, Jakarta Imunisasi adalah proses pembuatan antibodi dalam tubuh setelah pemberian vaksin agar sistem imun semakin kuat, sehingga kebal terhadap serangan penyakit. Tujuan imunisasi adalah agar tubuh bisa memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut apabila terinfeksi di kemudian hari.
Selain melindungi diri dari penyakit, imunisasi juga melindungi penularan penyakit pada kelompok yang lebih luas. Untuk itu, seseorang harus diberikan imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi tergantung jenis penyakit yang hendak dicegah.
Imunisasi menjadi penting bagi semua orang terutama untuk anak. Imun tubuh anak masih terbilang lemah, untuk itu perlu adanya pembentukan kekebalan tubuh atau imunitas terhadap infeksi sejumlah penyakit menular. Vaksin dapat diberikan dengan cara disuntik atau tetes mulut.
Advertisement
Lantas apa manfaat imunisasi untuk balita dan jenis-jenisnya? Berikut ini penjelasan mengenai manfaat imunisasi beserta jenis-jenis yang perlu disuntikkan ke anak dan jadwalnya yang telah dirangkum oleh dari berbagai sumber, Sabtu (27/11/2021).
Semua diimbau menahana diri, membatasi aktivitas di luar rumah di tengah pandemi Covid-19. Bagaimana jika kita terpaksa keluar rumah untuk imunisasi balita? Simak sejumlah tipsnya
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Manfaat Imunisasi Bagi Anak
![Imunisasi Adalah Proses Pembuatan Antibodi, Ini Manfaat dan Jenis-Jenisnya](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/TQ3X3SIFGGsvjIKiPLQ6YbkXvqU=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3585326/original/027935400_1632796527-shutterstock_1991923112.jpg)
Kementerian Kesehatan RI menetapkan jenis imunisasi untuk anak yang wajib dilakukan beberapa kali sepanjang hidup si kecil. Penting untuk Anda mengetahui manfaat imunisasi adalah:
1. Melindungi anak dari risiko kematian.
2. Efektif mencegah penyakit.
3. Vaksin melindungi orang lain.
Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika vaksin tidak hanya melindungi orang yang mendapat imunisasi, tetapi juga memiliki manfaat untuk anak yang tidak menerima vaksin. Ketika banyak anak mendapatkan perlindungan vaksin, mereka akan membantu melindungi sebagian anak yang kekurangan sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi penyebaran penyakit. Semakin banyak anak yang mendapat vaksin, semakin sedikit penyebaran penyakit. Dengan begitu, mereka yang tidak mendapatkan imunisasi dapat ikut terlindungi.
Advertisement
Efek Samping Imunisasi
![Imunisasi Adalah Proses Pembuatan Antibodi, Ini Manfaat dan Jenis-Jenisnya](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2rRQMCelY9G-Iv9drav06BEwJbE=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2259792/original/071927700_1529987362-8-Mitos-Menyesatkan-tentang-Demam-pada-Balita-By-Goncharov_Artem-Shutterstock.jpg)
Pemberian vaksin dapat disertai efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), antara lain demam ringan sampai tinggi, nyeri dan bengkak pada area bekas suntikan, dan agak rewel. Namun demikian, reaksi tersebut akan hilang dalam 3-4 hari. Bila anak mengalami KIPI seperti di atas, Anda dapat memberi kompres air hangat, dan obat penurun panas tiap 4 jam. Cukup pakaikan anak baju yang tipis, tanpa diselimuti. Di samping itu, berikan ASI lebih sering, disertai nutrisi tambahan dari buah dan susu. Bila kondisinya tidak membaik, segera periksakan anak ke dokter.
Selain reaksi di atas, sejumlah vaksin juga dapat menimbulkan reaksi alergi parah hingga kejang. Namun demikian, efek samping tersebut tergolong jarang. Penting diingat bahwa manfaat imunisasi pada anak lebih besar dari efek samping yang mungkin muncul. Penting untuk memberitahu dokter bila anak pernah mengalami reaksi alergi setelah pemberian vaksin. Hal ini guna mencegah timbulnya reaksi berbahaya, yang bisa disebabkan oleh pemberian vaksin berulang.
Jenis-Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi untuk Balita
![Imunisasi Adalah Proses Pembuatan Antibodi, Ini Manfaat dan Jenis-Jenisnya](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/XVYfKaAXaw1UDxRc6oDj6Go7gcA=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3073138/original/065997200_1583841670-Vaksin_1.jpg)
Berikut ini ada beberapa jenis-jenis vaksin yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI dalam program imunisasi lengkap dengan jadwal pemberiannya, diantaranya:
1. Hepatitis B
Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi hati serius, yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului suntik vitamin K, minimal 30 menit sebelumnya. Lalu, vaksin kembali diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin hepatitis B dapat menimbulkan efek samping, seperti demam serta lemas. Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping bisa berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, dan pembengkakan pada wajah.
2. Polio
Polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pada kasus yang parah, polio dapat menimbulkan keluhan sesak napas, kelumpuhan, hingga kematian. Imunisasi polio pertama kali diberikan saat anak baru dilahirkan hingga usia 1 bulan. Kemudian, vaksin kembali diberikan tiap bulan, yaitu saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Untuk penguatan, vaksin bisa kembali diberikan saat anak mencapai usia 18 bulan. Vaksin polio juga bisa diberikan untuk orang dewasa dengan kondisi tertentu. Vaksin polio bisa menimbulkan demam hingga lebih dari 39 derajat Celsius. Efek samping lain yang dapat terjadi meliputi reaksi alergi seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, sulit bernapas atau menelan, serta bengkak pada wajah.
3. BCG
Vaksin BCG diberikan untuk mencegah perkembangan tuberkulosis (TB), penyakit infeksi serius yang umumnya menyerang paru-paru. Perlu diketahui bahwa vaksin BCG tidak dapat melindungi orang dari infeksi TB. Akan tetapi, BCG bisa mencegah infeksi TB berkembang ke kondisi penyakit TB yang serius seperti meningitis TB.
Vaksin BCG hanya diberikan satu kali, yaitu saat bayi baru dilahirkan, hingga usia 2 bulan. Bila sampai usia 3 bulan atau lebih vaksin belum diberikan, dokter akan melakukan uji tuberculin atau tes Mantoux terlebih dahulu, untuk melihat apakah bayi telah terinfeksi TB atau belum. Vaksin BCG akan menimbulkan bisul pada bekas suntikan dan muncul pada 2- 6 minggu setelah suntik BCG. Bisul bernanah tersebut akan pecah, dan meninggalkan jaringan parut. Sedangkan efek samping lain, seperti anafilaksis, sangat jarang terjadi.
4. DPT
Vaksin DPT merupakan jenis vaksin gabungan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan sesak napas, paru-paru basah, gangguan jantung, bahkan kematian. Tidak jauh berbeda dengan difteri, pertusis atau batuk rejan adalah penyakit batuk parah yang dapat memicu gangguan pernapasan, paru-paru basah (pneumonia), bronkitis, kerusakan otak, hingga kematian. Sedangkan tetanus adalah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kejang, kaku otot, hingga kematian.
Pemberian vaksin DPT harus dilakukan empat kali, yaitu saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin dapat kembali diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun sebagai penguatan. Kemudian, pemberian vaksin lanjutan dapat diberikan pada usia 10-12 tahun, dan 18 tahun. Efek samping yang muncul setelah DPT imunisasi adalah radang, nyeri, tubuh kaku, serta infeksi.
5. Hib
Vaksin Hib diberikan untuk mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe B. Infeksi bakteri tersebut dapat memicu kondisi berbahaya, seperti meningitis (radang selaput otak), pneumonia (paru-paru basah), septic arthritis (radang sendi), serta perikarditis (radang pada lapisan pelindung jantung).
Imunisasi Hib diberikan 4 kali, yaitu saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dalam rentang usia 15-18 bulan. Sebagaimana vaksin lain, vaksin Hib juga dapat menimbulkan efek samping, antara lain demam di atas 39 derajat Celsius, diare, dan nafsu makan berkurang.
6. Campak
Campak adalah infeksi virus pada anak yang ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam, pilek, batuk kering, ruam, serta radang pada mata. Imunisasi campak diberikan saat anak berusia 9 bulan. Sebagai penguatan, vaksin dapat kembali diberikan pada usia 18 bulan. Tetapi bila anak sudah mendapatkan vaksin MMR, pemberian vaksin campak kedua tidak perlu diberikan.
7. MMR
Vaksin MMR merupakan vaksin kombinasi untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella (campak Jerman). Tiga kondisi tersebut merupakan infeksi serius yang dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti meningitis, pembengkakan otak, hingga hilang pendengaran (tuli). Vaksin MMR diberikan saat anak berusia 15 bulan, kemudian diberikan lagi pada usia 5 tahun sebagai penguatan. Imunisasi MMR dilakukan dalam jarak minimal 6 bulan dengan imunisasi campak. Namun bila pada usia 12 bulan anak belum juga mendapatkan vaksin campak, maka dapat diberikan vaksin MMR.
Vaksin MMR dapat menyebabkan demam lebih dari 39 derajat Celsius. Efek samping lain yang dapat muncul adalah reaksi alergi seperti gatal, gangguan dalam bernapas atau menelan, serta bengkak pada wajah. Banyak beredar isu negatif seputar imunisasi, salah satunya adalah isu vaksin MMR yang dapat menyebabkan autisme. Isu tersebut sama sekali tidak benar. Hingga kini tidak ditemukan kaitan yang kuat antara imunisasi MMR atau jenis lainnya dengan autisme.
8. PCV
Vaksin PCV (pneumokokus) diberikan untuk mencegah pneumonia, meningitis, dan septikemia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Pemberian vaksin harus dilakukan secara berangkai, yaitu saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan. Selanjutnya pemberian vaksin kembali dilakukan saat anak berusia 12-15 bulan. Efek samping yang mungkin timbul dari PCV imunisasi adalah pembengkakan dan kemerahan pada bagian yang disuntik, yang disertai demam ringan.
Advertisement
Jenis-Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi untuk Balita
![Imunisasi Adalah Proses Pembuatan Antibodi, Ini Manfaat dan Jenis-Jenisnya](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/NttNyH4g-S9IbDIoPo0U6m9oO28=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3315867/original/059621300_1607130810-pexels-thirdman-5922051.jpg)
9. Rotavirus
Imunisasi ini diberikan untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus. Vaksin rotavirus diberikan 3 kali, yaitu saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan. Sama seperti vaksin lain, vaksin rotavirus juga menimbulkan efek samping. Pada umumnya, efek samping yang muncul tergolong ringan, seperti diare ringan, dan anak menjadi rewel.
10. Influenza
Vaksin influenza diberikan untuk mencegah flu. Vaksinasi ini bisa diberikan pada anak berusia 6 bulan dengan frekuensi pengulangan 1 kali tiap tahun, hingga usia 18 tahun. Efek samping influenza imunisasi adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Pada kasus yang jarang, efek samping yang dapat muncul meliputi sesak napas, sakit pada telinga, dada terasa sesak, atau mengi.
11. Tifus
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit tifus, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Pemberian vaksin tifus dapat dilakukan saat anak berusia 2 tahun, dengan frekuensi pengulangan tiap 3 tahun, hingga usia 18 tahun. Meskipun jarang, vaksin tifus dapat menimbulkan sejumlah efek samping, seperti diare, demam, mual dan muntah, serta kram perut.
12. Hepatitis A
Sesuai namanya, imunisasi ini bertujuan untuk mencegah hepatitis A, yaitu penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Vaksin hepatitis A harus diberikan 2 kali, pada rentang usia 2-18 tahun. Suntikan pertama dan kedua harus berjarak 6 bulan atau 1 tahun. Vaksin hepatitis A dapat menimbulkan efek samping seperti demam dan lemas. Efek samping dari hepatitis A dalam program imunisasi adalah gatal-gatal, batuk, sakit kepala, dan hidung tersumbat.
13. Varisela
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit cacar air, yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Imunisasi varisela dilakukan pada anak usia 1-18 tahun. Bila vaksin diberikan pada anak usia 13 tahun ke atas, vaksin diberikan dalam 2 dosis, dengan jarak waktu minimal 4 minggu. 1 dari 5 anak yang diberikan vaksin varisela mengalami nyeri dan kemerahan pada area yang disuntik. Vaksin varisela juga dapat menimbulkan ruam kulit, tetapi efek samping ini hanya terjadi pada 1 dari 10 anak.
14. HPV
Vaksin HPV diberikan kepada remaja perempuan untuk mencegah kanker serviks, yang umumnya disebabkan oleh virus Human papillomavirus. Vaksin HPV diberikan 2 atau 3 kali, mulai usia 10 hingga 18 tahun. Umumnya, vaksin HPV menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, serta nyeri dan kemerahan pada area bekas suntikan. Akan tetapi, efek samping tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Pada kasus yang jarang, penerima vaksin HPV dapat mengalami demam, mual, dan gatal atau memar di area bekas suntikan.
15. Japanese Encephalitis
Japanese encephalitis (JE) adalah infeksi virus pada otak, yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Pada umumnya, JE hanya menimbulkan gejala ringan seperti flu. Tetapi pada sebagian orang, JE dapat menyebabkan demam tinggi, kejang, hingga kelumpuhan. Vaksin JE diberikan mulai usia 1 tahun, terutama bila tinggal atau bepergian ke derah endemis JE. Vaksin dapat kembali diberikan 1-2 tahun berikutnya untuk perlindungan jangka panjang.
16. Dengue
Imunisasi dengue dilakukan untuk mengurangi risiko demam berdarah, yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Vaksin dengue diberikan 3 kali dengan interval 6 bulan, pada usia 9 hingga 16 tahun.
Terkini Lainnya
Imunisasi Dewasa Penting Bagi Lansia, Ini 3 Vaksin yang Dianjurkan
Manfaat Imunisasi Bagi Anak
Efek Samping Imunisasi
Jenis-Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi untuk Balita
1. Hepatitis B
2. Polio
3. BCG
4. DPT
5. Hib
6. Campak
7. MMR
8. PCV
Jenis-Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi untuk Balita
9. Rotavirus
10. Influenza
11. Tifus
12. Hepatitis A
13. Varisela
14. HPV
15. Japanese Encephalitis
16. Dengue
Imunisasi
Vaksinasi
Imunisasi adalah
Imunisasi anak
Jenis Imunisasi pada Anak
Manfaat Imunisasi
manfaat vaksinasi
Vaksin anak
Copa America 2024
Link Live Streaming Copa America 2024 Paraguay vs Brasil di Indosiar dan Vidio, Sabtu 29 Juni Pukul 08.00 WIB
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
4 Negara Tersukses Sepanjang Sejarah Copa America, Plus Era Keemasan dan Pemain Legenda yang Menentukan Prestasi
Timnas Argentina Parkir Lionel Messi di Laga Terakhir Grup Copa America 2024
Prediksi Copa America 2024 Paraguay vs Brasil: Momen Penebusan Tim Samba
Copa America 2024: Uruguay Hajar Bolivia 5-0
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Soal Bandar Judi Online Terdeteksi di Indonesia, Kapolri: Penelusuran Sampai Titik Puncak
HEADLINE: PPATK Membongkar Ada 1.000 Anggota DPR dan DPRD Terlibat Judi Online, Siap Buka Data?
Judi Online Merebak, Begini Islam Memandang Hal Tersebut
Gara-Gara Judi Online dan Pinjol, Kasus Perceraian di Depok Meningkat
Kominfo Luncurkan Dua Aplikasi Pemberantasan Judi Online
Bos PPATK Bakal Lapor MKD, Setor Data 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online
Pilkada 2024
Buka Mukerwil DPW PPP Kepri, Mardiono Sebut Akan Siapkan Calon Terbaik di Pilkada 2024
Aliansi Relawan Gibran Minta Presiden Terpilih Akomodir Anak Muda Masuk Kabinet Pemerintahan
Survei Pilkada Tana Tidung: Said Agil Unggul Tipis dari Petahana
Pengamat Nilai Program Pro Rakyat Sekda Majalengka Eman Suherman Bisa Raih Dukungan di Pilkada 2024
Jelang Pilkada Indramayu, Kelompok Petani Milenial Akui Kinerja Nina Agustina
Pj Gubernur Kalbar Imbau Masyarakat Waspadai Hoaks Jelang Pilkada 2024
TOPIK POPULER
Populer
Cara Melihat Sandi Email Saya, Ketahui 4 Cara Memulihkannya ketika Lupa
7 Potret Darma Mangkuluhur di Opening Lounge in the Sky Bali, Ada Titiek Soeharto
10 Penyebab Nomor HP Diblokir WhatsApp, Simak Cara Mengatasinya
Potret 6 Pasangan Artis Menikah Pakai Adat Aceh, Memukau dan Sarat Makna
Kembali ke Tempat Masa Kecil, Ini 7 Momen Liburan Ratu Sofya di Danau Toba
6 Potret Ayu Ting Ting Sibuk Kerja di Tengah Kabar Hubungannya dengan Fardhana
5 Meme Plesetan Ipar adalah Maut Ala Netizen Ini Kocak, Bikin Geleng Kepala
7 Potret Paula Verhoeven dan Baim Wong di Acara Kelulusan Sekolah Kiano
Hubungan dengan Azriel Sempat Tak Direstui, Ini 6 Potret Sarah Menzel dan Ibunda
Cara Cek NIK Sudah Jadi NPWP Secara Online, Begini Langkah-Langkahnya
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Lolos dari Jalur Neraka di Babak Gugur Euro 2024, Bek Timnas Inggris Pantang Anggap Remeh Lawan
Meriahkan UEFA Euro 2024, EA Sports FC Mobile Gelar Exhibition dan Turnamen Seru di Sarinah
Memantau Persiapan Timnas Jerman Hadapi Denmark di 16 Besar Euro 2024
Phil Foden Kembali Gabung Timnas Inggris Jelang 16 Besar Euro 2024 Melawan Slovakia
Berita Terkini
Top 3 Islami: Di Balik Hadis Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk Pria Menurut Gus Baha, Sholawat Penarik Rezeki Pelunas Utang
Top 3: OJK Sudah Tutup 5.000 Pinjol Ilegal
Cuaca Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024: Langit Pagi Jabodetabek Cerah Berawan, Siang Diguyur Hujan
Cuma 38 Unit di Dunia, Aston Martin Valiant Hidup dari Inspirasi Formula 1
Launching Kota Lama Surabaya, Eri Cahyadi Siapkan Paket Wisata Menarik
CEO Binance Bocorkan 3 Tips Investasi Kripto Biar Gacor
Indofood CBP Bakal Sebar Dividen 2023 Rp 200 per Saham
Polusi Udara Meningkat saat Kemarau, Simak Tips Dokter agar Tubuh Tidak Tumbang
Mengenal Pantai Karang Tawulan, Wisata Alam Indah di Tasikmalaya
Gagal 5 Tahun Lalu, Manchester United Kembali Pinang Striker Argentina
Emas Batangan vs Perhiasan: Mana yang Lebih Cuan Buat Investasi?
3 Resep Praktis Makanan Serba Mercon yang Meledak-ledak di Mulut
29 Juni 2020: Tabrakan 2 Feri di Bangladesh Picu 1 Kapal Tenggelam, 30 Orang Tewas dan Belasan Penumpang Hilang
Kisah Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Menangis Gara-Gara Pertanyaan Pemabuk Berat
SYL Tidak Terima Dituntut 12 Tahun Penjara: Itu Bukan Untuk Kepentingan Pribadi