, Pekalongan - Batik Pekalongan tersebar di berbagai daerah di Nusantara, bahkan luar negeri. Sejarahnya tercatat sejak ratusan tahun lalu.
Batik Pekalongan memiliki sejarah yang terentang panjang ke belakang. Bertahan sebagai pusat batik hingga kini, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pun menasbihkan diri sebagai Bumi Legenda Batik Nusantara. Identitas baru ini secara resmi diluncurkan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Padepokan Batik Failasuf Wiradesa, Minggu, 6 Agustus 2017.
Identitas ini tidak berlebihan. Perkembangan batik di pesisir Pantai Utara Pekalongan sudah tercatat sejak awal 1800 silam. Perkembangan batik pesisiran sudah ada dari era Kerajaan Mataram dan legenda Nyi Roro Kidul hingga Dewi Lanjar.
Advertisement
Batik Pekalongan pun melintasi zaman. Seiring regenerasi pembatik, inovatif, dan mengikuti tren masa kini, batik pun tak sampai tergerus oleh zaman di era digital modern dewasa ini.
Baca Juga
Dalam perkembangannya dari jumlah total 40 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), 30 ribu UMKM di Kabupaten Pekalongan di antaranya menggeluti bidang usaha batik.
Dengan pelaku usaha sejumlah itu, sekitar 70 persen batik yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara merupakan produksi dari sentra batik di Kabupaten Pekalongan.
"Angka 70 persen batik di seluruh Indonesia itu dari produsen di Pekalongan. Tapi memang mereknya bisa diganti oleh brand penjualnya sendiri," kata Bupati Asip Kholbihi kepada . "Maka banyak masukan dari berbagai pihak, seperti seniman batik, budayawan, dan ahli sejarah mendorong kita sebagai pusat atau sentra batik pesisir," ia menambahkan.
Asip juga memperkenalkan ikon batik khas pesisiran Bumi Legenda Batik Nusantara. Desain batik itu berbalut kain berwarna hitam dan bergambar flora dan fauna khas pesisiran.
"Batik itu cantik, indah, dan menenteramkan. Karena melalui beberapa tahapan rumit dari awal proses hingga jadi. Itulah yang membuat UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda di dunia. Tentu saja selalu ada makna di setiap desain batik yang dibuat," dia menambahkan.
Untuk bahan baku batik, kata Asip, di Kabupaten Pekalongan pun tersedia dan jumlahnya mencukupi untuk kebutuhan perajin batik di lingkungan masing-masing.
"Bahan baku batiknya di sini sangat melimpah. Jadi, berapa pun yang dipesan, hingga satu juta potong pun bisa. Hal ini yang membedakan kita dengan daerah lain sebagai produsen batik," ujar Asip.
Tak hanya beredar di Indonesia, ternyata batik pesisiran asal Kota Santri juga sudah beredar hingga ke negara di belahan dunia di benua Amerika, Asia, Afrika, dan Eropa.
"Bulan depan saya ke Amerika. Nanti batik pesisiran ini saya bawa sebagai hadiah kepada Sekjen PBB dan beberapa pejabat lainnya. Karena memang di sana batik sudah begitu familiar. Rata-rata batik yang dijual itu dari perajin batik tulis di Pekalongan," ujarnya.
Batik Pekalongan sangat diminati mulai dari masyarakat bawah hingga atas. "Untuk harga bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan juta. Jadi semua tergantung kebutuhan masing-masing. Karena karya seni batik tak ternilai," kata dia.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
4 Rahasia Batik Pekalongan
Tokoh sekaligus entrepreneur batik pesisir, Failasuf, mengungkapkan rahasia batik pesisiran di Pekalongan yang hingga kini terus bersaing dan mampu bertahan di era digital modern. Pertama, kemajuan dan perkembangan batik pesisiran di Kabupaten Pekalongan karena berjalanya regenerasi pembatik terutama karya seni batik tulis.
Pasalnya, jika regenerasi pembatik minim berdampak pada jumlah perajin batik jumlahnya sedikit dan hanya didominasi oleh kalangan lanjut usia. Di Kabupaten Pekalongan, ribuan pembatik yang masih tersisa kini sudah berusia lanjut. Dan saat ini tinggal menyisakan separuhnya saja yang masih membatik.
"Bagaimana mau maju dan berkembang, kalau regenerasi pembatik tidak ada. Makanya di sini banyak tempat untuk belajar membatik, seperti sekolah batik dan padepokan batik," ucap Failasuf.
Pria yang sudah menggeluti bisnis batik sejak tahun 1998 ini menyebut regenerasi pembatik khususnya bagi para pemuda dan pemudi harus dilakukan dengan pendekatan yang berbeda.
"Kalau di sini biasanya keluarga pembatik yang sudah berusia lanjut ini mengajarkan keahliannya kepada anak ataupun saudaranya. Dari situlah, jemput bola dan mengajak anak muda untuk mengembangkannya. Tentu saja diberikan fasilitas yang memadai untuk mengajak mereka menjadi pembatik," jelasnya.
Fasilitas yang diberikan, seperti penetapan gaji yang lebih dari cukup, rekreasi, dan tempat bekerja yang nyaman. Sedangkan jumlah pembatik muda yang bekerja di padepokan batik pesisir jumlahnya sekitar 50 orang.
"Bagaimana membuat mereka nyaman bekerja khususnya generasi muda itu penting. Karena membatik itu butuh ketenangan dan konsentrasi. Dan juga, beberapa bulan sekali mereka saya ajak liburan. Dengan cara itu, mereka bekerja dengan profesional dan menghasilkan karya yang bagus," jelas Failasuf.
Kedua, terkait karya seni batik menjadi kegiatan ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, potensi, dan peran strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional. Maka, peran pemerintah daerah kepada perajin batik sangat dibutuhkan terkait modal ataupun pemasarannya.
Faktor ketiga terkait modal. "UMKM batik di sini sangat berkembang, karena mereka mudah mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan usahanya. Kalau penasaran saya kira sekarang ini lebih mudah karena sudah online," kata dia.
Keempat, konseptor atau desainer batik Kabupaten Pekalongan juga terus berinovasi baik dari kalangan pemuda yang masih pemula ataupun yang sudah profesional.
"Untuk lebih mendorong produktivitas industri batik, saya akui peran komunitas desainer sangat penting dalam menciptakan kreativitas desain," katanya.
Advertisement
Motif Petungkriyono Ikon Batik Legenda Pekalongan
Batik Pekalongan memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas corak batik khas pesisiran terdapat pada corak warna-warni cerah, motif flora, dan fauna.
"Batik ini sebuah hasil karya yang terinspirasi dari renungan dan terciptalah sebuah desain yang memiliki filosofi," kata Failasuf.
Berbagai macam motif batik yang dibuat memiliki jalan cerita sendiri. Failasuf sedang dalam proses membuat batik bermotif Garuda dan Petungkriyono.
Motif batik Garuda sendiri menggambarkan rasa persatuan dan perdamaian antara suku bangsa dan ras, yang pada akhirnya tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Batik Garuda ini terinspirasi dari keberagaman kita di Indonesia yang tetap damai dan utuh untuk NKRI," kata Failasuf.
Berbeda dengan motif batik Petungkriyono, dia membuat tiga motif sekaligus. Batik itu terinspirasi dari pesona hutan alam Petungkriyono yang masih asri.
"Gambar motif itu ada alam curug, perkebunan, hutan alam, binatang, wisatawan. Tiga desain batik Petungkriyono ini yang akan menjadi ikon legenda batik Pekalongan," kata dia.
Failasuf menceritakan, proses pembuatan hingga jadi tiga desain batik Petungkriyono itu diperkirakan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan.
Rencananya, ikon batik legenda Pekalongan itu akan di-launching pada saat Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke-395 pada akhir bulan Agustus 2017.
"Harapan saya, batik ini bisa menjadi inspirasi batik Indonesia. Konseptornya bersama-sama dibantu para ahli, seniman, pejabat yang memang punya pemikiran bersama," tuturnya.
Menurut dia, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, karya seni batik harus bekerja sama dengan baik antara, konseptor, penggambar, pewarna, dan pemopok.
"Batik ini karya lukis terbaik menurut saya. Untuk itu dunia perlu mengetahui bagaimana proses rumit membatik, karena jarang sekali lukisan yang hasil dari banyak orang yang menjadi sebuah karya," jelasnya.
Perkembangan Batik Pekalongan
Sejarah batik Pekalongan tidak tercatat secara resmi kapan mulai dikenal di Pekalongan. Namun menurut perkiraan, batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut informasi yang tercatat di Disperindag, pola batik itu ada yang dibuat 1802, seperti pola pohon kecil berupa bahan baju.
Perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di Kerajaan Mataram, yang sering disebut dengan Perang Diponegoro atau Perang Jawa.
Terjadinya peperangan ini mendesak keluarga keraton serta para pengikutnya, sehingga banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah timur serta barat. Kemudian di daerah-daerah baru tersebut para keluarga serta pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo serta Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya, serta Madura. Sedangkan ke arah barat, batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon serta Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota serta daerah Buaran, Pekajangan, serta Wonopringgo (Kabupaten Pekalongan).
Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa, seperti Tiongkok, Belanda, Arab, Asia, Melayu serta Jepang pada zaman lampau mampu mewarnai dinamika pada desain dan pola serta tata warna seni batik di Pekalongan.
Oleh karena itu, beberapa jenis pola batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Desain itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri Asia serta Arab. Lalu batik Encim serta Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Tionghoa. Batik Belanda, batik Pagi Uncomfortable, serta batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Perkembangan budaya teknik cetak batik tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.
Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.
Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan serta Kabupaten Pekalongan.
Terkini Lainnya
Ini Rekor Dunia Batik Pekalongan
Film Dokumenter Legenda Batik Nusantara Dibuat di Pekalongan
Mobil dan Kembang 7 Rupa Tiba-tiba Muncul dari Laut Jawa
4 Rahasia Batik Pekalongan
Motif Petungkriyono Ikon Batik Legenda Pekalongan
Perkembangan Batik Pekalongan
pekalongan
Batik pekalongan
Bumi Legenda Batik
Rekomendasi
Masif Penyebaran Hoaks, Masyarakat Harus Melek Literasi Digital
Top 3 Islami: Alasan Kenapa Paham Salafi Mudah Masuk Muhammadiyah, Istri Habib Luthfi Syarifah Salma Meninggal
Sosok Syarifah Salma, Pendamping Setia Perjalanan Dakwah Habib Luthfi bin Yahya
Innalillahi Wainna Ilaihi Roojiuun, Syarifah Salma Istri Habib Luthfi Meninggal Dunia
Usung Maskot Batik Pekalongan, Queen Jaya Kini Hadir di Marketplace
Menyala! Fitra Bisa Kuliah usai UIN Gus Dur Turunkan UKT, Guru-Guru Patungan
Calon Mahasiswa Terancam Gagal Kuliah karena Tak Mampu Bayar UKT, Ini Klarifikasi UIN Gus Dur
Asa Fitra Kuliah di UIN Gus Dur Pekalongan Kandas karena Tingginya UKT
Euro 2024
Kylian Mbappe Melempem di Euro 2024, Spanyol Tetap Waspada Penuh
Semifinal Euro 2024: Adu Mahal Timnas Spanyol vs Prancis
Timnas Prancis Siap Rebut Tiket Final Euro 2024
Demi Tembus Final Euro 2024, Spanyol Siap Tampil Habis-habisan
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Prancis: Serangan Tajam Bertemu Pertahanan Kokoh
Copa America 2024
Kanada Bertekad Redam Argentina di Semifinal Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Pudarnya Sinar Bintang di Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Jadi Pembeda di Semifinal?
Infografis Jadwal Semifinal dan Final Euro 2024 dan Copa America 2024
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Komisi II DPR Akan Panggil KPU Bahas PKPU soal Syarat Calon di Pilkada
PKB Usul Nagita Slavina Jadi Cawagub di Pilgub Sumut, Gerindra: Harus Persetujuan Bobby Nasution
Sekjen PKS: Kita Doakan Kaesang Jadi di Jateng, Kalau Mau di Jakarta, Tinggal Diatur Aja
Gaji Panwascam Pilkada 2024, Simak Pula Tugas dan Tanggung Jawabnya
Pilgub Banten, Andra-Dimyati dapat Dukungan dari 104 Posko Kemenangan
Masa Kerja Pantarlih Pilkada 2024, Cek Juga Tugas dan Gajinya
TOPIK POPULER
Populer
Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Mati Warga Sempat Berusaha Hilangkan Barang Bukti
Peruntungan Zodiak Aries di Tahun 2024: Peluang, Tantangan, dan Transformasi
Jadi Tersangka, 8 Mahasiswa Dalang Demo Berujung Ricuh di Makassar Langsung Ditahan
Insiden di Selat Malaka, Pencarian ABK Rusia Tenggelam Masih Dilakukan
Datang ke Polda Sumut, Putri Korban Kebakaran Rumah Wartawan di Karo Buat Laporan Polisi
Perjalanan Mohamad Pandu Ristiyono Raih Gelar Doktor Tercepat di Negeri Jiran
Target Hattrick Juara Umum PON, 148 Atlet Jabar Berlatih di Korea Selatan
Filosofi Gerak dalam Tari Zapin Riau
HyunA dan Yong Junhyung Akan Menikah Oktober 2024
Asrama Mahasiswa Dompu di Makassar Diduga Dibakar OTK, Polisi Selidiki
Pegi Setiawan
Pegi Setiawan Ingin Kembali Kerja Jadi Kuli Bangunan Usai Bebas dari Rutan Polda Jabar
7 Fakta Hakim Putuskan Pegi Setiawan Bebas, Penetapan Tersangka Kasus Vina Cirebon Tidak Sah
Pegi Setiawan Bebas, Keluarga Vina Minta Rudiana Muncul
Bebas dari Rutan Polda Jabar, Pegi Setiawan Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi dan Prabowo
Hotman Paris Ingatkan Pegi Usai Status Tersangka Kasus Vina Cirebon Batal: Belum Bebas secara Substansi
Kuasa Hukum: Pegi Setiawan Sudah Keluar dari Tahanan
Berita Terkini
Pengusaha Bingung soal Aturan Impor, Ganti-Ganti Terus
Programmatic Case Study: Luar Biasa! Peningkatan CTR Sebesar 235, Hasil Kerja Sama Brand Sportswear dengan Emtek Digital
7 Transformasi Mahalini dari Kecil Hingga Oplas Hidung, Bikin Pangling
Respons Kaesang Usai Disarankan Sang Kakak Gibran untuk Bertemu dengan Puan Maharani
Cara Mudah Cetak Kartu Keluarga Online Melalui HP
Penyidik Rossa Purbo Ditantang Megawati, Ketua KPK: Tetap Lanjutkan Bekerja
Masuk Fortune Southeast Asia 500, Waskita Karya Dapat Predikat Perusahaan Terbaik di Asia Tenggara
Partai Republik AS Tunjukkan Dukungan ke Industri Kripto
Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Undian Berhadiah HUT BRI ke-128 Tahun
Irak Pamerkan Artefak-artefak Kuno yang Dikembalikan AS
Berlangsung di Jakarta, Seri Kedua BlackAuto Battle 2024 Diikuti 45 Mobil Modifikasi
Mensos Risma: Cegah Disabilitas Fisik, Pengidap Kusta Harus Diobati Sampai Tuntas
HyunA Bakal Menikah dengan Yong Jun Hyung, Netizen Ungkit Ucapannya soal Pernikahan