, Jakarta - Mengapa perlu memahami adanya fakta gelombang panas di India? Gelombang panas yang melanda India tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada ekonomi dan lingkungan. Adanya lebih dari 1,4 miliar penduduk, dampak gelombang panas di India dapat mempengaruhi jutaan orang.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab utama gelombang panas di India adalah perubahan iklim yang semakin ekstrem. Menurut Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG), fenomena ini terjadi karena pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi yang berkepanjangan. Pola ini mengakibatkan suhu permukaan meningkat secara signifikan dan menyebabkan periode panas yang berkepanjangan.
Prediksi gelombang panas di India tahun 2024 menunjukkan kondisi yang lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.Departemen Meteorologi India (IMD) memperkirakan suhu di Delhi dan kota-kota utara lainnya akan mencapai 45-46 derajat Celsius. Kondisi ini akan berlangsung lebih lama, menyebabkan risiko kesehatan dan ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.
Berikut ulas lebih mendalam sejumlah fakta gelombang panas di India, Minggu (30/6/2024).
Suhu panas di negara bagian Rajasthan, India barat diperkirakan akan semakin meningkat di tengah perkiraan gelombang panas yang parah.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Penyebab Gelombang Panas di India
![Gelombang Panas India](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/O5VL4pbDteZ8-PsqRBAjj3FXwFM=/0x0:1024x577/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4474208/original/077774900_1687264102-20230620-Gelombang_Panas_India-AP-6.jpg)
Fenomena gelombang panas yang terjadi di India dan sejumlah negara lain disebut sebagai bagian dari dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem. Menurut Badan Meteorologi Dunia (WMO), gelombang panas atau "heat wave" didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih.
Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Indonesia menjelaskan bahwa untuk suatu fenomena cuaca termasuk sebagai kategori gelombang panas, suhu maksimum harian di suatu lokasi harus melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat Celsius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.
BMKG menjelaskan bahwa gelombang panas biasanya terjadi karena berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dengan luasan yang besar dan bertahan selama beberapa hari. Pola ini berkaitan dengan aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas, yang menyebabkan pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan (subsidensi), sehingga suhu permukaan meningkat.
Sistem tekanan tinggi ini menciptakan umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer, yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan. Pusat tekanan atmosfer tinggi ini juga menyulitkan aliran udara dari daerah lain untuk masuk ke area tersebut, memperparah kondisi panas yang terjadi.
Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut. Ini yang membuat semakin sulit bagi awan untuk tumbuh, sehingga memperpanjang periode gelombang panas.
2. Dampak Nyata Krisis Iklim
Perubahan iklim telah memperburuk frekuensi dan intensitas gelombang panas di India. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa peningkatan emisi gas rumah kaca menyebabkan suhu global naik, yang pada gilirannya meningkatkan kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas. Gelombang panas ini tidak hanya menyebabkan suhu yang tidak nyaman, tetapi juga membawa dampak serius bagi kesehatan masyarakat, pertanian, dan infrastruktur.
Pada 2023, misalnya, gelombang panas di India menyebabkan suhu mencapai 46 derajat Celsius di negara bagian Uttar Pradesh, memicu lebih dari 300 kebakaran hutan, dan menimbulkan krisis listrik karena peningkatan permintaan energi untuk pendinginan. Gelombang panas ini juga berdampak pada produktivitas kerja dan ekonomi, serta meningkatkan risiko kesehatan seperti sengatan panas dan dehidrasi.
3. Dampak Kesehatan bagi Masyarakat India
Gelombang panas di India telah mengakibatkan dampak serius pada kesehatan masyarakat, terutama bagi bayi, orang lanjut usia, dan penderita penyakit kronis. Pada Mei 2022, suhu di beberapa wilayah Delhi bahkan mencapai 49,2 derajat Celsius.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih intens. Menurut penelitian dari Cambridge, 90% wilayah India rentan terhadap risiko kesehatan seperti sengatan panas, kekurangan makanan, dan bahkan kematian. Penelitian ini dipublikasikan di PLOS Climate.
4. Kerugian Ekonomi dan Sosial
Gelombang panas di India tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga pada ekonomi dan sosial. Pada tahun 2023, suhu mencapai 46 derajat Celsius di negara bagian Uttar Pradesh, memicu lebih dari 300 kebakaran hutan.
Gelombang panas ini juga mengakibatkan krisis listrik karena pembangkit listrik membakar lebih banyak batu bara untuk memenuhi kebutuhan listrik. Peneliti Cambridge memperkirakan bahwa pada tahun 2030, panas yang ekstrem akan memangkas kapasitas kerja di luar ruangan sebesar 15% dan dapat merugikan India 8,7% dari PDB pada akhir abad ini.
Advertisement
5. Terjadinya Penutupan Sekolah Akibat Gelombang Panas
![Suhu Panas di India Kian Mengkhawatirkan](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/C9qz-2ZXadwXTthWvbzxsfityJg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4847346/original/077119300_1717039531-20240530-Cuaca_Panas_India-AFP_3.jpg)
Pada tanggal 21 Mei 2024, suhu di kota Delhi mencapai 47,4 derajat Celsius. Akibatnya, pihak berwenang memutuskan untuk menutup sekolah lebih awal guna melindungi siswa dari cuaca ekstrem. Gelombang panas di India ini tidak hanya mempengaruhi Delhi, tetapi juga negara bagian lain seperti Haryana, Madhya Pradesh, Punjab, dan Rajasthan.
Biro cuaca India telah memperingatkan kondisi ini sebelumnya, mengingat suhu yang mencapai puncaknya di Najafgarh, Delhi. Menurut Hindustan Times bahwa suhu ini merupakan yang terpanas di seluruh negeri.
6. Pemerintah Sempat Meremehkan Gelombang Panas
Menurut penelitian, pemerintah India telah meremehkan bahaya gelombang panas di India. Mereka mengandalkan penilaian kerentanan iklim yang menunjukkan persentase yang lebih kecil dari negara tersebut menghadapi risiko tinggi akibat perubahan iklim. Hal ini dapat menghambat upaya India untuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.
Selain itu, kepadatan penduduk, kurangnya akses ke listrik, air, sanitasi, dan perawatan kesehatan, serta kondisi perumahan yang buruk membuat penduduk Delhi, terutama yang berpenghasilan rendah, lebih rentan terhadap panas. Menurut laporan The Guardian dan India Meteorological Department (IMD), suhu panas ini terkait dengan aliran udara dari barat laut dan rendahnya kelembaban karena musim hujan yang jarang terjadi.
7. Di Tahun 2024 Akan Lebih Lama dan Lebih Hebat
Pada tahun 2024, gelombang panas di India diperkirakan akan lebih panjang dan lebih intens dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Departemen Meteorologi India (IMD) telah mengeluarkan peringatan bahwa negara tersebut kemungkinan akan menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya. IMD menyatakan bahwa gelombang panas ini akan berlangsung lebih lama dan dengan suhu yang lebih tinggi.
Pada tiga hari sebelumnya, suhu di 10 lokasi di Wilayah Ibu Kota Nasional (NCR), yang meliputi Delhi dan beberapa distrik di negara bagian tetangga Uttar Pradesh, Haryana, dan Rajasthan, mencapai 45 derajat Celsius. Kondisi ini merupakan indikasi awal dari parahnya gelombang panas di India tahun ini.
Menurut prakiraan IMD, suhu maksimum di Delhi dan kota-kota utara lainnya diperkirakan akan berkisar antara 45 hingga 46 derajat Celsius. Prediksi ini menunjukkan bahwa puncak gelombang panas belum tercapai dan suhu akan tetap tinggi dalam beberapa hari mendatang.
Gelombang panas di India ini tidak hanya berdampak pada suhu udara tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lain seperti kekeringan, kekurangan air, dan peningkatan risiko kebakaran hutan. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk mengambil langkah-langkah mitigasi seperti penutupan sekolah dan peringatan kesehatan bagi masyarakat.
Terkini Lainnya
Perkiraan BMKG Cuaca Panas yang Melanda Indonesia, Pastikan Bukan Heatwave
Pria Ini Pasang 'Mini Shower' di Motor untuk Lawan Suhu Panas, Aksinya Viral
Viral Kandang Kerbau Dipasangi AC, Jaga Ternak Selama Gelombang Panas
1. Penyebab Gelombang Panas di India
2. Dampak Nyata Krisis Iklim
3. Dampak Kesehatan bagi Masyarakat India
4. Kerugian Ekonomi dan Sosial
5. Terjadinya Penutupan Sekolah Akibat Gelombang Panas
6. Pemerintah Sempat Meremehkan Gelombang Panas
7. Di Tahun 2024 Akan Lebih Lama dan Lebih Hebat
India
Fakta Gelombang Panas di India
Gelombang Panas di India
Gelombang Panas di India 2024
Gelombang panas
Konten Menarik
Copa America 2024
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
80 Ribu Pelajar Kecanduan Judi Online, Komnas PA Bandar Lampung Minta Cek Aktivitas Daring Anak
Promosikan Situs Judi Online, Belasan Selebgram Lampung Kena Batunya
Kepala Desa di Sampang Diminta Jadi Pelopor Pencegahan Judi Online
Hoaks Terkini Seputar Judi Online, Simak Biar Tak Terpengaruh
Punya Ayah Kecanduan Judi dan Menafkahi Keluarga dari Uang Haram, Bagaimana Buya?
Pilkada 2024
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
Pilkada 2024, PDIP Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra sampai PKB
Bukan di Jakarta, Golkar Pastikan Ridwan Kamil Menang di Pilkada Jawa Barat
Ribuan Petani Kumpul di Semarang Minta Sudaryono Maju Gubernur Jawa Tengah
LSI Sebut Jokowi Effect Pengaruhi Pemilih di Pilgub Jateng 2024
TOPIK POPULER
Populer
6 Potret Acara Ngunduh Mantu Beby Tsabina, Dihadiri Kaesang dan Erina Gudono
7 Gaya Pemotretan Aura Kasih Bareng Arabella, Tampil Curi Perhatian
Sengketa Laut China Selatan, Filipina dan AS Kerahkan Kapal Perang
6 Momen Rachel Vennya dan Salim Nauderer Rayakan 3 Tahun Pacaran
6 Potret Pertemuan Alice Norin dan Davina Karamoy, Bak Saudara Kembar
6 Olahan Tetelan Sapi yang Enak dan Mudah Dibuat, Menu Lezat Untuk Makan Siang
6 Pemotretan Beby Tsabina untuk Majalah Elle Bride, Tampil Elegan
6 Potret David Beckham saat Berkebun, Panen Daun Bawang untuk Victoria
6 Pasang Seleb Dunia Ini Pakai Outfit Sama, Tapi Terlihat Sangat Berbeda
Syarat Membuat BPJS Kesehatan Mandiri, Ketahui Besaran Iurannya
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Bungkam Georgia, Spanyol Tantang Jerman di Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Kemendikbudristek: Data KIP Kuliah dan Pencairan Tidak Terganggu Meski PDN Bermasalah
Pegiat Sepak Bola Sebut Adi Saputra Sosok Visioner untuk Cawagub Sumut
6 Cuitan 'Juni Cepat Berlalu' Bikin Senyum Tipis, Tak Terasa Sudah Berganti Bulan
Bursa Targetkan Transaksi 3% Lewat Short Selling
Dibuka Sejak 26 Juni 2024, Pendaftar Capim KPK Baru 10 Orang
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Waspada Hipertensi Bisa Picu Pecahnya Aneurisma Otak, Begini Penjelasan Dokter
6 Pasang Seleb Dunia Ini Pakai Outfit Sama, Tapi Terlihat Sangat Berbeda
Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik, Tensi dengan Korea Selatan Makin Panas
Dicoret Arema FC, Widodo Cahyono Putro Digaet Madura United Jadi Pelatih dengan Kontrak Setahun
Korea Selatan Perketat Aturan Grup Turis Asal China, Imbas Keluhan Wisatawan yang Dipaksa Belanja
Terganjal Pipa Gas Alam, Proyek Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Kapan Rampung?
Top 3 Berita Bola: PSG Siap Pecahkan Rekor Transfer Buat Bintang Muda Pengganti Kylian Mbappe