uefau17.com

Ketika Silent Treatment Berpotensi Jadi Bentuk Pelecehan Emosional - Lifestyle

, Jakarta - Silent treatment sedang ramai diperbincangkan, namun masih banyak orang yang bertanya-tanya, apa sebenarnya artinya? Mengutip Medical News Today, Selasa (17/10/2023), silent treatment artinya penolakan untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.

Pelaku silent treatment bahkan mungkin menolak mengakui kehadiran orang lain. Disebutkan pula bahwa orang-orang menggunakan silent treatment dalam berbagai jenis hubungan, termasuk hubungan romantis, dan terkadang, hal ini bisa jadi bentuk pelecehan emosional.

Kasus ini terjadi ketika satu orang menggunakannya untuk mengontrol dan memanipulasi orang lain. Lalu, mengapa orang melakukan silent treatment dan bagaimana menanggapinya? Pertama, untuk menghindar. Dalam beberapa kasus, orang tetap diam dalam percakapan karena tidak tahu harus berkata apa atau ingin menghindari konflik.

Kemudian, alasan komunikasi, di mana seseorang mungkin menggunakan silent treatment jika mereka tidak tahu bagaimana mengungkap perasaannya, tapi ingin pasangannya tahu bahwa mereka sedang kesal.

Alasan lain orang melakukan silent treatment adalah sebagai hukuman. Jika seseorang menggunakan perlakuan acuh untuk menghukum seseorang atau melakukan kontrol terhadapnya, ini adalah bentuk pelecehan emosional terhadap seseorang.

Namun dalam kebanyakan kasus, menggunakan silent treatment bukanlah cara yang produktif untuk mengatasi perselisihan. Merujuk studi, pria dan wanita sama-sama tercatat menggunakan silent treatment dalam hubungan.

Padahal, komunikasi yang jelas dan langsung sangat penting untuk hubungan yang sehat. Penggunaan silent treatment mencegah orang menyelesaikan konflik mereka dengan cara yang bermanfaat.

Ketika salah satu pasangan ingin membicarakan suatu masalah, tapi pasangannya menarik diri, hal itu dapat menimbulkan emosi negatif, seperti kemarahan dan kekecewaan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berdampak pada Hubungan

 

Menurut sebuah penelitian pada 2012, orang yang sering merasa diabaikan juga melaporkan tingkat harga diri, rasa memiliki, dan makna hidup yang lebih rendah. Karena itu, silent treatment dapat berdampak pada kesehatan suatu hubungan, meski orang yang diam berusaha menghindari konflik.

Seseorang dengan pasangan yang menghindari konflik lebih besar kemungkinannya untuk melanjutkan perselisihan karena tidak mempunyai kesempatan membicarakan keluhannya. Berbagai contoh silent treatment dilakukan dengan cara yang kasar, karena mereka berniat menyakiti orang lain dengan sikap diamnya.

Keheningan berlangsung untuk waktu yang lama dan keheningan hanya berakhir ketika mereka memutuskan demikian. Biasanya, mereka yang melakukan silent treatment tetap berbicara dengan orang lain, tapi tidak dengan pasangannya.

Mereka mencari aliansi dari orang lain, menggunakan sikap acuh untuk menyalahkan pasangannya dan membuat mereka merasa bersalah. Mereka juga menggunakan cara itu untuk memanipulasi atau "memperbaiki" pasangannya, maupun menekan pasangannya agar mengubah perilaku yang tidak mereka sukai.

3 dari 4 halaman

Bisa Berkembang ke Pelecehan Emosional

Selain mengacuhkan, seseorang mungkin menggunakan jenis pelecehan emosional lain untuk mengontrol pasangannya, seperti memantau aktivitas mereka, menuntut akses ke telepon, akun email, dan informasi digital lain.

Pelecehan emosional juga bisa berkembang ke keadaan mengontrol busana, makanan, atau minuman, mengisolasi mereka dari keluarga dan teman-temannya. Contoh pelecehan emosional lanjutan dari silent treatment adalah tindakan mengendalikan semua keuangan dan pengeluaran pasangan.

Tindakan bisa berlanjut di media sosial dengan menggunakan perilaku yang mengintimidasi, mengancam, atau memberi ultimatum. Ini termasuk mengancam untuk menyakiti diri sendiri, hewan peliharaan, atau orang yang dicintai. Seiring waktu, pelecehan emosional sering kali meningkat jadi kekerasan fisik.

Cara seseorang merespons silent treatment bergantung pada apakah pasangannya melakukan kekerasan atau tidak. Jika perlakuan tersebut tampaknya bukan bagian dari pola pelecehan lebih serius, seseorang dapat mencoba pendekatan berikut:

1. Bicarakan situasinya

Akui bahwa Anda atau pasangan menggunakan silent treatment. Misalnya, seseorang dapat berkata, "Saya perhatikan Anda tidak merespons saya." Hal ini meletakkan dasar bagi dua orang untuk berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif.

Misalnya, pihak penerima mungkin berkata, "Saya merasa sakit hati dan frustrasi karena Anda tidak berbicara pada saya. Saya ingin menemukan cara menyelesaikan masalah ini."

4 dari 4 halaman

2. Akui Perasaan Orang Lain

 

Minta orang lain untuk mengungkap perasaannya. Hal ini membuat mereka tahu bahwa perasaan mereka penting dan valid, serta membuka jalan bagi percakapan terbuka. Hindari bersikap defensif atau beralih ke mode pemecahan masalah. Cobalah untuk tetap hadir dan mendengarkan dengan penuh empati.

Jika orang tersebut merespons dengan cara yang mengancam atau kasar, penting untuk menjauh dari situasi tersebut sampai ia tenang. Bicaralah dengan dokter, terapis, atau teman tepercaya untuk mendapatkan bantuan.

3. Minta maaf atas kata-kata atau tindakan

Seseorang tidak boleh meminta maaf atau menyalahkan diri sendiri atas silent treatment yang dilakukan orang lain. Namun, mereka mungkin perlu meminta maaf jika telah mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin menyakiti perasaan orang lain.

4. Tenangkan diri dan atur waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut

Terkadang, seseorang mungkin diam saja karena terlalu marah, sakit hati, atau kewalahan untuk berbicara. Mereka mungkin takut mengatakan sesuatu yang memperburuk situasi.

Dalam kasus ini, akan sangat membantu jika setiap orang meluangkan waktu menenangkan diri sebelum membahas masalah tersebut dengan tenang. Konselor menyebutnya "mengambil waktu istirahat."

5. Hindari tanggapan yang tidak membantu

Cobalah untuk tidak memperburuk situasi atau memprovokasi orang yang diam untuk berbicara. Hal ini dapat menimbulkan lebih banyak konflik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat