, Jakarta Anak yang mulai beranjak dewasa, khususnya fase remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari jati dirinya.
Sementara itu, orang dewasa cenderung mengingat masa remajanya sebagai masa di mana melakukan hal yang serba ‘pertama kali’.
Baca Juga
Misalnya, pertama kali menstruasi untuk perempuan dan ejakulasi untuk laki-laki hingga melakukan hal yang memalukan sekalipun. Ada banyak hal menarik yang dilakukan serba pertama kali sebelum akhirnya masuk ke fase orang dewasa.
Advertisement
Hal tersebut tentunya menjadi titik balik dan proses metamorfosis terbesar kita semua. Namun, bagi mereka yang sedang melaluinya, masa remaja menjadi sebuah perjalanan yang panjang. Dimulai jauh sebelum mengantisipasinya dan berhenti lama setelahnya.
Menurut spesialis kedokteran remaja di Duke Health dr Richard J. Chung, ada kemungkinan bagi sekelompok remaja yang menghabiskan hampir 15 tahun di masa remaja.
Oleh karena itu, perjalanan fase remaja ini bisa lebih mudah diatur ketika pihak-pihak sekitarnya, seperti orang tua, memahami kapan harus khawatir dan rileks, kapan harus menegur dan diam, kapan harus berpegang erat dan melepaskan.
Lalu, bagaimana Anda sebagai orang tua dapat mengetahui hal tersebut? Melansir dari CNN Health, Rabu (10/8/2021), alih-alih menyarankan empat hal yang perlu diketahui orang tua. Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kenali Pubertas Anak
![Anak remaja/Unsplash Patrick](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/JxPnMonEQeKPNsP7hYP4ymMdfAE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3185858/original/008923000_1595313557-patrick-buck-iPpy3Mupk8k-unsplash.jpg)
Beberapa anak mulai pubertas sekitar di akhir sekolah dasar, yaitu 6 SD. Anak perempuan biasanya mulai lebih cepat, sekitar usia 8 tahun, dan laki-laki sekitar 9 tahun. Namun, kedua kategori tersebut masuk ke ‘pubertas sebelum waktunya’.
“Anak-anak lain mulai pubertas hingga akhir SMP. Untuk perempuan sekitar 13 tahun dan anak laki-laki sekitar 14 tahun,” jelas Chung. Seluruh proses dapat memakan waktu antara dua sampai lima tahun atau bahkan lebih lama.
Chung kembali menjelaskan mengenai perubahan fisik laki-laki dan perempuan yang mengalami pubertas, seperti membesarnya dada untuk perempuan dan membesarnya testis untuk laki-laki.
Hal ini wajar karena dipicu oleh hormon yang diikuti perubahan fisik, emosional, dan kognitif⎼ termasuk pertumbuhan rambut tubuh, dan perubahan massa otot serta lemak.
Namun, hal yang masih terkadang keliru adalah mengaitkan perubahan psikologis anak anak dengan hormon yang menyebabkan perubahan fisik. Padahal, kedua hal tersebut tidak selalu berhubungan dan masih belum dibuktikan dengan jelas.
“Kita mungkin mencoba menarik benang merah antara perubahan hormonal dan suasana hati, tetapi hal tersebut masih belum ada korelasi yang jelas. Ada beberapa alasan orang muda bertindak yang tidak terkait dengan perubahan hormon,” jelas Chung.
Dalam tahap remaja, ada perkembangan saraf sosial, emosional yang lebih luas dibandingkan fisik dan hormonal. Perkembangan ini masih sangat kompleks untuk diuraikan sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa hormon selalu berkaitan dengan suasana hati.
Apalagi pubertas yang dialami setiap orang berbeda-beda sehingga masih belum ada spesifikasi yang jelas. Ditambah, seringkali orang tua yang Chung temui melakukan riset kecil-kecilan di Google dan menemukan sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi mereka.
“Sesuatu yang tidak sesuai justru menimbulkan banyak kecemasan,” paparnya. Melihat keluhan tersebut, Chung ingin orang tua membantu anak-anak melewati masa-masa ini dengan memastikan sang anak merasa nyaman apabila terjadi perubahan dalam tubuh mereka.
Riset juga menemukan ternyata perempuan biasanya lebih terbuka terhadap perubahan fisik dan hormonal yang terjadi dalam dirinya dibanding laki-laki. Hal ini yang membuat laki-laki cenderung merasa malu ketika bertanya mengenai ejakulasi.
“Orang tua perlu memisahkan percakapan antara pubertas dengan seksualitas,” jawab Chung.
Advertisement
Komunikasikan dengan Tepat
Selama masa pubertas, merasa tidak normal atau merasa bukan menjadi diri sendiri adalah normal. Para orang tua perlu mewaspadai anak perempuan Anda yang berkembang lebih awal, mulai waspadai lingkungan pertemanannya.
“Meskipun perempuan dewasa lebih cepat dibanding laki-laki, mereka sering kali tidak siap dalam aspek seksualitas. Hal tersebut dapat melukai harga diri mereka karena mulai melihat diri mereka sebagai objek” jawab profesor psikiater anak dan remaja di Hassenfeld Children's Hospital dr Jess Shatkin.
Sementara itu, laki-laki yang dewasa lebih awal, orang tua harus ingat bahwa ini akan membuat mereka cenderung berperilaku hal-hal yang lebih beresiko di usia muda daripada teman sebayanya.
Shatkin menganggap hal ini terdengar masuk akal mengingat secara evolusioner, khususnya laki-laki yang memiliki peran di puncak hierarki sosial pada sejarah ketika era berburu makanan dan berjuang hidup dari tanah.
Namun, perlu digarisbawahi bagi setiap orang tua yang memiliki anak yang lebih cepat atau lebih lambat pubertas, tidak perlu khawatir tentang keadaan emosional mereka atau minta bantuan psikolog.
Tidak semua orang membutuhkan hal tersebut selama ada dukungan yang baik dari keluarga dan teman-teman. Pubertas adalah sebuah pengalaman baru seseorang dalam hidup.
“Bicaralah dengan anak Anda, ingatkan bahwa ini bukan sesuatu hal yang harus dilakukan, melainkan sebuah pengalaman baru dalam hidup,” jelas Shatkin
Dukung Secara Emosional
Merasa labil dan menunjukkan emosi yang pasang surut menjadi ciri khas dari masa-masa remaja. Hal ini bisa menjadi perhatian ketika mereka datang bersamaan dengan perubahan perilaku yang tiba-tiba.
Jika anak Anda kurang tidur, cemas, depresi, nilai akademis turun, berselisih dengan semua teman, ini adalah tanda emosi tidak stabil pada anak. Solusi yang ditawarkan para ahli adalah mengajukan pertanyaan dan mungkin mencari bantuan profesional.
Bila masalah yang terjadi lebih umum, seperti berkelahi dengan teman, orang tua harus menawarkan dukungan, bukan solusi. “Memiliki rasa ingin tahu, jangan membersihkan kekacauan mereka,” jelas Shatkin.
Namun, yang sering terjadi adalah orang tua membangun citra mereka sebagai teman dan pelindung. Seringkali lupa bahwa Anda tidak bisa selalu bersama sepanjang waktu untuk membuatnya bahagia.
Dengarkan Pendapat Mereka
Ada kalanya anak siap berbicara dan tidak siap berbicara pada Anda. Terkadang, dukungan yang diberikan bukan hanya menyediakan ruang dan waktu berkualitas bersama saja. Ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.
Dengarkan apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan hal-hal lain yang bersifatnya lebih personal ke dalam diri anak Anda.
“Ketika Anda tidak tahu harus berkata apa, alangkah baiknya untuk berada bersama anak Anda dan mendengarkan”, tutup Shatkin
Reporter: Caroline Saskia
Terkini Lainnya
Top 3: Apa Itu Parental Loneliness, Kesepian yang Dialami Orang Tua
Mengenal Parental Loneliness, Kesepian yang Dialami Orang Tua
10 Ide Quality Time Bersama Anak yang Tidak Menguras Kantong
Kenali Pubertas Anak
Komunikasikan dengan Tepat
Dukung Secara Emosional
Pubertas Dini
Orang Tua
Remaja
Pubertas Anak
Rekomendasi
Mengenal Parental Loneliness, Kesepian yang Dialami Orang Tua
10 Ide Quality Time Bersama Anak yang Tidak Menguras Kantong
Kisah Gias, Bocah Cilik yang Dipaksa Berjualan Demi Lunasi Utang Orang Tua
Potret Cerita Kurikulum Merdeka: Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus Sebut Guru Lebih Kreatif
Manfaat Tak Terbatas Berbakti kepada Orang Tua, Akan Kembali ke Kita Kata UAH
Mau Bikin Orang Tua Senang di Alam Kubur? Lakukan 3 Hal Ini Kata Buya Yahya
Ayu Ting Ting Putus dari Muhammad Fardhana, Tegaskan Tak Ada Campur Tangan Orang Tua
Studi: Orang Tua Lebih Sering Membanggakan Kemampuan Matematika Anak Laki-laki Daripada Anak Perempuan
Survei: Banyak Orang Muda Jerman Tinggal dengan Orang Tua
Euro 2024
Tekel Keras Gelandang Jerman Akhiri Kiprahnya di Euro 2024, Pedri Kirim Pesan pada Toni Kroos
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Hadiah Piala Eropa atau Euro 2024 Bikin Ngiler, Cek di Sini Besarannya
Akanji Gagal Penalti di Laga Inggris Vs Swiss, Punya Nilai Pasar Rp 782 Miliar
Cristiano Ronaldo Buka Suara usai Gagal Antar Portugal ke Semifinal Euro 2024, Apa Katanya?
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Kesedihan Selimuti Fan Zone Copacabana Brasil
Mengejutkan, Uruguay Depak Brasil dari Copa America 2024
Hasil Copa America 2024 Uruguay vs Brasil: Selecao Kalah Dramatis Lewat Adu Penalti, La Celeste Tantang Kolombia di Semifinal
Hasil Copa America 2024 Kolombia vs Panama: Gulung Los Canaleros 5-0, Luis Diaz Cs Kunci Tiket Semifinal
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Uruguay vs Brasil, Segera Dimulai
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Tugas Pantarlih Pilkada 2024, Pahami Tanggung Jawab dan Besaran Gajinya
Alasan DPD PSI Jakbar Usulkan Deddy Corbuzier Maju Pilkada Jakarta: Otot Politiknya Kuat
Tahapan Pilkada 2024, Ini Jadwal Persiapan Sampai Pengumuman Perhitungan Suara
Ramai Artis Masuk Bursa Pilkada 2024, Cara Pragmatis Raih Modal Sosial dan Kapital
Alur Pilkada Serentak 2024, Catat Kapan Penyelenggaraannya
Pilkada Jakarta 2024, Suku Betawi Usulkan 5 Nama
TOPIK POPULER
Populer
Smartfren Run 2024 Sukses Ajak Ribuan Orang Berlari
Mantan CEO Membeberkan 6 Kunci Sukses, Apa Saja?
Pegi Setiawan
Mabes Polri Yakin Polda Jawa Barat Akan Patuhi Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
Bareskrim Polri Evaluasi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Usai Pegi Setiawan Menang Praperadilan
Kejagung Soal Putusan Bebas Pegi Setiawan: Ada Prosedur Tidak Terpenuhi
Status Tersangka Pegi Setiawan dalam Kasus Vina Cirebon Batal Demi Hukum, Ini Respons Hotman Paris
DPR Minta Nama Baik Pegi Setiawan Dipulihkan Usai Status Tersangkanya Gugur
Polda Jabar Segera Jalankan Putusan Hakim PN Bandung: Bebaskan Pegi Setiawan
Berita Terkini
Nikita Willy Yakin Semua Anak Lahir Untuk Jadi Pemenang
Rafah Jadi Kota Hantu yang Tertutup Debu dan Dipenuhi Puing Setelah 2 Bulan Invasi Israel
Mabes Polri Yakin Polda Jawa Barat Akan Patuhi Putusan Praperadilan Pegi Setiawan
6 Film Tema Satu Suro untuk Pecinta Horor, Bikin Merinding
Festival Ekonomi Keuangan Syariah Diselenggarakan di Kawasan Timur Indonesia, Apa Tujuannya?
Profil Thiago Alcantara, Pemain Liverpool yang Memutuskan Pensiun di Usia 33 Tahun
Bareskrim Polri Evaluasi Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Usai Pegi Setiawan Menang Praperadilan
Belanja di Tempat Ini Berkesempatan Dapat Mitsubishi XForce
Adik Kim Jong Un Murka dengan Latihan Militer Korea Selatan di Dekat Wilayah Perbatasan
Intip Rencana Emiten Anak Tommy Soeharto Setelah IPO
BPJS Kesehatan Luncurkan Layanan Face Recognition, Apa Saja Keunggulannya?
Ikatan Pustakawan Indonesia Gelar Rakerpus XXV di Bali
Insiden di Selat Malaka, Pencarian ABK Rusia Tenggelam Masih Dilakukan
Bamsoet Sambangi Markas PKS, Disambut Hangat Ahmad Syaikhu