, Jakarta - Sudah lama sejak gang-gang trendi Itaewon dianggap sebagai salah satu tujuan utama di Korea untuk merayakan Halloween. Sayang, gempita perayaan tahunan yang sempat hiatus akibat pandemi COVID-19 itu berubah jadi cerita horor sesungguhnya.
Dalam kronologi, melansir Korea Times, Senin (31/10/2022), panggilan darurat mulai masuk pada Sabtu, 29 Oktober 2022 pukul 22.24, waktu setempat. Sambungan telepon tersebut melaporkan tragedi yang terjadi di gang sempit tepat di sebelah barat Hotel Hamilton.
Advertisement
Baca Juga
Gang sepanjang 41 meter dan lebar hanya empat meter itu hampir tidak punya cukup ruang untuk enam orang dewasa berdiri berdampingan. Itu membentang di antara jalan raya utama Itaewon dan gang sibuk lain bernama Itaewon World Food Street di belakang hotel.
Itaewon memang sering melihat kerumunan besar, terutama di sekitar waktu Halloween ketika orang-orang yang bersuka ria mengenakan kostum memenuhi gang-gang di seluruh area. Tapi, pesta Halloween tahun ini mencatat kerumunan yang lebih besar dari sebelumnya.
Menurut salah satu saksi di tempat kejadian, kepadatan massa mencapai titik di mana orang-orang benar-benar terjebak di tempat. Menurut cerita yang beredar, orang-orang bergegas melihat seorang selebritas di salah satu perusahaan di kawasan tersebut.
Sesaat sebelum kejadian, seorang korban tragedi Itaewon yang selamat melaporkan mendengar orang-orang berteriak. Situasi berubah jadi fatal ketika beberapa orang di tengah kerumunan tersandung dan jatuh, mendorong orang lain di sebelah mereka dan memicu efek domino. Saksi mata mengatakan, "keruntuhan" itu tampaknya terjadi "secara tiba-tiba."
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Salah Dengar Teriakan
Salah satu yang selamat mengatakan bahwa ia merasakan beban tiba-tiba di punggungnya saat kerumunan itu maju ke depan. "Dorongan itu menjatuhkan beberapa orang," katanya. "Saya melihat satu laki-laki terluka parah dan berdarah di sekujur tubuh."
Karena jalan yang menanjak, massa semakin menekan mereka yang menurun, dan orang-orang menumpuk di atas yang lain, sekitar lima hingga enam orang. Tekanan tersebut menyebabkan orang di bawah mengalami kesulitan bernapas dan kehilangan kesadaran.
Saksi mata mengatakan bahwa kerumunan berteriak pada mereka yang berada di atas untuk "mundur" demi menyelamatkan orang-orang di bawahnya. Tapi, beberapa orang di antara kerumunan itu salah memahaminya sebagai "dorongan" dan melakukan apa yang mereka dengar, memperpanjang kesulitan tersebut.
Laporan awal mengklaim bahwa kerumunan telah menginjak-injak satu orang. Pekerja darurat dan ambulans dari Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan dan stasiun pemadam kebakaran terdekat lain tiba di tempat kejadian lebih lambat dari biasanya karena semua lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki di daerah tersebut.
Advertisement
Seperti Zona Perang
Tim penyelamat dan petugas polisi berusaha membebaskan orang-orang yang terperangkap di tumpukan itu, tapi akumulasi berat tubuh membuat upaya mereka sia-sia untuk sementara waktu. Sebuah video yang diambil seorang saksi mata dari atas di sebuah gedung di dekatnya menunjukkan seorang polisi berjuang menarik lengan salah satu korban yang terperangkap, namun gagal.
Wanita yang merekam video itu terdengar terisak dan berkata, "Ya Tuhan, (tubuhnya) tidak bergerak sama sekali." "Semua karyawan dari toko-toko di dekatnya keluar dan membantu menyelamatkan orang-orang," kata saksi mata lain. "Itu benar-benar kacau."
Hampir 300 orang mengalami gangguan pernapasan setelah para korban akhirnya dibebaskan. Jalan-jalan dan gang-gang di sekitar Hamilton Hotel dan di sekitar tempat kejadian dipenuhi petugas penyelamat yang melakukan CPR pada puluhan korban yang tidak sadarkan diri.
Tapi, jumlah korban melebihi jumlah pekerja darurat yang tersedia di tempat kejadian. Karyawan dari toko sekitar dan warga lain memutuskan membantu membawa jenazah yang tidak dapat mereka resusitasi ke ambulans.
"Petugas pemadam kebakaran berlari di sekitar area memberikan CPR pada orang-orang," kata salah satu korban. "Itu seperti zona perang."
Jumlah Korban Tewas
Sebagian besar korban adalah wanita berusia 20-an. Yang termuda telah diidentifikasi berusia 16 tahun. Banyak orang asing juga berada di kerumunan.
Mereka yang membutuhkan perawatan segera diangkut ke Rumah Sakit Universitas Soon Chun Hyang, rumah sakit skala besar terdekat. Juga, 14 pusat medis lain di Seoul dan Provinsi Gyeonggi.
Karena tempat kejadian setelah kecelakaan itu begitu ramai dengan korban, penyelamat, dan penonton, telepon dan jaringan internet untuk sementara tidak berfungsi di daerah tersebut. Semua pekerja darurat yang tersedia di Seoul pada waktu itu dipanggil ke tempat kejadian.
Tercatat ada sekitar 1.700 pekerja dan lebih dari 140 ambulans merespons. Anggota keluarga korban tiba di tempat kejadian, di mana banyak yang menerima berita tragis.
Laporan terkini mencatat bahwa korban tewas akibat kerumunan Halloween di Seoul telah meningkat jadi 154, termasuk 26 orang asing, kata para pejabat, Senin (31/10/2022), waktu setempat. Korban tewas dapat meningkat lebih lanjut karena 33 lain masih dalam kondisi kritis, menurut pejabat di Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korea Selatan.
Sebanyak 116 lain menderita luka ringan, kata mereka. Semua kecuali satu dari kematian telah diidentifikasi, kata para pejabat. 26 korban asing tersebut antara lain lima dari Iran, masing-masing empat dari China dan Rusia, dua dari Amerika Serikat, dua dari Jepang, dan masing-masing dari Prancis, Australia, Norwegia, Austria, Vietnam, Thailand, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Sri Lanka.
Terkini Lainnya
Sejumlah Pemimpin Dunia Berduka atas Tragedi Halloween Itaewon Korea Selatan
Korban Meninggal Tragedi Halloween Itaewon Bertambah Jadi 154, Termasuk 26 WNA
Merinding! Begini Kesaksian Korban Tragedi Halloween Itaewon dan Penduduk Sekitar TKP
Salah Dengar Teriakan
Seperti Zona Perang
Jumlah Korban Tewas
Oktober
Itaewon
Pesta Halloween Itaewon
Pesta Halloween di Itaewon
Pesta Halloween
Halloween
korban tragedi Itaewon
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
KPU Minta Kasus Pencabulan Hasyim Asy'ari Tidak Menyeret-nyeret Keluarga
Tak Cuma Gaji Puluhan Juta, Hasyim Asy'ari Dapat Sederet Fasilitas Ini Saat jadi Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Peluang PDIP Usung Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Puan: Belum Ada Keputusan, Tapi Bisa Jadi
Pengamat Nilai Sinyal Dukungan Gerindra Perkuat Posisi Eman Suherman Maju Pilkada Majalengka 2024
Organisasi Sayap Gerindra PP Satria Dukung Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel 2024
Puan Respons Wacana Duet Anies-Andika di Pilkada Jakarta 2024: Menarik
Soal Pilkada Banten, AHY Ragu dengan Kader Sendiri?
TOPIK POPULER
Populer
Asal-usul Pecel Lele, Makanan Favorit Naufal Hafidz Si Jenius dari ITB
Atasi Overtourism, Amsterdam Bakal Larang Kapal Pesiar Berlabuh Mulai 2035
Pengantin Habiskan Bujet Katering Pernikahan Rp216 Juta, Menunya Sushi Tei sampai Kopi Kenangan
Tren Belanja di Omnichannel, Kawinkan Pengalaman Online dan Offline
3 Resep Mi Tahu Fantasi, Bisa Jadi Camilan sampai Ide Jualan
Bukchon Hanok Village di Seoul Bakal Batasi Jam Kunjungan Turis demi Kurangi Sampah dan Suara Berisik
Lukisan Gua Prasejarah Berusia 51.200 Tahun dari Sulawesi Indonesia Jadi Temuan Seni Naratif Tertua di Dunia
Mengapa Food Testing Sebelum Pesta Pernikahan Penting Dilakukan Calon Pengantin?
Ini 3 Rekomendasi Blush On yang Cocok untuk Kulit Orang Indonesia
Betrand Peto Suntik Filler Dagu, Diklaim Bikin Wajahnya Jadi Maskulin
Euro 2024
Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Prancis, Sabtu 6 Juli Pukul 02.00 WIB
Link Live Streaming Euro 2024 Spanyol vs Jerman Jumat 5 Juli Pukul 23.00 WIB, Duel Raksasa di 8 Besar
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Berita Terkini
TKN: Pemecatan Hasyim Asy’ari Jadi Bukti Tak Ada Backup Penguasa di KPU
Apa Saja Manfaat Sertifikat Tanah Elektronik?
Model di Inggris Jual Wine Pakai Anggur yang Diinjak Kakinya, Harganya Rp2 Juta Per Botol
Ganjar hingga Ahok Jadi Pengurus DPP PDIP, Ini Kata Puan Maharani
Kepemilikan Harta Dipertanggungjawabkan di Hari Kiamat, Bagaimana Cara Selamat?
Mau Jadi Pemain Utama Industri Kendaraan Listrik Dunia, Indonesia Perlu Perkuat Pasar Domestik
Bella Saphira Lebih Bangga Unggah Kuliner Lokal daripada yang Mewah dan Pemilih Saat Terima Endorse
Lirik Lagu Forever dari Babymonster Trending Nomor 1, Mendulang 35 Juta Views Hanya Dalam 4 Hari
Kalah di PTUN dalam Kasus Kresna Life, OJK Ajukan Kasasi
Sulap Sampah jadi Bahan Bakar PLTU, 2 Masalah Ini Teratasi Sekaligus
Indonesia Siap Bagi Pengalaman Keharmonisan Antar Umat Beragama di Konferensi Internasional Ini
Kronologi Putusnya Baifern Pimchanok dan Nine Naphat, Terhalang Restu Ibunda