uefau17.com

Mengenal 4 Rumah Adat Betawi, Salah Satunya Ada di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan - Regional

, Jakarta - Kota Jakarta identik dengan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dengan arsitektur serba modern. Namun, masih ada beberapa tempat yang didesain menyerupai rumah adat Betawi.

Rumah adat ini adalah rumah adat Suku Betawi, yakni suku asli yang mendiami Kota Jakarta hingga kini. Meski tak banyak, tetapi rumah adat ini masih terlihat di beberapa daerah, misalnya di Kampung Budaya Betawi Setu Babakan dan di Anjungan DKI Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Berikut ragam rumah adat Betawi di Jakarta:

1. Rumah Gudang

Rumah gudang biasanya dibangun di atas tanah yang berbentuk persegi panjang. Bentuk rumahnya dibuat memanjang ke belakang.

Atap rumah ini berbentuk pelana dengan struktur yang tersusun dari kerangka kuda-kuda. Selain itu, rumah gudang khas Betawi juga memiliki perisai yang ditambahkan jurai dan terdapat atap kecil si bagian depan rumah.

Struktur rumah gudang berangka kayu atau bambu. Sementara pada bagian lantai, berupa tanah yang ditekel atau disemen.

Rumah ini juga memiliki ciri khas lisplang yang dibuat dari material kayu papan. Terdapat ukiran dengan ornamen segitiga berjajar yang sangat khas Betawi.

Uniknya lagi, dinding bagian depan rumah bisa dibongkar-pasang. Hal tersebut sangat berguna jika pemilik rumah membutuhkan ruangan luas untuk hajatan atau perayaan lain.

2. Rumah Joglo

Betawi juga memiliki rumah adat yang disebut rumah joglo. Tentu saja, rumah ini mendapat pengaruh kuat dari arsitektur rumah tradisional Jawa.

Bentuk atap rumah joglo menyerupai limas yang menjulang pada bagian tengah. Limas tersebut semakin landai di bagian depan, belakang, serta di kedua sisi kiri dan kanan.

Meski ada kemiripan, tetapi rumah joglo Betawi dan Jawa memiliki struktur dan tata ruang yang berbeda. Rumah joglo Betawi dibangun dengan struktur kuda-kuda dan tidak memiliki tiang penopang atap untuk membagi ruang bagian dalam.

Pada rumah joglo Betawi, pembagian kamar atau ruangan juga tidak ditentukan dengan tiang penyangga. Pada rumah joglo Jawa, tiang penyangga ini dikenal dengan sebutan 'soko guru'.

Rumah joglo Betawi umumnya dibangun oleh tokoh masyarakat atau tetua kampung yang pada masa lalu disebut bebongkot. Oleh karena itu, rumah ini juga disebut dengan rumah bebongkot.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rumah Kebaya

3. Rumah Kebaya

Rumah kebaya juga dikenal dengan sebutan rumah bapang. Tampilan rumah ini bisa dilihat di rumah keluarga Doel dalam sinetron 'Si Doel Anak Sekolah' yang diperankan Rano Karno, Benyamin Sueb (alm), Cornelia Agatha, dan Maudy Koesnaedi.

Rumah ini disebut rumah kebaya karena memiliki atap menyerupai pelana yang dilipat. Jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan tersebut akan tampak seperti kebaya.

Rumah adat ini biasanya juga memiliki teras rumah yang luas. Area teras yang memiliki konsep semi terbuka ini biasanya dijadikan tempat untuk menjamu tamu.

Selain itu, rumah ini biasanya memiliki lantai yang lebih tinggi dari permukaan tanah. Terdapat tangga berjumlah sekitar tiga anak tangga yang berfungsi sebagai jalan masuk ke teras rumah.

4. Rumah Panggung

Dalam kisah Si Pitung, ia tinggal di rumah panggung. Rumah ini berbentuk layaknya rumah panggung Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

Rumah panggung memang memiliki bentuk seperti panggung dan berkolong tinggi. Sementara bagian atapnya bisa berbentuk bapang, joglo, atau lainnya.

Rumah ini biasanya dibangun oleh masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir. Hal itu untuk melindungi keluarga dari air laut yang kerap pasang dan banjir.

Pada bagian depan, terdapat anak tangga dengan model menyamping. Tangga itu disebut dengan 'balaksuji' yang diyakini dapat menolak bala.

Balaksuji juga merupakan tempat penyucian diri sebelum masuk ke dalam rumah. Rumah ini biasanya berbentuk L dan memiliki tata ruang sederhana.

Sebagai salah satu rumah adat Jakarta, rumah ini memiliki corak khas Betawi berupa ukiran dan motif geometris, seperti belah ketupat, titik, setengah lingkaran, dan pola siklus atau bunga matahari. Ukiran ini berfungsi sebagai hiasan sekaligus ventilasi rumah.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat