, Jakarta Pagi itu, di Kantor Kecamatan Depok, Yogyakarta, senyum mengembang tampak terukir di kedua sudut bibir sesosok wanita paruh baya. Derap langkah kaki penuh semangat terdengar semakin jelas menghampiri. Sosok ibu penuh kesabaran dan kasih sayang berjalan mendekat seraya menyambut saya dengan ramah.
Baca Juga
Ialah Suhermi Kumaiyah, pendiri forum peduli autisme pertama di Yogyakarta. Hermi Maya, sapaan akrabnya, bersama beberapa orangtua yang bernasib sama, sejak tahun 2015 telah berkecimpung memperjuangkan hak anak-anak penyandang autisme agar diperlakukan setara, layaknya anak-anak pada umumnya.
Advertisement
Lewat Forum Kompak (Komunikasi Orangtua dan Masyarakat Peduli Autis Yogyakarta), wanita kelahiran tahun 1974 itu mengerahkan seluruh tenaganya mengajak publik untuk bahu membahu menciptakan masyarakat yang ramah autisme.
Berkat kerja kerasnya, Hermi Maya dinobatkan menjadi satu dari 21 wanita inspiratif Yogyakarta yang berjasa di bidang sosial. Dalam acara bertema “Wanita Sleman Berkarya untuk Indonesia” yang digelar pada 21 April 2018 silam, Hermi Maya mendapat penghargaan dari Pemkab Sleman atas dedikasinya menggaungkan masyarakat peduli autisme.
“Sejak tahun 2015 itu, saya tergugah untuk mendirikan Forum Kompak karena melihat anak saya yang punya banyak potensi. Ternyata anak-anak penyandang autisme kalau kita arahkan, kita dampingi, mereka tidak akan kalah dengan anak-anak yang lain,” tutur Hermi Maya ketika ditemui pada awal September lalu.
Berangkat dari pengalaman pribadi merawat putra sulungnya, Osa, yang menyandang autisme, sosok Hermi Maya pun semakin gencar untuk mengedukasi masyarakat melalui Forum Kompak yang telah didirikannya. Hermi Maya berharap, masyarakat khususnya para orangtua dapat bersatu menuntun anak-anak penyandang autisme agar bisa memperoleh kesempatan yang sama seperti anak-anak lain.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Autisme sering disalahartikan
![Forum Kompak](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/LjAm5_NaF9wVuxRcSTOBpdx7f3E=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2934439/original/038416400_1570605996-018600700_1570313187-17437434_239693039770372_2224314359453057024_n.jpg)
“Autisme bukanlah penyakit, jadi tidak bisa disembuhkan. Autisme itu gangguan perkembangan yang sangat kompleks. Anak-anak ini banyak memiliki hambatan di bidang komunikasi, perilaku sosial, sosialisasi dan emosional,” ungkap Hermi Maya.
Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan otak yang memengaruhi cara berkomunikasi dan interaksi penyandangnya dengan tingkatan yang bervariasi. ASD dibagi menjadi empat macam yakni sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif, gangguan autistik dan childhood disintegrative disorder.
Dilansir dari laman World Health Organization, Sabtu (5/9/2019), penelitian tahun 2018 mengungkapkan bahwa diperkirakan ada 1 di antara 106 anak di seluruh dunia yang menyandang autisme. Sementara itu, autisme 4 kali lipat lebih banyak disandang oleh anak laki-laki daripada perempuan, tak peduli kelompok ras, etnis, maupun tingkat sosial ekonominya.
Di samping itu, autisme acapkali disalahartikan sama dengan Down Syndrome, padahal, keduanya berbeda. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf, sedangkan down syndrome merupakan kelainan kromosom yang sering terjadi pada anak.
Selain penyebabnya yang berbeda, autisme dan down syndrome juga bisa dibedakan melalui ciri fisik. Penyandang down syndrome cenderung memiliki ciri wajah yang khas yakni dagu kecil, celah mata melengkung tepatnya di sudut bagian dalam mata.
Advertisement
Tergugah karena pengalaman pribadi
![Forum Kompak](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/JiUNAH5B8o7aSdhwQYzTf3RDnpY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2934440/original/046996400_1570605996-54266352_2262588220622014_4428693572941864631_n.jpg)
Lebih lanjut, Hermi Maya mengimbuhkan bahwa Forum Kompak yang ia dirikan bersama para pengurus diciptakan sebagai wadah anak-anak penyandang autisme untuk mengeksplor bakat mereka agar siap terjun di masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ditinggali anak penyandang autisme.
Kendati demikian, bukan berarti anak-anak penyandang autisme harus diperlakukan spesial. Sebaliknya, Hermi Maya memiliki harapan besar terhadap masyarakat agar mereka mulai membuka jalan untuk para penyandang autisme agar bisa membaur, berpartisipasi dalam masyarakat sama seperti anak normal pada umumnya.
“Kenapa ada masyarakat? Karena pada akhirnya mereka akan hidup berdampingan dengan masyarakat ketika sudah dewasa. Mau enggak mau kita harus melibatkan hidup bermasyarakat, diberi kesempatan layaknya anak-anak lain,” Imbuh Hermi Maya.
Memiliki anak atau anggota keluarga yang menyandang autisme bukan berarti akhir dari segalanya. Anak dengan austisme sama berharganya dengan anak-anak dengan kondisi normal. Berdasarkan pengalaman pribadi Hermi Maya, terapi dari dokter dibantu dengan usaha orangtua mengajak anak berbicara sejak usia dini nyatanya bisa membantu perkembangan kecerdasan mereka.
“Pada saat Osa tidur, saya pakaikan headset. Saya setelkan lagu-lagu klasik, dari Mozart sampai Bethoven. Dan sekarang bisa saya petik hasilnya. Sekarang Osa jadi peka sama lagu dan nada. Kita kenalkan apapun yang jadi minat dia. Karena minat anak ini nantinya bisa menjadi bakat. Apa yang mereka sukai nanti bisa diarahkan.” Ujarnya.
Putra sulung Hermi, Osa, saat kecil begitu menyukai lampu. Setiap sorenya, Hermi dan Osa akan berkeliling komplek mencari lampu dalam berbagai bentuk. Osa akan memandanginya, kemudian ia gambar menjadi kumpulan sketsa lampu. Berkat pengalamannya saat kecil, kini Osa bisa dibilang mampu menguasai instalasi listrik.
Berbagi pengalaman dan ilmu kepada masyarakat lewat Forum Kompak
![Forum Kompak](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/1O6KbWv3MjijSVmswnX3e7qmyag=/0x193:1040x779/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2931353/original/025967900_1570313187-Pendampingan_Bakat_Forum_Kompak_dok_pribadi_Hermi_Maya.jpeg)
Tak hanya itu, Osa juga punya ketertarikan khusus terhadap speaker. Karena rasa ingin tahuannya yang begitu besar, Osa bahkan sempat membongkar mainan demi untuk mengambil komponen speakernya. Tak disangka, Osa kini bisa recone speaker, memperbaiki speaker, membuat speaker aktif, bahkan mendesain speaker sesuai keinginannya.
“Orangtua jangan melarang. Asalkan itu tidak membahayakan dirinya ataupun orang lain. Sebaiknya yang jadi minatnya kita dampingi terus, karena itu nanti bisa jadi keahliannya,” Terangnya.
Selain tertarik mengotak-atik mesin, Osa juga punya bakat lain di bidang seni, khususnya seni musik. Bakat dalam memainkan musik mulai terlihat sejak Osa duduk di bangku kelas 6 SD. Ia bisa memainkan keyboard secara otodidak. Akhirnya, bu Hermi mendaftarkan sang anak ikut kursus musik untuk mengembangkan minatnya. Kini, Osa tengah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Musik atau yang lebih dikenal dengan SMK Negeri 2 Kasihan, Yogyakarta. Di sekolahnya, Osa dipercaya untuk memegang kendali contra bass.
Karena pengalaman pribadinya, timbul keinginan di hati Hermi untuk memberikan pemahaman kepada orangtua yang dianugerahi anak penyandang autisme. Ia ingin mengedukasi masyarakat perihal pentingnya membiasakan diri menghadapi anak penyandang autisme. Pasalnya, menurut Hermi, tidak ada satupun orang di dunia ini yang memilih untuk dilahirkan menjadi penyandang autisme.
“Janganlah kita down, janganlah kita putus asa. Karena anak-anak ini sangat spesial, bisa kita kembangkan minatnya dan diarahkan. Kita tidak boleh tidur atau terus mempertanyakan kepada Tuhan kenapa anak saya autis. Karena akan timbul kegelisahan di mana psikologis orangtua dapat mempengaruhi perkembangan anak.”
Hermi menegaskan, apabila orangtua dapat mendeteksi autisme pada anak sejak dini, hambatannya menjadi semakin kecil. Semakin dini gejala autisme terdeteksi, maka semakin mudah orangtua untuk dapat mengarahkan sang anak.
Advertisement
Forum Kompak bantu anak penyandang autisme magang di perusahaan
![Forum Kompak](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/NhowTSgQfeTzQT5Q5FumVG7jNgg=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2934940/original/059373700_1570628453-forum_kompak.jpg)
Kegiatan Forum Kompak yang didirikan Hermi Maya beserta para pengurus meliputi edukasi dan sosialisasi tentang autisme kepada masyarakat. Edukasi dan sosialisasi biasanya Ia lakukan dalam bentuk seminar maupun dengan cara door to door. Salah satu tujuan utamanya yakni untuk menghilangkan pandangan buruk terhadap autisme yang tertanam dalam masyarakat.
Di samping itu, Forum Kompak juga berfokus pada minat bakat anak, yang kemudian dilanjutkan bertahap berupa pencarian peluang bekerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan pelatihan ataupun kesempatan magang bagi penyandang autisme. Dengan kata lain, Forum Kompak memfasilitasi para penyandang autisme untuk mengeksplor minat dan bakat mereka.
Contohnya, salah seorang penyandang autisme Forum Kompak berkesempatan untuk magang di bidang desain grafis di sebuah perusahaan percetakan di Yogyakarta. Karena cakupannya yang luas, tidak ada batasan usia untuk tergabung di bawah naungan Forum Kompak yang didirikan Hermi Maya. Sejauh ini, Forum Kompak sudah menaungi banyak penyandang autisme dari berbagai kalangan usia dan latar belakang ekonomi.
Salah satunya Dyo, 22 tahun, yang punya kemampuan membatik. Terlepas dari statusnya sebagai penyandang autisme, Dyo membuktikan bahwa dirinya layak saing dengan anak-anak lain yang sebaya dengannya. Lewat tangannya yang tekun, kain batik buatan Dyo kini tak terhitung jumlahnya. Bahkan, beberapa karyanya telah dijahit menjadi pakaian batik layak pakai yang dijual dengan harga tidak murah. Salah satu baju batik karya Dyo dijual seharga Rp 500 ribu.
Selain Dyo, ada pula Cindy dan Fadel yang tak kalah terampilnya. Cindy bisa menggambar ilustrasi kartun wajah seseorang yang kemudian dicetak pada kaos. Sementara itu, Fadel punya hobi menggambar binatang. Jika Cindy memilih medium kaos, Fedel dan ibunya memilih totebag. Sama seperti Dyo, Cindy dan Fadel pun mampu menghasilkan uang dari kedua tangan terampilnya.
Belum lama ini, beberapa anggota Forum Kompak mewakili anak penyandang autisme Jogja berangkat menghadiri acara Special Kids Expo yang digelar di Jakarta Convention Center pada 24 hingga 25 Agustus lalu. Dalam acara tersebut, Forum Kompak mengirimkan Dyo dan Fadel beserta karya mereka untuk dipamerkan dalam pameran Spekix 2019.
Anak-anak berpartisipasi dalam Special Kids Expo di Jakarta
![Forum Kompak](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/37MJ0kFhooQSf-FXzqvcNBaGEiw=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2934941/original/068625700_1570628453-008213300_1570313187-Special_Kids_Expo_-_Dyo_dan_Fadel.jpeg)
Menariknya, kedua adik Osa yang awalnya sulit menerima kondisinya sebagai penyandang autisme, kini perlahan paham bahwa sang kakak justru adalah anak yang spesial. Hermi juga menceritakan bahwa dua anak bungsunya malah iri dengan prestasi sang kakak terlepas dari statusnya yang berkebutuhan khusus. Bahkan kini, Osa mendapat tawaran untuk mengajar di SMP – SLB Autis Bina Anggita usai lulus kuliah nanti.
Ketika ditanya suka duka selama menjalankan perannya sebagai ketua Forum Kompak, Hermi mengaku Ia selalu bahagia melakukannya. Tak pernah terlintas rasa lelah, sedih, maupun kesal ketika menghadapi anak-anak. Sebaliknya, Hermi mengungkapkan bahwa sedari kecil Ia memang menyukai anak-anak. Maka tak heran jika ia pun bisa menerima kondisi anak-anak penyandang autisme dengan baik.
Begitu banyak ilmu yang telah disalurkan Hermi selama berproses merintis Forum Kompak. Selain mengadakan pelatihan untuk anak-anak, Hermi Maya juga beberapa kali diundang menjadi pembicara dalam banyak seminar yang dihadiri audiens dari berbagai kalangan, mulai dari orangtua hingga pelajar. Sementara itu, Hermi Maya sendiri pernah dikirim menjadi perwakilan DIY dalam Forum Puspa (Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak) di Surabaya pada tahun 2017 silam.
Advertisement
Forum Kompak sudah berkiprah selama 4 tahun
![Forum Kompak](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/JgdcHr-w8z133sazVQ7FbguoxJc=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2934942/original/078583900_1570628453-033949700_1570313187-Memperingati_Hari_Kartini_kab_Sleman.jpeg)
Sejauh ini, Forum Kompak telah menjalankan tugas mulianya selama 4 tahun sejak mendapat pengakuan notaris pada tahun 2016 silam. Hermi Maya dan beberapa pengurus Forum Kompak juga telah melanglang buana melakukan sosialisasi mengenalkan autisme kepada masyarakat. Di balik kesuksesan Forum Kompak, Hermi harus merelakan pendidikannya.
Pasalnya, gelar Master Ilmu Politik yang tersemat pada namanya harus Ia tinggalkan demi fokus mengurus putra sulungnya yang menyandang autisme. Hermi harus mengambil keputusan besar tak terjun di dunia kerja sejak putra sulungnya didiagnosa menyandang autis oleh dokter. Keputusan Hermi untuk fokus merawat putranya semakin bulat saat dokter mengungkapkan bahwa putranya mungkin tak akan bisa bicara jika sering ditinggal kerja.
Namun, berkat tekadnya yang besar, kini Hermi bisa memetik hasilnya. Hermi dapat memantau tumbuh kembang putra sulungnya meski harus merelakan pendidikannya. Dengan kerja kerasnya, Osa kini telah tumbuh layaknya remaja pada umumnya. Hermi mengaku bangga putranya kini sering diundang tampil memainkan musik untuk mengiringi berbagai acara. Misalnya seperti seminar di universitas, acara kantor, hingga hajatan kerabat atau tetangga dekat rumah.
Kini, Hermi terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat agar sadar akan masa depan penyandang autisme. Tak tanggung-tanggung, Forum Kompak pun telah mendapat pengakuan dan perhatian pemerintah. Forum Kompak bekerja sama dengan Kantor Kecamatan Depok menyediakan lokasi pendampingan minat dan bakat untuk anak-anak penyandang autis di bawah didikan Forum Kompak. Selengkapnya, Forum Kompak dapat dihubungi melalui akun Instagram @peduliautisjogja.
Terkini Lainnya
Kisah Mbah Tjipto Pelukis Selebor Becak Sejak 1950, Kini Tinggal di Kos 3 x 3 Meter
Kisah Inspiratif Bunda Ifa, 29 Tahun Jadi Relawan Sadar Donor Darah
Kisah Jemek Supardi, Bapak Pantomim Indonesia yang Terus Berkarya di Usia 66 Tahun
Autisme sering disalahartikan
Tergugah karena pengalaman pribadi
Berbagi pengalaman dan ilmu kepada masyarakat lewat Forum Kompak
Forum Kompak bantu anak penyandang autisme magang di perusahaan
Anak-anak berpartisipasi dalam Special Kids Expo di Jakarta
Forum Kompak sudah berkiprah selama 4 tahun
Autisme
Anak Penyandang Autisme
Forum Kompak
Forum Kompak Yogyakarta
Cerita dari Jogja
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Garuda Nusantara Dilarang Takut
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Catatan IPW untuk Polri di HUT ke-78 Bhayangkara
Kominfo: Telegram Sudah Respons Penghapusan Judi Online Usai Diberi Surat Peringatan
Judi Online Berdampak Buruk bagi Keluarga, Bisa Menghancurkan Moral Lintas Generasi
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Jokowi Minta Polri Jaga Netralitas dan Stabilitas
KPU Jakarta Tunggu PKPU soal Batas Usia Kepala Daerah
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
Tiga Menteri Jokowi Disiapkan PDIP Maju Pilkada 2024, Ini Daftarnya
Jokowi Effect Disebut Masih Ada di Pilkada 2024, PDIP Andalkan Ini
TOPIK POPULER
Populer
7 Potret Jennifer Bachdim dan Irfan Bachdim Kerja Bareng, Gantian Momong Anak
Cerita Wartawan Senior TVRI Liputan Pasca Gempa Palu, Beri Motivasi Peserta UKW Jogja
6 Potret Masa Kecil Mahalini yang Bikin Gemas, Pancarkan Pesona Gadis Bali
6 Potret Pertemuan Alice Norin dan Davina Karamoy, Bak Saudara Kembar
6 Potret Lawas Keluarga Kecil Reza Artamevia dan Mendiang Adjie Massaid
Harga Inhaler Asma, Rekomendasi Inhaler Asma yang Ampuh dan Bagus
Wuling Air EV Long Range, Kendaraan Ramah Lingkungan untuk Mobilitas Masa Depan
6 Potret Ekspektasi Vs Realita Liburan di Pantai, Gagal Menikmati Keindahan
Syarat Membuat BPJS Kesehatan Mandiri, Ketahui Besaran Iurannya
15 Atlet Terkaya di Dunia 2024, Messi dan Ronaldo Nomor Berapa?
Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Prancis vs Belgia: Les Bleus Jadi Ancaman Serius De Rode Duivels
Persiapan Portugal Jelang Hadapi Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Slovenia: Andalkan Pilar Utama
Prancis Bersiap Hadapi Belgia di 16 Besar Euro 2024
Laga Dramatis, Inggris Berhasil Redam Slovakia 2-1
Berita Terkini
MenpanRB Azwar Anas Beberkan Skenario Pemindahan ASN ke IKN
Pasukan Israel Lancarkan Serangan Bom ke 2 Kota di Lebanon Selatan
Ketua KPK Bantah Alex Marwata soal Tenggat Waktu Penangkapan Harun Masiku
Inovasi Layanan Deposit ala Desi Selviana, Mengenal Budaya Lokal Sulsel Jadi Lebih Seru
5 Bacaan Wajib dalam Sholat, apabila Ditinggalkan Sholat Tidak Sah Kata Buya Yahya
Pemerintah Siapkan 40.021 Formasi CPNS di IKN, 5% untuk Orang Kaltim
Perbedaan SIM Lama dan SIM Baru, Ketahui Biaya dan Syarat Buat Terbarunya di 2024
Damon Albarn Lempar Pertanyaan soal Palestina di Festival Glastonbury 2024: Apa Menurutmu Ini Perang yang Tak Adil?
Cak Imin: Cawagub Anies Diputus Lewat Musyawarah, Belum Berniat Pasangkan dengan Sohibul
Pengganguran Usia Muda, karena Adanya Kesenjangan Keahlian?
BRI Ubah Aturan Rekening Pasif, Saham BBRI Ditutup Hijau
Orang Termiskin di Dunia Adalah Jerome Kerviel, Punya Utang Miliaran
Banyak KRL Sudah Uzur, KAI Minta Suntikan Negara Rp 2 Triliun