uefau17.com

Hasil Pemilu Jabar 2018, Kenali Siapa Saja Kandidatnya - Hot

, Jakarta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia merupakan salah satu aspek penting dalam sistem demokrasi di negara ini. Pilkada adalah proses pemilihan kepala daerah secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Proses ini melibatkan beberapa lembaga, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, serta diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.

Pilkada melibatkan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mencakup gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta walikota dan wakil walikota untuk kota. Proses ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk secara langsung memilih pemimpin mereka sesuai dengan prinsip demokrasi, begitupun dengan hasil pemilu Jabar 2018.

Hasil pemilu Jabar 2018 diperoleh dari sistem pelaksanaan Pilkada yang melibatkan peserta berupa pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Melalui Pilkada, masyarakat memiliki hak untuk menentukan pemimpin daerah mereka secara langsung. Hal ini menjadi wujud nyata dari pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Berikut ulsan lebih lanjut tentang hasil pemilu Jabar 2018 yang kumpulkan dari berbagai sumber, Senin (22/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemilihan Gubernur Jabar 2018

Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2018 atau Pilgub Jabar 2018, menjadi peristiwa politik yang penting dalam pelaksanaan demokrasi di Jawa Barat. Dilaksanakan pada 27 Juni 2018, hasil pemilu Jabar 2018 bertujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018–2023. Sebagai pemilihan kepala daerah ketiga di Jawa Barat yang dilakukan secara langsung dengan sistem pencoblosan, Pilgub Jabar 2018 menarik perhatian publik karena melibatkan beberapa kandidat yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam.

Jadwal pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 mengalami penundaan dari periode sebelumnya, yang semula dijadwalkan pada 24 Februari, karena mengikuti jadwal pilkada serentak gelombang ketiga pada Juni 2018. Hal ini menunjukkan koordinasi dan penyesuaian dalam penyelenggaraan pemilihan yang melibatkan sejumlah daerah di Indonesia.

Partisipasi partai politik dalam Pilgub Jabar 2018 didasarkan pada aturan yang menetapkan bahwa hanya partai politik yang memiliki 20 kursi atau lebih di DPRD Jawa Barat yang berhak mengajukan kandidat. Partai politik yang memiliki kursi kurang dapat mengajukan calon jika mereka memperoleh dukungan dari partai politik lainnya. Aturan ini menciptakan dinamika politik yang menarik, dengan terlibatnya beberapa partai politik dalam mendukung atau mengajukan kandidat.

Pilgub Jabar 2018 mencerminkan dinamika politik lokal dengan melibatkan tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang dan rekam jejak yang berbeda. Proses pemilihan ini menjadi wadah bagi masyarakat Jawa Barat untuk mengekspresikan dukungan mereka terhadap visi dan program kerja calon pemimpin daerah. 

Meskipun demikian, seperti dalam setiap proses demokrasi, Pilgub Jabar 2018 juga dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk potensi polarisasi politik dan persaingan yang ketat di antara kandidat. Hasil pemilu Jabar 2018 kemudian memberikan mandat kepada pasangan calon yang berhasil memenangkan pemilihan, yang diharapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat selama periode kepemimpinan mereka.

3 dari 4 halaman

Kandidat Pemilu Jabar 2018

Pilgub Jawa Barat 2018 menjadi panggung demokrasi yang menarik dengan melibatkan sejumlah kandidat yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam. Berikut kandidat yang ikut serta dalam pesta demokrasi Provinsi Jawa Barat tahun 2018.

Pasangan Nomor Urut 1: Mochamad Ridwan Kamil (Non–Partai) - Uu Ruzhanul Ulum (PPP) 

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mencalonkan diri bersama Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum. Ridwan Kamil yang sebelumnya dikenal sebagai arsitek dan sukses memimpin Kota Bandung  (2013–2018), membawa popularitasnya ke panggung politik. Uu Ruzhanul Ulum sebagai bupati Tasikmalaya (2011–2021), membawa pengalaman kepemimpinan di tingkat kabupaten.

Partai Pengusung: PPP, PKB, NasDem, Hanura 

Partai Pendukung: PSI, Berkarya

Jumlah Kursi DPRD: 24/100 

Jargon: RINDU 

Pasangan Nomor Urut 2: Tubagus Hasanuddin (PDI-P) - Anton Charliyan (PDI-P) 

Ketua Komisi I DPR-RI Tubagus Hasanuddin mencalonkan diri bersama Mantan Perwira Polri Anton Charliyan. Tubagus Hasanuddin sebagai ketua komisi DPR-RI (2014–2018), membawa pengalaman legislatif ke dalam arena pemilihan. Anton Charliyan yang pernah menjabat Kapolda Jabar (2016–2017) membawa pengalaman dari sektor kepolisian.

Partai Pengusung: PDI-P 

Jumlah Kursi DPRD: 20/100 

Jargon: HASANAH 

Pasangan Nomor Urut 3: Sudrajat (Gerindra) - Ahmad Syaikhu (PKS) 

Mantan perwira TNI Sudrajat mencalonkan diri bersama Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Sudrajat sebagai mantan perwira TNI, membawa pengalaman dari bidang militer ke dunia politik. Ahmad Syaikhu sebagai wakil wali kota Bekasi (2013–2018), membawa pengalaman pemerintahan daerah.

Partai Pengusung: Gerindra, PKS, PAN 

Partai Pendukung: PBB, Idaman 

Jumlah Kursi DPRD: 27/100 

Jargon: ASYIK

Pasangan Nomor Urut 4: Deddy Mizwar (Demokrat) - Dedi Mulyadi (Golkar) 

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mencalonkan diri bersama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Deddy Mizwar sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat (2013–2018) membawa pengalaman pemerintahan daerah. Dedi Mulyadi, sebagai bupati Purwakarta (2008–2018) membawa visi dan program kerja berbasis pengalaman lokal.

Partai Pengusung: Demokrat, Golkar 

Partai Pendukung: Perindo, PKPI 

Jumlah Kursi DPRD: 29/100 

Jargon: 2DM 

4 dari 4 halaman

Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub Jabar 2018

Dilansir dari laman bandung.go.id, Hasil pemilu Jabar 2018 menunjukkan bahwa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (Rindu), berhasil meraih dukungan terbanyak dengan 32,88 persen atau setara dengan 7.226.254 suara dari total suara sah sebanyak 21.979.995 (96 persen dari total keseluruhan). Posisi kedua ditempati oleh pasangan Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah) dengan perolehan suara sebanyak 12,62 persen (2.773.078 suara), diikuti oleh pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu dengan 28,74 persen (6.317.465 suara), dan pasangan Deddy-Dedi dengan 25,77 persen (5.663.198 suara).

Data tersebut diumumkan dalam Rapat Pleno Terbuka KPU Jawa Barat di Jalan Garut No. 11 Bandung pada tanggal 8 Juli 2018. Tim Sukses Paslon Deddy-Dedi, meskipun mengakui hasil tersebut, mengucapkan selamat kepada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dengan harapan dapat membawa masyarakat Jawa Barat ke arah yang lebih baik. Mereka menyampaikan bahwa fitnah dan black campaign adalah hal biasa dalam konteks politik, dan meski ada catatan, mereka menilai KPU mampu membawa perubahan dalam melayani peserta pemilu.

Sementara itu, Tim Sukses Asyik dan Tim Sukses Hasanah menyoroti penurunan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilgub 2018 sebesar 31,7 juta, lebih kecil dibanding Pilgub 2013 yang mencapai 32,4 juta. Meskipun demikian, mereka menyampaikan terima kasih kepada warga Jawa Barat yang telah menggunakan hak pilih mereka dalam suasana yang damai. Tim Sukses Hasanah juga mengucapkan selamat kepada pasangan Rindu.

Ketua Bawaslu Jabar, Wasikin, mengapresiasi peningkatan partisipasi pemilih dari 63% pada tahun 2013 menjadi 72% pada Pilgub tahun ini. Ia juga memberikan apresiasi kepada Polda Jabar atas pengamanan yang baik, yang menghasilkan kondisi yang aman selama pemilihan tanpa terjadi insiden seperti gumpalan api, asap pekat, atau kerusakan pada kaca KPU. Wasikin menyatakan bahwa tidak ada perbedaan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan tidak ada perselisihan suara antara KPU, Bawaslu, dan Tim Sukses. Ia menekankan bahwa di Jawa Barat tidak ada ruang politisasi terkait SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) yang dapat mengganggu integritas dan keberlanjutan proses demokrasi.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat