, bahkan jadi yang paling tajam dalam satu bulan terakhir. 

Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran melemahnya ekonomi global akan melunakkan permintaan bahan bakar, dan karena kerusuhan di Irak telah gagal mengurangi minyak mentah negara OPEC.

CNBC International melaporkan, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun 5,5 persen menjadi berakhir hari di USD 99,31 per barel.

Minyak mentah West Texas Intermediate AS juga turun USD 5,37, atau 5,5 persen, menjadi menetap di USD 91,64 per barel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat