uefau17.com

Meta Gelar Kampanye Indonesiaku Sambut Hari Kesehatan Nasional 2021 - Tekno

, Jakarta - Meta, induk perusahaan Facebook, akan menggelar rangkaian kampanye bertajuk Indonesiaku. Kampanye ini hadir untuk menyambut Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November 2021.

Lewat kampanye ini, Meta akan membagikan kisah inspiratif dari berbagai komunitas, semangat, sekaligus tips cara menjaga dan merawat kesehatan mental selama masa pandemi.

Kampanye yang akan digelar selama setahun penuh ini diharapkan bisa membangun kebersamaan, berbagi motivasi, serta menyebarkan dampak positif dengan memanfaatkan platform yang dimiliki Meta, seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

"Dalam momentum hari Kesehatan Nasional ini, Meta akan menghadirkan kisah inspiratif dari pendiri komunitas yang berfokus pada kesehatan mental, profil komunitas yang memberikan dukungan moral bagi anak-anak penderita kanker di Indonesia, serta tips sederhana memelihara kesehatan mental di masa sulit seperti ini," tutur Country Director Meta di Indonesia, Pieter Lydian, dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (11/11/2021).

Untuk mengawali kampanye ini, Meta melalui laman Facebooknya akan membagikan serial video berjudul 'Kenalan Dengan'. Serial video tersebut akan menampilkan pendiri dan inisiator komunitas Social Connect, yakni Sepri Andi.

Komunitas Social Connect ini berawal dari pengalaman pribadi Andi yang mengalami perundungan. Dengan memanfaatkan platform media sosial, komunitas ini berhasil menggalang dukungan hingga kini telah memiliki 10.000 anggota dan 100 relawan.

Selain Social Connect, komunitas Sahabat Kanker Anak dan Wellbeing Shelter juga menjadi salah satu komunitas inspiratif yang akan berbagi kisah dan dukungan bagi kesehatan emosional. Kisah mereka dituangkan dalam serial komik dari Ruang Komunal Indonesia (RuKI).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Identifikasi Meta Selama Pandemi

Meta juga ikut mengidentifikasi situasi pandemi ini juga membawa berbagai dampak signifikan terhadap kesehatan mental dan interaksi sosial. Beberapa di antaranya adalah.

  • Menjaga jarak, melakukan karantina, dan menghindari kerumunan menjadi salah satu faktor utama yang menimbulkan perasaan sedih, takut, frustasi dan kesepian. Untuk itu, dalam pembatasan seperti ini, pentin untuk tidak abai menyapa dan menanyakan kabar orang terdekat dengan memanfaatkan teknologi, seperti telepon, video call, atau sekadar bertukar pesan.
  • Pembatasan jarak membuat kebutuhan manusia saling terhubung menjadi tidak terpenuhi. Namun Meta menemukan banyak orang telah memanfaatkan platform mereka untuk sekadar saling terhubung dan berkumpul secara virtual, mereka juga saling memberikan dukungan bagi anggota di komunitas.
  • Situasi pandemi membuka percakapan tentang kesehatan mental di seluruh dunia. Hal ini menjadi awalan untuk meredam stigma negatif yang melekat pada topik seputar kesehatan mental, serta memberikan kesempatan bagi komunitas yang rentan dan terabaikan untuk mendapatkan dukungan.
  • Memperluas akses informasi dan edukasi dasar seputar kesehatan mental pada semua kalangan, terutama bagi komunitas yang sulit mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan mental. Untuk itu, Meta terus berupay menghadirkan sumber daya bagi orang-orang tersebut melalui kolaborasi dengan mitra global untuk kesehatan mental, seperti WHO dan UNICEF.
3 dari 3 halaman

Meta Hapus Penargetan Iklan Sensitif di Facebook dan Instagram

Sebelumnya, Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, akan menghapus penargetan iklan sensitif di platform media sosialnya.

Berdasarkan keterangan di unggahan blog Meta for Business, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (10/11/2021), Meta akan memblokir pengiklan agar tidak bisa memakai opsi periklanan terperinci dan tertarget yang memperlihatkan iklan berdasarkan hal-hal sensitif.

Hal sensitif yang dimaksud mulai dari ras dan etnisitas, pandangan keagamaan, politik, orientasi seksual, kesehatan, dan lain-lain.

"Kami mendengar kekhawatiran dari para ahli bahwa opsi penergetan seperti ini dapat digunakan dengan cara yang mengarah pada pengalaman negatif bagi orang-orang dalam kelompok yang kurang terwakili," kata VP Marketing dan Iklan Meta Graham Mudd.

Ia menyebut, opsi penargetan terperinci sebenarnya tidak didasarkan karakteristik fisik atau pilihan pribadi. Namun, menurut pengiklan, penargetan terperinci berdasarkan aktivitas si pengguna.

Kendati demikian, penargetan terperinci untuk iklan bisa membahayakan. Pasalnya iklan tertarget bisa saja terasa diskriminatif, memperkuat kecanduan akan sesuatu, mempengaruhi perilaku secara negatif, dan hingga menyebabkan tekanan mental.

(Dam/Ysl)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat