uefau17.com

Profil Muhammad Sejahtera, Atlet Menembak Pendulang Medali Emas Perdana Indonesia di Asian Games - Surabaya

 

, Jakarta - Kontingen Indonesia akhirnya pecah telur emas Asian Games 2022. Atlet menembak tunggal putra Indonesia Muhammad Sejahtera Dwi Putra memastikan merah putih berkibar tertinggi di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, China, Senin (25/9/2023).

Atlet yang akrab disapa Tera itu menyumbangkan medali emas pertama bagi Kontingen Indonesia dalam Asian Games 2022, setelah ia mencatatkan skor tertinggi pada nomor 10 meter running target perorangan putra.

Tera itu total mencatatkan skor 578-15x, pada pertandingan menembak yang diselenggarakan di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou.

Pesaing terdekat Tera adalah atlet Vietnam Ngoo Huu Vuong yang meraih medali perak dengan catatan 571-10x. Sedangkan medali perunggu dimenangi oleh petembak Korea Selatan Nguyen Tuan Anh dengan catatan skor 565-14x.

Selain pada kategori 10 meter runnung target, Tera juga menyumbang medali perunggu sebagai anggota tim 10 meter running target beregu.

Tera lahir di Jakarta, 13 April 1997, namun sejak kecil tinggal di daerah Bekasi Timur, Kota Bekasi. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan suami-isteri Andrizal dan Bethmiyati. Ayahnya adalah seorang PNS di Kementerian Pertanian, dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Tera mulai mengenal olahraga menembak sejak 17 tahun, ketika mulai berkuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2014.

Ia mengambil jurusan olahraga dan setiap mahasiswa di sana wajib memilih cabang olahraga untuk ditekuni.

Olahraga menembak sejatinya bukan pilihan utamanya, karena ia lebih dulu mencoba sepakbola dan futsal. Tera mulai bersentuhan dengan olahraga menembak pada semester pertama di UNJ ketika ada pencarian atlet untuk Pekan Olahraga Nasional (PON), dan di sanalah ia bertemu dengan Masruri, mantan atlet menembak yang kini menjadi pelatihnya.

"Senjata ibarat pacar buat saya. Ketemu kesel, gak ketemu kangen," ujar Tera menggambarkan rasa cintanya pada olahraga menembak, seperti dikutip dari Antara.

AG 2018 adalah kejuaraan besar pertama yang diikutinya. Ia mengikuti dua nomor, yakni 10 meter running target standar dan running target campuran.Petembak 21 tahun itu gagal lolos ke final nomor 10 meter running target, meski sempat memuncaki babak kualifikasi hari pertama. Namun, pada akhir babak kualifikasi penampilan Tera menurun, dan hanya selisih satu poin dari peringkat empat yang berhak melaju ke final.

Kekalahan itu sempat mempengaruhi pikirannya jelang lomba di nomor selanjutnya. Tera mengaku bersyukur kepada pelatih menembak Masruri dan Darmawan Budiman, yang terus memberi motivasi untuk bangkitkan lagi mental tanding juara.

Kemudian pada malam sebelum tanding ia terus berdoa, dan mengingat pesan kedua orang tuanya yang kini sedang menunaikan ibadah haji. 

"Orangtua pesan ya harus fokus, rileks, selalu berdoa dan jangan tinggal shalat. Tetap kerja keras, karena kerja keras tak akan khianati hasil," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sabet Perak

Meski begitu, sebelum bertanding ia juga sempat mengalami masalah kesehatan karena mendadak muntah-muntah.

"Bukan karena grogi, tapi setelah minum air dua botol tiba-tiba batuk dan muntah-muntah. Sempat takut kepala akan pusing juga waktu lomba," katanya.

Akhirnya Tera bisa meningkatkan performanya di nomor 10 meter running target campuran. Ia terlihat sangat tenang sejak babak kualifikasi.

Keberhasilannya meraih perak cukup mengejutkan karena lawannya adalah petembak kelas dunia, seperti Myong Won Pak dari Korea Utara, adalah peraih emas AG 2010 di Ghuangzhou, China.

Pada babak (stage) 1 di final, tembakan pertama Tera sempat meleset sehingga hanya meraih nilai 7. Namun, selebihnya ia terlihat bisa bangkit dan melesatkan poin tinggi hingga stage 2. Hanya saja, peraih emas Myong Won Pak tampil lebih konsisten sejak awal sehingga bisa lebih banyak menembak target bernilai paling tinggi.

Tera bersyukur bahwa kemenangannya merupakan anugerah dari Allah SWT, berkat doa orangtuanya dan peran semua pelatih yang terus mendukungnya supaya tidak putus asa. Ia kini makin bertekad untuk menjadi atlet menembak profesional dan ingin bertanding di tingkat yang lebih tinggi "Setelah ini, target saya ingin tampil di olimpiade," ujarnya.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat