uefau17.com

Warga Gaza Meninggalkan Makanan untuk Mujahidin Palestina yang Berjuang Melawan Israel, Kardus Mi Instan Indonesia Kembali Eksis - Lifestyle

, Jakarta - Sejak serangan bertubi-tubi Israel dilancarkan di Gaza pada 7 Oktober 2023, ada satu konten online yang cukup rutin beredar di jagat maya. Deretan video itu memperlihatkan kemurahan hati dan tindakan tanpa pamrih warga Gaza yang tetap membantu sesama di tengah keterbatasan.

Saat serangan mematikan di Rafah menimbulkan reaksi keras dari dunia internasional, pendiri Hands Foundation Hamzah Yazid Attamimi berbagi rekaman serupa di akun Instagram-nya, Rabu, 29 Mei 2024. Ia menulis, "Warga Gaza meninggalkan makanan di rumah-rumah mereka untuk para pejuang Gaza saat bertempur melawan penjajah."

"'Kepada semua pengungsi, tinggalkan makanan di rumah Anda untuk para mujahidin. Berikan kesehatan dan kekuatan yang baik untuk mujahidin kami. Lanjutkan, dan kami bersama Anda, Anda adalah kebanggaan Gaza,'" tulisnya menerjemahkan ucapan pria di klip tersebut.

Di video tersebut, pria bertopi itu tampak menaruh dua boks mi instan Indonesia, yang tampaknya dari merek Indomie, dan dua karton telur. Ia juga meninggalkan sejumlah bahan makanan lain di dalam kulkas.

Rekaman ini dibagikan ulang sejumlah akun media sosial. "Gimana ya mereka bisa berjiwa besar begitu di tengah kesusahan?" kata seorang pengguna X, dulunya Twitter, menyatakan kekaguman. "Salut banget sama mereka. Percaya Palestine will be free," sahut yang lain.

Nyatanya, ini bukan kali pertama merek mi instan Indonesia muncul di tengah pemberitaan nahas warga Gaza. Bulan lalu, aksi warga Israel memblokir truk bantuan menuju Gaza pada 13 Mei 2024 jadi viral di media sosial.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hancurkan Paket Bantuan

Di rekaman, terlihat warga Israel melemparkan paket makanan ke jalan dan merobek kantong gandum di Tepi Barat. Mereka memblokir truk bantuan ke Gaza, merusak, bahkan menginjak paket makanan. Mereka juga melempar sejumlah paket makanan dari truk ke tanah hingga berserakan di jalan.

Yang menarik perhatian, dari banyak paket bantuan itu, diduga ada produk makanan berupa mi instan produksi Indonesia, Indomie. Itu terlihat dari tulisan dan warna dus yang identik dengan merek mi instan tersebut. Saat dibuang ke jalan, terlihat bungkus makanan warna hijau dan kuning yang termasuk warna khas dua produk Indomie.

Aksi warga Israel itu bertentangan dengan janji mereka sebelumnya untuk mengizinkan pasokan kemanusiaan tanpa gangguan ke wilayah kantong Palestina yang terkepung. Video tersebut telah diverifikasi dari bangunan, rambu-rambu, dan bukit yang sesuai dengan pos pemeriksaan mereka.

Akhir Mei 2024, persediaan bantuan makanan yang menunggu untuk masuk ke Gaza dari Mesir mulai membusuk karena perbatasan Rafah telah ditutup selama tiga minggu. Kondisi ini membuat orang-orang di wilayah kantong Palestina menghadapi krisis kelaparan yang semakin parah.

3 dari 4 halaman

All Eyes on Rafah

Sementara itu, ada protes lain yang menyeruak seiring riuhnya ungkapan "All Eyes on Rafah" di media sosial. Salah satu ilustrasi yang viral dibagikan untuk menuntut pembebasan Palestina dari serangan militer Israel itu diharapkan tidak lagi dipakai.

Pasalnya, sejumlah warganet menyoroti bahwa itu merupakan gambar berbasis kecerdasan buatan alias AI. "Orang-orang mulai bersuara dengan mengunggah ulang gambar ini dengan mengatakan 'ALL EYES ON RAFAH.' Saya harap mereka tahu bahwa ini adalah gerakan jangka panjang, bukan hanya mengunggah ulang satu gambar AI tanpa konteks, lalu selesai," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter.

Alih-alih berbagi gambar berbasis AI, ia menyarankan, "TOLONG BERBAGI KONTEKS TENTANG RAFAH GAZA. Anda dapat memulainya dengan mengunggah ulang berbagai infografis yang bermanfaat." "Mau mengingatkan lagi, template yang banyak dipake itu AI :(( ada baiknya kita pakai template dengan gambar-gambar design grafis atau seni, bukan AI ya," yang lain menimpali.

"Saya mendorong semua orang untuk membagikan FOTO ASLI daripada versi AI 'All Eyes on Rafah.' Gambar-gambar AI tidak diperlukan lagi ketika ada gambaran nyata di lapangan mengenai kengerian yang terjadi di Palestina," pengguna lain menambahkan.

4 dari 4 halaman

Slacktivism

Deborah Brown, peneliti senior dan advokat hak digital untuk kelompok Human Rights Watch, mengatakan, foto AI Rafah yang viral itu mengkhawatirkan. Pasalnya, itu menunjukkan besarnya daya tarik yang didapat "foto palsu" dibandingkan gambar asli Rafah yang dilanda perang.

"Orang-orang mengunggah konten yang sangat gamblang dan meresahkan untuk meningkatkan kesadaran dan konten tersebut disensor, sementara media sintetik jadi viral, itu meresahkan," kata Brown pada Los Angeles Times, dikutip dari NY Post, Jumat (31/5/2024).

Citra palsu Rafah pada akhirnya dikecam sebagai bagian terbaru dari "slacktivism," sebuah ungkapan yang diciptakan untuk menggambarkan mereka yang ingin mendukung suatu tujuan melalui media sosial dengan sedikit usaha. Josh Kaplan dari Jewish Chronicle mengecam "All Eyes on Rafah" sebagai tren yang diikuti banyak orang tanpa melangkah lebih jauh.

Slogan dan gambar tersebut muncul di media sosial setelah serangan udara Israel pada Minggu, 26 Mei 2024, di dekat kamp pengungsi. Serangan itu diikuti kebakaran besar yang menewaskan 45 orang dan melukai sekitar 200 lainnya.

Namun, gambar yang dihasilkan AI tidak menunjukkan dampak apapun yang ditanggung warga sipil Gaza dan jurnalis di lapangan. Sementara itu, gambar asli menunjukkan perkemahan yang hangus, warga sipil terluka, dan tumpukan kantong mayat yang diangkut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat