uefau17.com

Kisah Penyesalan Ayah Nabi Ibrahim di Padang Mahsyar Setelah Kiamat - Islami

, Cilacap - Padang Mahsyar merupakan tempat berkumpulnya para manusia setelah dibangkitkan dari alam kubur setelah terjadinya hari akhir atau kiamat.

Berdasarkan keterangan Al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub, padang mahsyar ini sangat luas dan tidak berlembah sedikitpun. Warna tanahnya putih bersih dan tidak ada noda sedikitpun. Tempat ini merupakan suatu tempat yang tidak pernah dihuni sebelumnya.

Di tempat ini, banyak sekali manusia yang menyesali perbuatannya sewaktu di dunia. Mereka ingin sekali dikembalikan lagi ke dunia untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh.

Namun, semuanya sudah terlambat begitu hari kiamat tiba. Allah SWT tidak akan pernah mengabulkan permintaan dan keinginannya di hari perhitungan amal perbuatan manusia semasa di dunia.

Penyesalan ini juga dirasakan ayahanda Nabi Ibrahim AS, Azar. Kisah ini tertera dalam buku “Kisah-kisah Gaib dalam Hadis Shahih” karya Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kisah Penyesalan Ayah Nabi Ibrahim

Dalam menguraikan kisah ini, Sulaiman Al-Asyqar menyitir sebuah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.

"Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW  bersabda, “lbrahim menemui ayahnya, Azar di Hari Kiamat. Sedangkan waiah Azar terlihat kehitaman dan berdebu. Maka, lbrahim berkata kepadanya, “Bukankah telah kukatakan kepadamu, jangan membangkang kepadaku?” Maka, ayahnya berkata, “sekarang aku tidak membangkang kepadamu.” lbrahim berkata, “Wahai Rabbku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Kehinaan seperti apa yang lebih hina daripada ayahku yang jauh?” Allah Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Ku haramkan surga bagi orang-orang kafir.” Kemudian dikatakan, “Wahai lbrahim, apa yang ada di bawah kedua kakimu?” Maka, dia pun melihat dan ternyata dia adalah seekor hyena, sehingga ditangkap kaki-kakinya, lalu dilemparkan ke dalam neraka."

Berdasarkan keterangan al-Asyqar, hadis ini telah ditakhrij oleh Imam Bukhari dalam Kitab hadits Al-Anbiya, bab "Firman Allah Ta'ala: Wattakhadzallahu lbrahim Khalilan", An-Nisa'I 125, nomor 3350. Sedangkan kedua ujungnya berada pada Al-Bukhari: 4768 dan 4769.

3 dari 4 halaman

Keterangan Hadis

lbrahim AS sebagai kekasih Allah (Khalilullah) berada pada sebuah tanah lapang, yakni padang mahsyar. Di sana ia bertemu dengan ayahnya, Azar. Azar berada dalam kondisi yang sangat nista melebihi pada orang-orang kafir dalam hal kehinaan, kenistaan, penuh debu, dan kehitaman.

lbrahim sudah berusaha keras untuk memberikan petunjuk kepada ayahnya ketika di dunia. Dia sampaikan nasihat, pengertian, dan pengajaran, wejangan, dan arahan kepadanya. Akan tetapi, ayahnya enggan, dia hanya tetap menganut pada ajaran agama nenek moyang mereka, yakni menyembah berhala dan patung-patung.

Sebaliknya, dia menyingkirkan anaknya sendiri dengan alasan keluar dari ketaatan kepadanya dan agama nenek moyang. Dia juga meminta anaknya agar menjauhi dirinya dan agar tidak pernah lagi kembali kepadanya.

 "Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah lbrahim di dalam Al-Kitab (Al-Qur'an) ini. Sesungguhnya  ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi. lngatlah ketika dia berkata  kepada bapaknya, 'Wahai Bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamus edikitpun? Wahai Bapakku,sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku,niscaya aku akan menuniukkan kepadamu jalan yang lurus.' Wahai Bapakku janganlah kamu menyembah syetan. Sesungguhnya syetan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai Bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa adzab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syetan. Berkata bapaknya, “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai lbrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan ku rajam,dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.” (Maryam : 41-46)

Demikian kondisi yang dicapai antara lbrahim dan ayahnya ketika di dunia. Kemudian lbrahim bertemu dengannya kembali di Padang Mahsyar pada Hari Kiamat, hanya saja dia dalam kondisi sedemikian itu: sengsara, kesusahan, dan menderita. Sehingga dia teringat akan nasihat lbrahim yang diberikan kepadanya ketika di dunia sehingga bagaimana dia melarang lbrahim untuk membangkang kepada dirinya. Sehingga dia berkata, "sekarang aku tidak membangkang kepadamu."

4 dari 4 halaman

Permohonan Ampun Ibrahim untuk Ayahnya

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menyebutkan ciri lbrahim AS bahwa dia itu, seorang yang sangat lembut lagi penyantun.

"sesungguhnya lbrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun” (At-Taubah: 114)

Sifat santun itu tetap mendampingi lbrahim hingga Hari Pembalasan. Dia berdialog dengan Rabbnya untuk memohon kepada-Nya untuk memenuhi janji-Nya yang disampaikan kepada dirinya ketika masih di dunia.

Dia telah berjanji kepadanya bahwa Dia tidak akan menghinakannya di masa hisab yang agung itu dalam firman-Nya.

"..Dan Janganlah Engkau hinakan aku padahari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.“ (Asy-Syu'ara' : 87-89)

Sehingga pada hari itu dia berkata kepada Rabbnya, “wahai Rabbku, Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakan aku pada hari kebangkitan, kehinaan seperti apa yang lebih menghinakan dari pada seorang ayah yang jauh?

Sesungguhnya jika Engkau masukkan ayahku ke dalam neraka lalu orang yang kenal di antara para penghuni surga melihatnya, maka mereka akan mengetahui bahwa dia adalah ayahku sehingga menghinakan diriku."

Sehingga Rabb Yang Maha Perkasa berfirman kepada lbrahim,"Sesungguhnga aku haramkan surga bagi orang-orang kafir." Ini adalah kata putus yang tidak ada perkecualian di dalamnya. Akan tetapi, itulah yang mewujudkan keselamatan bagi lbrahim dari kehinaan dengan tidak memasukkan ayahnya ke dalam surga. Allah telah mengusapnya dengan seekor hyena lalu berfirman kepada lbrahim, "Lihat ke bawah kedua kakimu."

Tiba-tiba dia melihat padanya seekor binatang yang jorok, kotor, dan busuk. Dengan kotorannya dia mengoleskan pada lbrahim. Ketika itu lenyaplah rasa kasih sayang yang ada di dalam hati lbrahim kepada ayahnya, lalu dia membelakanginya.”

Surga bukan tempat orang seperti kotoran busuk dan sampah seperti itu. Ayah lbrahim telah terolesi oleh najis kesyirikan dan kekotoran dosa-dosa. Sehingga tempat orang kotor sedemikian itu adalah neraka.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat