, Kutai Kartanegara - Pola intensifikasi sudah dikenal cukup lama di sektor pertanian maupun perikanan. Pola ini dianggap sangat membantu meningkatkan produksi hingga berkali-kali lipat.
Meski hasilnya fantastis, namun ada dampak buruk bagi lingkungan dengan biaya pemulihan yang sangat mahal. Walau mendapat keuntungan besar, namun kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia yang masif membuat petani atau nelayan enggan kembali mengolah lahannya.
Hal itu yang kemudian disadari oleh Petambak di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pengalaman di pola intensifikasi lahan tambak, membuat mereka kapok dan beralih ke tambak ramah lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
“Kami menolak pola intensifikasi karena dalam dua tahun saja tambak sudah rusak,” kata Subhan, Ketua Kelompok Nelayan Salo Sumba Sejahtera, Kecamatan Muara Badak.
Berdasarkan pengalaman, Subhan menyebut pola intensifikasi menggunakan pakan non organik yang tentu menggunakan bahan kimia. Bahan ini menumpuk di dasar tambak dan berubah menjadi racun.
“Timbunan pakan di dasar tambak tidak semua dimakan oleh ikan atau udang, timbunan itu bertumpuk dan berubah menjadi racun,” katanya.
Meski hasilnya besar dan sangat menguntungkan, namun dampak yang ditimbulkan sangat merusak tambak. Kerusakan itu bisa menjalar ke ekosistem tambak yang seharusnya menjadi penopang kehidupan tambak milik nelayan.
“Sisa pakan yang bertumpuk di dasar tambak dan berubah menjadi racun, akan merusak ekosistem ketika air tambak kami lepaskan. Ikan, udang, kepiting dan hewan laut lainnya bisa mati,” papar Subhan.
Simak juga video pilihan berikut
Presiden Joko Widodo meninjau operasional tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (21/8/2019).
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lebih Utamakan Merawat Lingkungan
![Nelayan Delta Mahakam](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/MFnY7FYJo0R0034pDsFVvueJNyc=/0x0:3456x2304/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3303310/original/060201300_1606027414-Nelayan_Muara_Badak.JPG)
Pengalaman menggunakan pola intensifikasi menjadi pelajara berharga bagi nelayan budidaya di Kecamatan Muara Badak. Terlebih lagi, setelah tambak rusak akibat pola tersebut, banyak petambak yang enggan mengolah tambaknya.
“Karena biaya pemulihan tambak sangat besar, jadi banyak nelayan di sini kemudian membiarkan tambaknya terbengkalai,” kata Subhan.
Kini, seluruh nelayan budidaya atau petambak yang tergabung ke banyak kelompok nelayan memilih meninggalkan pola intensifikasi. Meski hasil panen tak sebesar pola intensifikasi, namun tambak bisa digunakan secara terus-menerus.
“Untuk itu kami menggunakan pola ramah lingkungan karena alam di pesisir Kutai Kartanegara masih sangat baik,” katanya.
Di sisi lain, sambungnya, tambak ramah lingkungan lebih berkesinambungan mengingat lingkungan tetap terjaga. Dengan pola ramah lingkungan, Subhan menyebut nelayan di Muara Badak tak perlu menyiapkan pakan khusus.
“Karena potensi alam di sini masih banyak menyediakan makanan untuk ikan atau udang yang kami budidayakan,” ujar Subhan.
Tak heran jika nelayan di pesisir Muara Badak menyediakan areal khusus di sekitar tambaknya untuk pohon mangrove. Hutan mangrove di sepanjang aliran sungai kecil di sisi tambak juga dirawat baik karena di situlah bibit alami untuk udang dan kepiting tersedia melimpah.
Nelayan budidaya di Muara Badak, kata Subhan, sangat memahami karakteristik lahan yang dijadikan tambak. Ekosistem mangrove sebagai sumber pakan alami masih terjaga dengan baik.
Pola menjaga ekosistem tambak ini yang kemudian membuat nelayan budidaya di Muara Badak lebih menyukai pola tambak ramah lingkungan. Ekosistem terjaga, pakan disediakan alam, dan tambak bisa digunakan secara berkesinambungan tanpa perlu keluarkan biaya pemulihan setelah panen.
Advertisement
Tambak Terpadu
![Nelayan Muara Badak](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2d4zwXYWLnjYFbbTJc-eaXRDRLI=/0x0:3456x2304/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3303311/original/048829800_1606027415-Nelayan_Muara_Badak_2.JPG)
Agar menghasilkan keuntungan lebih di setiap tambak, nelayan budidaya di Kecamatan Muara Badak mulai menerapkan tambak terpadu. Selain budidaya ikan, udang dan kepiting, mereka juga mulai membudidaya rumput laut.
Hasilnya sangat luar biasa. Meski masih kalah jumlah produksi dengan tambak pola intensifikasi, namun hasilnya bisa dirasakan oleh para nelayan.
“Kita taruh rumput laut di dasar tambak, itu juga sumber pakan alami ikan bandeng. Di satu tambak bisa lebih dari satu jenis yang kami budaya,” sebut Subhan.
Keberadaan tambak terpadu tentu meningkatkan pendapatan nelayan yang memilih menggunakan cara ramah lingkungan. Geliat nelayan di salah satu kecataman kaya minyak dan gas ini mulai tumbuh dan berkembang.
“Untuk satu hektar tambak saja, kami bisa menghasilkan 300 kilogram rumput laut. Itu belum lagi hasil udang dan kepiting yang kebanyakan kualitas ekspor,” papar Subhan.
Udang dan kepiting di Muara Badak sudah menembus pasar dunia. Meski pandemi melanda dunia, sebut Subhan, udang dari Muara Badak tetap terus diekspor.
“Untuk udang windu, meski harganya sempat jatuh dari Rp250 ribu ke Rp150 ribu per kilogram saat puncak pandemi, namun masih terserap pasar luar negeri,” katanya.
Di sisi lain, pola terpadu ini juga menambah tenaga kerja non skill yang bisa diserap. Contohnya budidaya rumput laut yang membutuhkan tenaga kerja non skill cukup banyak.
Potensi Besar Perikanan di Kutai Kartanegara
![Udang Windu Muara Badak](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/fRwnQUmk7SML46Ysvxlrspm2af8=/0x0:1920x1080/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/3303312/original/085239900_1606027415-Muara_Badak_3.jpg)
Meski dikenal sebagai sebagai kabupaten terkaya di Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, siapa sangka Kabupaten Kutai Kartanegara juga punya potensi perikanan yang sangat besar. Potensi ini meliputi Kawasan pesisir dengan hasil udang dan ikan laut, namun juga di Kawasan pedalaman dengan hasil ikan air tawar yang tak kalah melimpah.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kutai Kartanegara Dadang Supriatman menjelaskan, potensi ikan di kabupaten itu bisa dilihat dari panjang garis pantai yang mencapai 333 kilometer. Pesisir Kutai Kartanegara makin diperkaya dengan kehadiran Delta Mahakam, Kawasan delta Sungai Mahakam.
“Di situlah daerah pesisir itu yang semuanya hamparan tambak,” kata Dadang.
Untuk hasil produksi laut, Dadang menyebut mencapai 189 ribu ton. Sekitar 40 ribu ton lebih adalah udang windu.
“Udang windu ini tujuannya ekspor ke Jepang, Malaysia, Singapura, dan Uni Eropa dalam bentuk mentah dan setengah jadi,” papar Dadang.
Udang windu ini menjadi favorit produksi di Kutai Kartanegara karena menghasilkan pendapatan yang sangat besar. Selain di Kecamatan Muara Badak, udang windu juga dihasilkan di Kecamatan Anggana.
Secara topografi, Kecamatan Muara Badak dan Kecamatan Anggana dianugerahi Kawasan Delta Mahakam. Di Muara badak saja, luasan tambak yang masuk Kawasan Delta Mahakam mencapai 12.608 hektar.
Terkini Lainnya
Wujudkan Medan Cantik, Akhyar-Salman Akan Sulap Sudut Kota Menjadi Taman
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Warga Berbondong-bondong Mengungsi
Saat Dubes Negaranya Shahrukh Khan Takjub dengan Keindahan Desa di Wonosobo
Simak juga video pilihan berikut
Lebih Utamakan Merawat Lingkungan
Tambak Terpadu
Potensi Besar Perikanan di Kutai Kartanegara
tambak udang
Udang Windu
Udang Kutai Kartanegara
Udang Windu Kutai Kartanegara
Delta Mahakam
Muara Badak
Kutai Kartanegara
Kukar
Kaltim
Kalimantan Timur
Rekomendasi
Kuatkan Kolaborasi Pariwisata dan Pertambangan, Pendorong Ekonomi di Kutai Barat
Lagi, Tiga Alat Berat Disita dari Tambang Ilegal di Berau
Mustar Bona Ventura Ditunjuk PDIP Sebagai LO Pilkada 2024 Kalimantan Timur
Mudahkan Perangkat Daerah di Kaltim, Perusahaan Ini Gelar Bimtek Kenalkan e-Catalogue Produk IT
Melihat Kabupaten Berau yang Tumbuh Bersama Industri Pertambangan Batu Bara
43 Negara Bertemu di Kalimantan Timur untuk Cegah Laju Perubahan Iklim Ekstrem
Mitsubishi Triton Terbaru Mulai Diuji Coba di Kalimantan Timur
Bantuan Korban Banjir di Hulu Mahakam Fokus Upaya Pemulihan
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Faldo Maldini Pamitan ke Jokowi Sebelum Maju Pilkada Tangerang
Pilkada Sulteng 2024, PKS Beri Surat Rekomendasi untuk Pasangan Anwar-Reny
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
TOPIK POPULER
Populer
Langgar Aturan Domisili, 262 Siswa Dianulir dari PPDB Jabar 2024
10 Sektor 'Lahan Basah' Investasi Kota Bandung: Ada Pariwisata, Fesyen, dan Infrastruktur
Jenang Krasikan, Camilan Manis Khas Purworejo
Aktor Bollywood Raama Mehra Ditangkap Usai Selundupkan Hewan Dilindungi
Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Nonhalal di Solo Kembali Dibuka
Berbasis MicroPET/CT, BRIN Kembangkan Radiofarmaka Baru untuk Deteksi Dini Kanker
Lagu Tema Film 'My Hero Academia The Movie 4: You’re Next' Karya Vaundy
Nasib Warga Tagulandang Terdampak Erupsi Gunung yang Bakal Direlokasi ke Bolmong Selatan
Baifern Pimchanok dan Nine Naphat Resmi Putus Usai Pacaran 2 Tahun
Kronologi Putusnya Baifern Pimchanok dan Nine Naphat, Terhalang Restu Ibunda
Euro 2024
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Sepasang Kekasih Jadi Korban Pembegalan di Depok
Mengenal Bubur Ayam Mang H Oyo, Kuliner Legendaris di Bandung
5 Galaksi Satelit Bima Sakti
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024
Sahroni DPR Puji Kinerja Kejagung yang Terus Membaik
Siswi SMK di Lampung Diperkosa dan Dibunuh Pamannya, Berawal dari Tumpangan Saat Pulang Sekolah
Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf
Hasil Euro 2024: Pedri Cedera, Spanyol Permalukan Jerman 2-1 untuk Tiket Semifinal
Dapatkan Link Live Streaming Perempat Final Euro 2024 Portugal vs Prancis, Tayang Sesaat Lagi
Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Terbaik Malam 1 Suro, Perspektif Islam
10 Hiu Prasejarah yang Luar Biasa, Bentuknya Sangat Aneh
Pemkot Tangerang Siap Gelar Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
Polisi Gagalkan Peredaran 7.200 Botol Oli Palsu Asal Tangerang di Bandar Lampung
Ilmuwan Temukan Perubahan Iklim Buat Jamur Lebih Beracun untuk Manusia
13 Hewan Purba Tertua di Dunia yang Masih Hidup Sampai Sekarang