, Jakarta - Transportasi beradab dan ramah disabilitas merupakan impian warga Ibu Kota Jakarta. Tak heran, Moda Raya Terpadu atau MRT Jakarta yang disebut-sebut menggunakan standar Jepang, dinanti-nanti.
Minggu 24 Maret 2019, MRT Jakarta diresmikan.
Sekarang, Indonesia tak kalah dengan negara-negara tetangga, seperti Thailand, Jepang, Malaysia, dan Singapura.
Advertisement
MRT Jakarta merupakan kereta bawah tanah yang memiliki kecepatan tinggi. Pada fase pertama, rute MRT Jakarta mencakup Bundaran Hotel Indonesia-Lebak Bulus. Waktu tempuh kedua lokasi itu, hanya 30 menit dengan harga tiket Rp 14.000. Padahal, jika memakai mobil, waktu tempuh bisa mencapai 1 jam.
MRT Jakarta berani menjamin ketepatan waktu. Para penggunanya tak perlu khawatir soal jam karet yang menjadi hal biasa bagi sebagian warga Ibu Kota.
Untuk menciptakan transportasi beradab, PT MRT Jakarta membuat aturan dan tata tertib saat naik ke MRT. Seluruhnya, menganut standar Jepang. Misalnya saja tentang aturan penggunaan eskalator. Bagi calon penumpang yang tidak terburu-buru, bisa naik eskalator dengan mengambil sisi sebelah kiri.
"MRT Jakarta mengubah Jakarta. Kita mengubah orang dari kultur yang lama ke kultur yang baru," ujar Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Mau tidak mau, masyarakat harus tertib saat naik MRT Jakarta. Termasuk soal penggunaan lift.
Tak semua orang bisa menggunakan lift ini. Pasalnya, MRT Jakarta menyediakan lift khusus untuk penyandang disabilitas, ibu hamil, anak-anak, dan orang tua. Hal tersebut juga untuk menciptakan iklim ramah disabilitas.
"Budaya antre mulai. Kemudian respect to disable mulai. Karena kalau naik MRT yang kursi priority, saya sudah mulai lihat kalau anak-anak lebih muda, terus lihat ada yang lebih tua, dia kasih kursinya," ucap Effendi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berhasil Ubah Kultur
Delapan bulan sudah, MRT Jakarta beroperasi. Penerapan kultur budaya baru pun mulai memperlihatkan hasilnya.
Sebut saja soal kebersihan. Pada uji coba MRT Jakarta, sampah berserakan di sejumlah stasiun karena masyarakat tak melek budaya buang sampah pada tempatnya. PT MRT Jakarta memang tidak menyediakan tempat sampah, lantaran ingin mengedukasi masyarakat.
Selain itu, pengangkutan sampah di stasiun, khususnya di bawah tanah, akan mengganggu aktivitas dalam stasiun.
Kebijakan seperti ini tak hanya berlaku di Indonesia. Di Jepang dan Singapura, lazim sulit menemukan tempat sampah.
"Awalnya kita dikomplain ini MRT tidak ada tempat sampah, kita memang tidak ada tempat sampah biar anda tidak buang sampah. Awalnya kan memang dibilang enggak bener, tapi lama-lama terbiasa. Malah sekarang ada penumpang yang lihat sampah, dia bersihin ambil sendiri," papar Effendi.
Perubahan kultur juga terlihat di antrean calon penumpang yang menunggu giliran masuk ke kereta. Ada tanda jelas yang menunjukkan di mana kita harus menunggu, mendahulukan penumpang yang akan turun.
Dulu, calon penumpang susah untuk taat. Petugas harus sering mengingatkan. Kini, calon penumpang patuh dan malu apabila tidak tertib.
Tak hanya itu, justru merek saling mengingatkan jika ada yang tidak tertib.
Advertisement
Ramah Disabilitas
Rodhi, salah seorang penyandang disabilitas yang telah menjajal MRT Jakarta merasakan moda transportasi tersebut sangat mudah dijangkau.
"Untuk disabilitas paling akses MRT, kedua LRT, ketiga KRL, ketiga TransJakarta," ujar Rodhi kepada .
Rodhi yang menggunakan kursi roda itupun mengaku tidak kesulitan ketika menaiki MRT Jakarta.
Salah satu fasilitas di stasiun MRT yang menurut dia ramah disabilitas adalah toilet. Dia mengatakan, ukuran toilet cukup besar, sehingga kursi rodanya bisa masuk.
"Toilet besar. Terus biasanya kalau toilet lain tuh kadang agak berat, nah kalau di MRT geser samping. Jadi kita gampang baget gesernya," kata Rodhi.
Ia juga memuji lift prioritas. Celah peron dengan kereta juga dirasa sejajar sehingga dia tak membutuhkan bantuan ketika masuk ke kereta.
Petugas MRT Jakarta pun sangat ramah ketika melayani disabilitas sepertinya dan profesional. Bahkan, ketika dia sakit, petugas dengan sigap membantunya.
"Aku pernah sakit mau pingsan, terus dapat tempat tidur, ditaruh kayak semacam di kliniknya karena waktu itu aku bilang aku mau pingsan. Ya sudah, akhirnya aku tidur di situ. Satu jam aku tidur, lelahnya hilang. Aku kembali naik kursi roda," kata Rodhi.
Oleh karena itu, dia mengaku tak takut jika menggunakan MRT Jakarta tanpa teman. Dia beberapa kali naik dari MRT dari Stasiun MRT Bundaran HI hingga Lebak Bulus.
PT MRT Jakarta memang berkomitmen untuk menyediakan kenyamanan, keamanan, dan kebersihan untuk seluruh penumpangnya. Tak terkecuali penyandang disabilitas.
Akan Setara Jepang
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan, rencana Kawasan Berorientasi Transit (TOD) yang dibuat MRT Jakarta akan menyempurnakan wujud transportasi beradab dan ramah disabilitas.
Dia menyebut, TOD akan semakin memudahkan mobilitas masyarakat, terutama pengguna MRT Jakarta.
"Karena TOD-nya di daerah-daerah sekitar itu yang memudahkan orang, memudahkan berpindah moda, jadi enggak jauh dari tempat tinggal. Kan di beberapa stasiun seperti itu. KRL di stasiun Tanjung Barat kan sudah mulai dibuatkan, ada lagi di Cisauk," kata Djoko kepada .
Djoko pun menunggu proses TOD yang saat ini sedang dilakukan oleh MRT.
"MRT mana yang ada TOD nya, kan belum muncul, lagi proses. Ya yang sudah kelihatan ya Blok M itu, cukup keliatan, naik turunnya tinggi. Malam hari orang mau makan. Nanti malam minggu wah rame itu," ucap Djoko.
Dia optimistis MRT Jakarta akan setara dengan Jepang yang sudah melakukan TOD di sekitar stasiunnya. Terlebih, MRT Jakarta memiliki ambisi untuk mencapai World Class Operator pada 2023.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menyarankan, MRT Jakarta fokus pada pengintegrasian kendaraan untuk mencapai mimpinya.
"Yang penting sambungin dulu dan koneksikan, baru yang lainnya. Karena kalau enggak gitu, enggak dikoneksi (dengan transportasi yang lain), yang beli juga terbatas. Diselesaikan dulu North-West East-Southnya, diselesaikan. Lalu Transjkarta 15 koridor selesaikan," ucap Agus kepada .
Agus menegaskan, TOD itu hal mudah, apabila semua transportasi publik sudah terintegrasi, MRT dengan Transjakarta dan commuterline.
"Selesaikan dan atur konektivitasnya. TOD itu gampang. Selesaikan dulu, sehingga orang terkoneksi dengan baik, orang jalan dari point to point maksimum pindah 3 kali. Kemudian kalau jalan tidak boleh lebih dari 500 meter, baru itu transportasi kota yang ciamik. Kalau sekarang masih putus-putus. Pokoknya selesaikan, angkutan umum perkotaan di seluruh dunia yang beradab itu silang dan melingkar, tidak usah macam-macam," papar Agus.
Meski begitu, Agus merasa sangat terbantu dengan adanya MRT fase 1 dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia. Karena saat ini, ia merupakan salah satu penggunanya.
"Ada MRT ya baguslah, saya juga jarang bawa mobil, keluar rumah jalan kaki naik MRT sampai kantor jalan. Anak-anak muda sekarang pakai. Anak-anak saya enggak ada lagi yang pakai mobil," kata Agus.
Oleh karena itu, dia meminta agar pembangunan MRT Jakarta ini diteruskan dan dikoneksikan satu sama lain agar tidak terbatas.
"Yang ada dikonektivitaskan saja, MRT dengan KRL, dengan Transjakarta cukup," ujar Agus.
Terkini Lainnya
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berhasil Ubah Kultur
Ramah Disabilitas
Akan Setara Jepang
MRT
MRT Jakarta
Stasiun MRT Bundaran HI
Stasiun MRT Jakarta
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
4 Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Copa America, Plus Era Keemasan dan Pemain Legenda yang Menentukan Prestasi
Timnas Argentina Parkir Lionel Messi di Laga Terakhir Grup Copa America 2024
Prediksi Copa America 2024 Paraguay vs Brasil: Momen Penebusan Tim Samba
Copa America 2024: Uruguay Hajar Bolivia 5-0
Hasil Copa America 2024: Pesta Gol ke Gawang Bolivia, Uruguay Lolos ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
HEADLINE: PPATK Membongkar Ada 1.000 Anggota DPR dan DPRD Terlibat Judi Online, Siap Buka Data?
Judi Online Merebak, Begini Islam Memandang Hal Tersebut
Gara-Gara Judi Online dan Pinjol, Kasus Perceraian di Depok Meningkat
Kominfo Luncurkan Dua Aplikasi Pemberantasan Judi Online
Bos PPATK Bakal Lapor MKD, Setor Data 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online
Satgas Akan Tutup Layanan Top Up di Minimarket Terafiliasi Judi Online, Ini Respons Aprindo
Pilkada 2024
Buka Mukerwil DPW PPP Kepri, Mardiono Sebut Akan Siapkan Calon Terbaik di Pilkada 2024
Aliansi Relawan Gibran Minta Presiden Terpilih Akomodir Anak Muda Masuk Kabinet Pemerintahan
Survei Pilkada Tana Tidung: Said Agil Unggul Tipis dari Petahana
Pengamat Nilai Program Pro Rakyat Sekda Majalengka Eman Suherman Bisa Raih Dukungan di Pilkada 2024
Jelang Pilkada Indramayu, Kelompok Petani Milenial Akui Kinerja Nina Agustina
Pj Gubernur Kalbar Imbau Masyarakat Waspadai Hoaks Jelang Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Kemendikbudristek Kembali Gelar Keroncong Svaranusa 2024, Lestarikan Budaya dan Musik Indonesia
Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad Diperiksa Polisi di Jakarta, Terkait Kasus Apa?
Gibran Dampingi Heru Budi Tinjau Kali Semanggol, Gerindra: Ciptakan Suasana Politik yang Teduh
Polisi Buka Peluang Ada Tersangka Baru Kisruh Konser Lentera Festival di Tangerang
SYL Dituntut 12 Tahun Penjara Terkait Kasus Pemerasan Anak Buahnya di Kementan
Dibobol Hacker, Keamanan Data Siber Bais TNI Dipertanyakan
Kunjungi BCA Learning Institute, Menaker Beri Apresiasi dan Ajak Dunia Usaha Selenggarakan Program Pemagangan
6 Pernyataan Terkini PPATK soal Judi Online di Indonesia, Beberkan 1.000 Lebih Anggota DPR-DPRD Ikut Main
Menkominfo dan Kepala BSSN Pilih Hindari Wartawan Usai Dipanggil Jokowi Bahas PDNS Diretas
Puluhan Anggota DPR Terlibat Judi Online, Sosoknya Akan Diungkap di Komisi III dan MKD
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Lolos dari Jalur Neraka di Babak Gugur Euro 2024, Bek Timnas Inggris Pantang Anggap Remeh Lawan
Meriahkan UEFA Euro 2024, EA Sports FC Mobile Gelar Exhibition dan Turnamen Seru di Sarinah
Memantau Persiapan Timnas Jerman Hadapi Denmark di 16 Besar Euro 2024
Phil Foden Kembali Gabung Timnas Inggris Jelang 16 Besar Euro 2024 Melawan Slovakia
Berita Terkini
Bupati Lampung Tengah Diperiksa Terkait Penipuan Proyek, Ini Alur Kasusnya
Gus Baha Kisahkan tatkala Bumi Menangis dan Tersenyum, Ternyata Ini Penyebabnya
Rawan Lontaran Batu Pijar, Masyarakat Diminta Jauhi Puncak Gunung Semeru Radius 5 Kilometer
NASA Akan Bekerja Sama dengan SpaceX untuk Hancurkan ISS
Pertanda Kiamat! Ini 2 Golongan Manusia yang Paling Buruk Kedudukannya di Akhir Zaman
Daftar 10 Hewan yang Memiliki Mata Buta Namun Tetap Bisa Menjalani Kehidupannya dengan Kemampuan Ini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Menkominfo dan Kepala BSSN Dipanggil Jokowi, Kena Evaluasi Kinerja Akibat Peretasan PDNS?
4 Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Copa America, Plus Era Keemasan dan Pemain Legenda yang Menentukan Prestasi
HEADLINE: PPATK Membongkar Ada 1.000 Anggota DPR dan DPRD Terlibat Judi Online, Siap Buka Data?
Aktivis Lingkungan: Awas 'Narasi Bedak' Percantik Kota, Jangan Coblos Para Penjahat Lingkungan
7 Burung Paling Mematikan di Dunia, Ternyata Ada yang Punya Racun