, Jakarta - Tahun 2023 ini, terbilang 78 tahun sudah Indonesia merdeka. 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan berkumandang dan disambut sorak sorai gembira rakyat Indonesia.
Namun, perjuangan belum usai. Jika sebelumnya perjuangan bertajuk merebut kemerdekaan, maka setelah 17 Agustus 1945 berubah menjadi perang mempertahankan kemerdekaan.
Usai Jepang hengkang, rupanya Belanda masih bernafsu kembali menjajah. Tentu saja rakyat Indonesia tak tinggal diam.
Advertisement
Baca Juga
Di berbagai wilayah Indonesia, rakyat bergerak dan melakukan perlawanan. Sebagian milisi bersenjata melancarkan perang gerilya.
Salah satunya di Cilacap, Jawa Tengah. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Cilacap salah satunya dipelopori oleh kiai dan santri. Mereka tergabung dalam laskar Hisbullah dan Sabilillah.
Semua pihak mendukung. Tak terkecuali, warga nonmuslim dan etnis Tionghoa yang kala itu sudah tinggal di Cilacap.
Berikut ini adalah kisah pengusaha Tionghoa mendukung perjuangan para kiai dan santri yang melancarkan perlawanan dengan perang gerilya pada masa agresi militer Belanda.
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Pengusaha Tionghoa Bantu Pejuang Perang Gerilya di Pegunungan Cilacap
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Belanda Kembali ke Indonesia Membonceng NICA
![21-7-1947: Agresi Militer Belanda I dan Politik Adu Domba](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/2yZA5flaaBRiZVWSTJIyrcMaL1E=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/932313/original/036605600_1437384548-20150720-Truk_Belanda_Saat_Agresi_I.jpg)
Syahdan, pekik kemerdekaan dari Pegangsaan Timur, 17 Agutsus itu merembet ke kota-kota lain, disebarkan lewat radio, dan menyulut konvoi rakyat di berbagai daerah. Salah satunya, Kota Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.
Majenang menjadi penting lantaran wilayah ini adalah kota pertama Jawa Tengah, usai melintas perbatasan Provinsi Jawa Barat. Di sini pula, ada perkebunan seluas ribuan hektare yang dikelola perusahaan Belanda.
Tetapi euforia kemerdekaan itu tak bertahan lama. Beberapa waktu kemudian, sekutu yang menang Perang Dunia II masuk ke Indonesia. Tujuannya tentu melucuti kekuatan Jepang, yang sebelumnya bercokol tiga tahun. Yang jadi masalah, NICA membonceng.
Konfrontasi pun tak terhindarkan. Segera saja, tentara dan pejuang kembali ke suasana perang. Terlebih, usai sekutu dan NICA mulai menduduki Jakarta dan kota-kota penting lainnya. Rupanya Belanda tak rela, Hindia Belanda yang kaya itu lepas dari cengkeramannya.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan pun berkobar. Di berbagai daerah, laskar perjuangan kembali mengkonsolidasi kekuatan. Tak terkecuali golongan ulama dan santri.
Di Majenang, ada laskar Hisbullah dan Sabilillah, wadah perjuangan rakyat, yang sebagian besar anggotanya adalah kiai dan santri. Namun begitu, ada pula anggota yang berasal dari rakyat biasa.
Advertisement
Gerilya Hisbullah dan Sabilillah
![Repro foto Panglima Jenderal Besar Soedirman di markas besar TNI di Sobo, saat perang gerilya. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/blank.png)
KH Amin Mustolih, pengasuh Ponpes Baabussalam, Ciawitali, Cimanggu, adalah salah satu saksi mata awal kemerdekaan RI di Cilacap. Usianya sudah sepuh, kisaran 85 tahun. Tatkala berkecamuk perang mempertahankan kemerdekaan Kiai Amin adalah remaja tanggung.
“Kalau Sabilillah itu berlatih. Itu menjaga masyarakat. Orang-orang itu mengungsi ke hutan, ke gunung,” kata kiai sepuh ini, beberapa waktu lalu.
Penjagaan harus dilakukan lantaran Belanda mulai merangsek maju ke Jawa Tengah. Berbulan-bulan, tentara dan pejuang dibantu masyarakat membuat rintangan di jalan dengan melintangkan pohon-pohon berukuran besar.
“Biar kendaraan Belanda tidak bisa melintas. Tapi ternyata mereka itu bawa buldoser itu,” ujarnya.
Kala itu, makanan begitu sulit dicari. Perang menyebabkan petani tak leluasa bercocok tanam. Krisis pangan melanda. Tentara republik dan pejuang pun tak lepas dari krisis ini. Mereka mesti bersiaga dan bergerilya dalam kondisi perut lapar.
Masyarakat membantu tentara dan laskar dengan bahan pangan apa saja. Pun dengan orang-orang kaya prorepublik. Salah satunya yang paling dikenang adalah seorang pengusaha Tionghoa di Majenang, Oey Kim Tjin.
Kim Tjin, kerap menyalurkan bantuan logistik dan pembiayan untuk laskar Sabilillah. Baik untuk latihan, maupun perang gerilya.
“Salah satu yang membantu mendanai,” dia mengungkapkan.
Bintang Jasa untuk Pengusaha Tionghoa Pro-Republik
![Roda pedati di rumah peninggalan Pengusaha Tionghoa yang pro-perjuangan kemerdekaan, Oey Kim Tjin, di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/Z661WtLpS8nLavF45QJc6e51i5g=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3211489/original/009193900_1597681692-RODA_PEDATI-ridlo.jpg)
Cucu Oey Kim Tjin, Yoseph Budhi Wiharja mengaku tak tahu persis perjuangan yang dilakukan oleh kakeknya. Maklum, Budhi lahir pada 1958, atau sekitar satu dasawarsa setelah peristiwa itu terjadi. Namun, dari cerita kakek dan ayahnya, Oey Tjang Tjin, keduanya sangat prorepublik.
Bahkan, kakeknya mendapat dua bintang jasa, yakni dari presiden dan Legiun Veteran RI. Bintang jasa itu menjadi bukti bahwa meski tidak langsung terlibat dalam pertempuran, bantuan yang diberikan pada masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan sangat berarti.
Budhi bercerita, Oey Kim Tjin sendiri adalah pengusaha hasil bumi dan transportasi. Cengkih, pala, ketela, beras, dikirim ke Bandung dan Jakarta. Pulangnya, kakeknya membawa lampu dian, petromaks, dan peralatan rumah tangga lainnya.
Sebagai sosok pengusaha yang mengusai wilayah, Oey Kim Tjin dipercaya pemerintah kolonial untuk mendistribusikan logistik untuk markas-markas Belanda di sisi Jawa selatan. Karenanya, kakeknya lantas memiliki kendaraan angkut.
Kendaraan tersebut merupakan kendaraan tempur yang diubah sesuai dengan kebutuhan, sebagai alat angkut barang sipil.
“Tapi kakek saya ibaratnya berkhianat kepada Belanda. Logistik itu banyak yang diselundupkan untuk para pejuang,” ujarnya.
Advertisement
Pemindahan Dokumen Negara ke Yogyakarta
![Rumah peninggalan Pengusaha Tionghoa yang pro-perjuangan kemerdekaan, Oey Kim Tjin, di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: /Muhamad Ridlo)](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/4dULRiiInmvriT6BSNbjMwnScjo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3211487/original/095687100_1597681691-RUMAH_BELANDA-ridlo.jpg)
Armada milik kakeknya bahkan pernah digunakan untuk mengangkut dokumen penting saat ibu kota negara dipindah ke Yogyakarta. Nama perusahaan transportasi itu adalah EMTO. Oey Kim Tjin sendiri memiliki armada bekas kendaraan tempur semenjak sebelum kemerdekaan RI.
“Nama awalnya EMTO, kemudian berubah menjadi GS EMTO. Itu terlibat dalam pemindahan dokumen negara,” dia menjelaskan.
Budhi menempati rumah peninggalan kakeknya yang bergaya Eropa. Rumah ini juga pernah dibumihanguskan oleh sang kakek dibantu pejuang. Taktik bumi hangus itu dilakukan lantaran mereka tak rela bangunan ini digunakan sebagai markas oleh sekutu dan NICA.
Sebab, rumahnya sengat strategis digunakan sebagai pangkalan militer. Selain rumah tinggal, terdapat pula gudang berukuran besar dan garasi armada angkutan.
“Maka dibakar. Sengaja dibakar,” ucap Budhi.
Di kemudian hari, bangunan ini juga sempat digunakan sebagai markas tentara dan pejuang. Oey Kim Tjin pada masa orde baru bernama alias Masdjan Kartowihardjo. Sedangkan ayahnya, bernama Untung Kencono.
“Pernah ini digunakan sebagai markas tentara, Koramil, sementara,” ucapnya.
Tim Rembulan
Terkini Lainnya
Suara Dentuman Misterius di Sumenep, Benarkah Tanda Kiamat?
Hukum Iuran Acara HUT RI 17 Agustus Menurut Penjelasan Buya Yahya
Punya Istri Galak Tidak Usah Mengeluh, Jangan-jangan Anda Bakal Jadi Wali
Simak Video Pilihan Ini:
Belanda Kembali ke Indonesia Membonceng NICA
Gerilya Hisbullah dan Sabilillah
Bintang Jasa untuk Pengusaha Tionghoa Pro-Republik
Pemindahan Dokumen Negara ke Yogyakarta
17 Agustus
Belanda
Etnis Tionghoa
Tionghoa
Perang Gerilya
Gerilya
Agresi Militer Belanda
kemerdekaan
Kiai
Santri
Sabilillah
Hisbullah
Islam
Berita Islami
HUT ke-78 RI
Cilacap
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Pertandingan 8 Besar Euro 2024
Terkesan Penampilannya di Euro 2024, Real Madrid Ingin Datangkan Rekan Setim Jude Bellingham
Top 3: Pola Makan Nabati Bisa Perlambat Perkembangan Kanker Prostat
Top 3 Berita Bola: Timnas Belanda Lolos ke Perempat Final Euro 2024, Ronald Koeman Malah Menyesal
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Siaran Langsung Argentina vs Ekuador di Perempat Final Copa America 2024 di Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Ekuador: Semuanya Memihak Tim Tango
Timnas Ekuador Siap Berjuang Mati-matian di Perempat Final Copa America 2024
Copa America 2024 Argentina Vs Ekuador: Tim Tanggo Didukung Rekor Apik
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
Kata Sekjen PKS soal Kaesang Disodorkan Jokowi untuk Maju di Pilkada Jakarta 2024
Survei Warna Research Center: Tingkat Elektabilitas Hendy Siswanto dan Faida Tinggi Jelang Pilkada Jember 2024
Respons Jokowi soal Kabar Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024, Benarkah Sodorkan ke Parpol?
Ridwan Kamil Dianggap Masih Kuat di Pilkada Jawa Barat, Bawa Untung Buat Golkar
Bobby Nasution Terima Pinangan PKB Jadi Bakal Cagub di Pilkada Sumut 2024, Cari Cawagub Perempuan
TOPIK POPULER
Populer
Pingin Dunia Serasa Kecil dalam Pandangan Anda? Simak Kata Ustadz Adi Hidayat
Kata Gus Baha tentang Kiai yang Dekat dengan Pejabat
Kisah Keajaiban Surah Al-Isra yang Sebabkan Davina Karamoy Mualaf
Naskah Khutbah Jumat Akhir Tahun 1445 H: Muhasabah Diri Menyambut Tahun Baru Islam 1446 H
Ayu Ting Ting Putus Pertunangan, Bagaimana Hukum Batal Nikah setelah Lamaran dalam Islam?
Top 3 Islami: Doa Pembuka Pintu Rezeki Secepat Kilat dari Imam Nawawi, Bolehkah Puasa di Tanggal 1 Suro?
Resep Spritual Menjaga Hati Bersih tanpa Dengki ala Buya Yahya
Kisah Ibunda Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Mengandung di Usia 60 Tahun
Miskin di Dunia Bisa Kaya di Akhirat, Miskin Akhirat Miskin Selamanya Kata UAH
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
Perangi Dajjal, Berapa Lama Imam Mahdi Jadi Pelindung Umat Akhir Zaman?
Mau Cepat Kaya? Coba Amalkan Ini Tiap Jumat dari Guru Sekumpul, Rezeki Datang Tak Terduga
Doa Agar Diberikah Kecukupan Rezeki dan Bebas Utang dari Ali bin Abi Thalib
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Manfaat Tak Terbatas Berbakti kepada Orang Tua, Akan Kembali ke Kita Kata UAH
Teks Khutbah Jumat: Menyambut Tahun Baru Hijriah dengan Semangat Berhijrah
Ketua KPU
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
7 Respons Berbagai Pihak Mulai Parpol, KPU, hingga Jokowi Usai DKPP RI Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari
Jokowi Sebut Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari dari Ketua KPU Masih Diproses
DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Jokowi Pastikan Pilkada 2024 Jujur dan Adil
Berita Terkini
Karen Agustiawan Pernah Menang Kasasi Lawan Kejagung, KPK Tak Mau Kecolongan
Ayu Ting Ting Putus Pertunangan, Bagaimana Hukum Batal Nikah setelah Lamaran dalam Islam?
Tergiur Emas Milik Korban Ternyata Imitasi, Sepasang Kekasih jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Wanita di Sukabumi
Mengapa Food Testing Sebelum Pesta Pernikahan Penting Dilakukan Calon Pengantin?
Polisi Buru 2 DPO Terkait 45 Kg Sabu yang Disimpan dalam Mobil di Parkiran RS Fatmawati
Mau Cepat Kaya? Coba Amalkan Ini Tiap Jumat dari Guru Sekumpul, Rezeki Datang Tak Terduga
Pengantin Habiskan Bujet Katering Pernikahan Rp216 Juta, Menunya Sushi Tei sampai Kopi Kenangan
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador di Vidio
Ambung Gila, Permainan Mistis yang Libatkan Roh
Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 5 Juli 2024
Dahlan Iskan Dicecar KPK soal Perannya Sebagai Kuasa Pemegang Saham PT Pertamina di Kasus Korupsi LNG
Duga Penyidik Tak Profesional, Petani Lapor Propam Polda Kalteng
Jakarta BIN vs Pertamina Enduro Mengawali Empat Besar PLN Mobile Proliga 2024
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini