uefau17.com

Harum Energy Jual 201 Juta Saham Treasuri - Saham

, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) berencana melakukan penjualan 201.853.500 lembar saham treasuri. Saham tersebut mulanya berasal dari aksi pembelian kembali (buyback) yang dilakukan perseroan pada pertengahan tahun lalu.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/8/2023), perseroan telah melaksanakan pembelian kembali atas 177.352.800 lembar saham per Juli 2022. Dari hasil buyback tersebut, perseroan telah berhasil menjual atau mengalihkan 136.982.100 lembar saham treasuri melalui Bursa.

Pada 28 April 2022, perseroan menyampaikan keterbukaan informasi sehubungan dengan rencana penjualan atau pengalihan sisa saham hasil buyback oleh perseroan sebanyak 40.370.700 lembar saham melalui BEI, dengan waktu pelaksanaan dimulai pada 12 Mei 2022 sampai dengan 11 Mei 2023.

Hingga saat ini, saham hasil pembelian kembali oleh Perseroan tersebut belum terjual atau dialihkan. Sehingga perseroan bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu pelaksanaan penjualan/pengalihan sisa saham hasil pembelian kembali oleh perseroan tersebut.

Namun, karena perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 pada 2022, sejak awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru, yaitu pada 2 Juni 2022, jumlah sisa saham hasil pembelian kembali oleh Perseroan yang masih dimiliki oleh perseroan menjadi sebanyak 201.853.500 lembar saham, dari sebelumnya sebanyak 40.370.700 lembar.

Waktu pelaksanaan perpanjangan penjualan atau pengalihan saham yakni terhitung mulai 18 Agustus 2023, dan akan berakhir pada 12 Juni 2023. Harum Energy menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai anggota bursa pelaksana.

Sesuai dengan Pasal 20 huruf a. POJK 30/2017, harga pengalihan atau penjualan Saham Yang Dijual Perseroan, tidak boleh lebih rendah dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia satu hari sebelum tanggal penjualan saham. Atau harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan saham oleh Perseroan, mana yang lebih tinggi.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, emiten batu bara, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencetak pendapatan senilai USD 492,24 juta hingga akhir semester I 2023. Angka ini melonjak 30,41 persen year on year (YoY) dibandingkan pendapatan HRUM pada enam bulan pertama 2022 lalu yakni USD 377,45 juta.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (4/8/2023), pendapatan HRUM pada semester I 2023 terdiri atas pendapatan kontrak dengan pelanggan sebesar USD 488,32 juta dan pendapatan sewa sebesar USD 3,92 juta.

Bersamaan dengan itu, Harum Energy mengalami kenaikan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar 79,49 persen YoY menjadi USD 238,88 juta pada semester I 2023, dibandingkan dengan semester I 2022 yakni USD 132,97 juta.

Perseroan pun membukukan laba bruto senilai USD 253,35 juta pada akhir semester I 2023 atau meningkat 3,62 persen YoY dibandingkan laba bruto perusahaan pada semester I 2022 sebesar USD 244,48 juta.

Hingga akhir semester I 2023, HRUM mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak USD 150,60 juta. Hasil ini lebih tinggi 3,16 persen YoY dibandingkan laba bersih HRUM pada semester I 2022 yakni sebesar USD 145,98 juta.

Pada semester I 2023, HRUM memiliki total aset senilai USD 1,36 miliar atau tumbuh 7,08 persen dibandingkan total aset emiten tersebut pada akhir 2022 yaitu sebesar USD 1,27 miliar.

Total aset Harum Energy pada semester pertama 2023 terdiri dari aset lancar senilai USD 513,25 juta dan aset tidak lancar senilai USD 853,69 juta.

Liabilitas menyusut menjadi USD 184,12 juta pada semester I 2023 dari tahun sebelumnya USD 286,53. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 naik menjadi USD 1,18 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 992,27 juta.

 

3 dari 4 halaman

Genjot Bisnis di Industri Nikel, Harum Energy Bakal Ikutan Nyemplung ke Kendaraan Listrik?

Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) membuka kemungkinan perusahaan bakal ekspansi ke industri hilir nikel, seperti pada ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). 

Namun Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara mengisyaratkan niat itu belum akan dieksekusi dalam waktu dekat.

“Soal EV, saat ini kita belum sampai ke sana karena itu sangat hilir. Kami akan mulai investasi di hulu, kemudian mix stream, baru secara bertahap masuk hilir,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Jumat (9/6/2023).

Perseroan memang sedang gencar mengembangkan usaha di sektor penambangan dan pengolahan bijih nikel yang diharapkan dapat berkontribusi dalam beberapa tahun ke depan.

Untuk tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar USD 52 juta, di mana setengahnya atau 50 persen dialokasikan untuk pengembangan bisnis nikel yang sudah ada.

Belanja modal itu belum termasuk ongkos investasi untuk smelter kedua perseroan, Westrong Metal Industry (WMI) yang masih membutuhkan dana sekitar USD 90 juta.

“Kami masih ada investasi yang harus dikeluarkan untuk smelter kedua. Tahun ini kita anggarkan penyelesaian smelter masih butuh dana USD 90 juta… Smelter ini diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada kuartal IV tahun ini dengan kapasitas produksi 56 ribu ton per tahun,” jelas Ray.

4 dari 4 halaman

Ambil Alih

Pada 27 April 2022, PT Harum Nickel Industry (HNI), yang merupakan salah satu subsidiari PT Harum Energy Tbk telah mengambil bagian atas 250.000 saham baru dalam PT Westrong Metal Industry (PT WMI) yang mewakili 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor PT WMI, dengan harga pengambilan bagian saham sebesar USD 75 juta.

Smelter yang dibangun oleh PT WMI akan menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF). Sampai dengan Mei lalu, progres pembangunan smelter telah mencapai 80 persen.

Adapun smelter eksisting perseroan, Infei Metal Industry (IMI) yang sudah beroperasi sejak kuartal II tahun lalu. Hingga kuartal I 2023, smelter IMI telah merealisasikan produksi sebesar 6 ribu ton dalam bentuk ferronickel atau nickel pig iron

“Kami juga akan terus jajaki peluang perluasan atau ekspansi sektor nikel baik hulu maupun hilir. Kami akan jajaki peluang untuk mengakuisisi sumber daya nikel tambahan untuk menambah sumber daya yang saat ini sudah kita miliki. Dan pada saat yang sama melakukan ekspansi ke industri pengolahan untuk mendapat nilai tambah maksimal dari investasi yang kita lakukan,” tutup Ray.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat