uefau17.com

Mendag Sebut Ekonomi Digital Bawa PDB Indonesia Rp 24.000 Triliun di 2030 - Bisnis

, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memproyeksikan, salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang akan berasal dari ekonomi digital.

"Hal ini tentu tidak sebatas hanya e-commerce saja, tetapi mencakup kegiatan ekonomi yang lebih luas, seperti financial, travel, education, health, dan lainnya," ujar Mendag Lutfi dalam acara Gambir Trade Talk, Selasa (12/10/2021).

Lutfi menilai, populasi besar jadi salah satu kekuatan utama Indonesia pada sektor ekonomi digital. Itu ditopang oleh adanya 197 juta lebih pengguna internet di Tanah Air saat ini.

"Angka ini bahkan diproyeksikan bertambah menjadi 250 juta orang pada tahun 2050," sambungnya.

Juga diukur dengan gross merchandise value (GMV), ia melanjutkan, potensi ekonomi digital indonesia sangat besar dan jauh melebihi negara lain di kawasan Asean.

"Pada 2020 lalu, ekonomi digital Indonesia baru berkontribusi 4 persen terhadap GDP. Namun pada 2030 GDP indonesia diperkirakan tumbuh setidaknya 1,5 kali lipat dari Rp 15.400 triliun menjadi Rp 24.000 triliun, setidaknya," tegasnya.

"Ekonomi digital Indonesia juga diyakini akan tumbuh setidaknya 8 kali lipat, dari Rp 632 triliun hari ini menjadi Rp 4.531 triliun," dia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kuasai Pasar Ekonomi

Menurut Lutfi, sektor perdagangan elektronik atau e-commerce diperkirakan masih akan menguasai peta ekonomi digital Indonesia. Perdagangan elektronik pada 2030 diperkirakan memberikan kontribusi hingga Rp 1.908 triliun, atau sekitar 33-34 persen dari total ekonomi digital.

"Sementara kontribusi besar lainnya akan bersumber dari skema business to business (B2B), termasuk supply chain dan logistik sebesar Rp 763 triliun, atau 13 persen. Online travel sebesar Rp 575 triliun, atau 10 persen. Corporate services Rp 529 triliun atau setara 9 persen," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat