uefau17.com

Saatnya PGE Karaha Galakkan Reboisasi Tanaman MPTS Multifungsi - Regional

, Garut - PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Tbk Area Karaha, Jawa Barat, mulai menggalakan reboisasi hutan yang multifungsi, dengan menggunakan tanaman Multy Purpose Tree Species (MPTS). Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Selain banyak faidah melangsungkan fungsi reboisasi seperti mencegah terjadinya erosi tanah, melestarikan kesuburan tanah dan menjaga struktur tanah agar tidak rusak. Penggunaan tanaman MPTS, memberikan keuntungan bagi petani penggarap.

“Masyarakat bisanya kalau sudah menanam sayuran kemudian dialihkan ke pohon jangka panjang seperti tanaman endemik atau kayu, kurang tertarik karena lama hasilnya, sehingga perlu edukasi kepada masyarakat,” ujar General Manager PGE Area Karaha Yanuaria Dwi C, dalam penanaman pohon MPTS PGE Area Karaha dengan Perhutani di blok Talaga Bodas, Garut, Senin (13/5/2024).

Menurutnya, rencana penanaman tanaman MPTS sejalan dengan rencana program 'Pertamina Hijau'. Sebagai perusahaan energi hijau kebanggaan negeri, PGE terus berinovasi untuk melestarikan alam, tanpa mengurangi nilai kesejahteraan masyarakat. “Pertemuannya (rencana penanaman tanaman MPTS) sudah dilakukan Maret lalu, namun realisasinya baru hari ini,” ujar dia.

Saat ini rata-rata proses reboisasi yang dilakuka PGE Area Karaha lebih banyak menggunalan tanaman endemik seperti pinus, afrika (Cinnamomum burmannii), ki damar dan lainnya, yang berorientasi pada kayu dengan masa tanam hingga panen di atas enam tahun.

“Makanya dengan tanaman MPTS jenis alpukat bisa dipanen pada usia tiga sampai empat tahun, kan hasilnya bisa segera dirasakan masyarakat,” papar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanaman MPTS Menjanjikan

Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Bisnis Perum Perhutani KPH Garut Agus Kurnia mengapresiasi, rencana besar pengalihan pola tanam lahan reboisasi menggunakan tanaman MPTS yang digulirkan PGE Area Karaha.

Dalam kajian perhutani raya se-pulau Jawa, pelaksaan reboisasi hutan dengan menggunakan pohon endemik semakin berat, di tengah semakin luasnya lahan tanam sayuran yang dilakukan masyarakat.

“Kalau soal nanam kita sudah jago dari dulu, istilahnya tidak ada tanaman yang tidak jadi, cuma persoalan saat ini, apakah tanam ke dua, ketiga dengan usia panen di atas enam tahun siapa menjamin,” ujar dia.

Menurutnya, penanaman tanaman endemik hanya menjaga menjaga beberapa fungsi reboisasi. Namun hadirnya tanaman MPTS dengan akar tunggal di area kritis, memberikan banyak manfaat bagi petani. “Kalau dengan tanaman kayu waktunya minimal 9 tahun, sementara kebutuhan perut tidak bisa menunggu 9 tahun,” papar dia.

Agus menilai, pemilihan tanaman MPTS jenis alpuket aligator sebanyak 300 bibit di arae 3 hektar yang digulirkan PGE Area Karaha hari ini, memberikan banyak keuntungan, tidak hanya bagi alam, namun juga masyarakat. “Harganya bagus dan relatif naik setiap tahun, tanam durian juga bagus, tapi tidak cocok dengan alam di sini,” kata dia.

Saat ini ujar dia, area lahan reboisasi yang sudah ditanami tanaman MPTS PGE Area Karaha mencapai 6 hektare yang tersebar di beberapa tempat. “Dalam realiasasinya memang tidak fokus di satu jenis tanaman disesuaikan kecocokan lahan dan permintaan masyarakat,” kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat