uefau17.com

Masjid di Pekanbaru Sediakan Wifi Gratis Bantu Siswa Belajar Daring - Regional

, Pekanbaru - Masjid Asa'adah di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru menyediakan wifi gratis untuk belajar daring. Tujuannya membantu pelajar yang tidak bisa membeli paket data internet secara terus menerus selama pandemi Covid-19.

Imam Masjid Asa'adah, ustadz Muhammad Rusdi menjelaskan, wifi gratis ini bisa diakses hingga petang hari. Tidak hanya pelajar, mahasiswa juga dipersilahkan datang setiap harinya.

Baca Juga

Menurut Rusdi, ide wifi gratis ini merupakan masukan dari pengurus dan masyarakat mengantisipasi pelajar kehabisan paket ketika belajar.

"Biayanya datang dari masyarakat sekitar dan pengurus," kata Rusdi, Rabu siang, 14 Oktober 2020.

Rusdi mengatakan, jumlah pelajar datang setiap harinya berbeda dan tidak ada batasan. Waktunya dibagi pagi, siang, dan petang.

"Terkadang ada 35 orang datang, tapi ini tidak dibatasi," katanya.

Walau diutamakan bagi pelajar di sekitar masjid, Rusdi menyebut wifi ini bisa diakses orang luar juga. Dia mempersilahkan pelajar dari lingkungan lain datang.

"Kalau misalnya ada dapat informasi wifi gratis di sini, silahkan saja," sebut Rusdi.

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, belajar daring di masjid harus berjarak. Pelajar juga diwajibkan mencuci tangan dan memakai masker.

"Selain belajar daring, wifi ini juga digunakan jemaah untuk kajian agama secara online," ucap Rusdi.

Adanya wifi gratis ini disambut gembira oleh Hafis. Pelajar salah satu MTS di Pekanbaru memang tidak setiap hari datang ke masjid.

"Kalau misalnya kehabisan paket, saya datang ke sini," ucap dia.

Hafis mengucapkan terima kasih ke pengurus masjid karena terbantu belajar daring sejak pandemi Covid-19 di Riau.

"Terima kasih kepada masyarakat yang telah berbuat baik," katanya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Rembang Jawa Tengah rela datang ke sekolah setiap hari untuk belajar secara offline. Keluarganya tidak mampu membeli kuota Internet, sehingga ia tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar online.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat