, Jakarta Di Jalanan Jogja, banyak turis yang memanfaatkan becak untuk menyusuri jalan Malioboro. Becak masih jadi pilihan di tengah euforia alat transportasi umum berbasis online. Meski jumlahnya menurun, banyak tukang becak yang memilih bertahan untuk mengais rejeki dari keringat mengayuh becak.
Baca Juga
Jika diperhatikan, becak Jogja memiliki keunikan. Salah satunya di bagian selebor yang sering dihiasi aneka lukisan. Gambar-gambar di selebor becak beraneka ragam mulai gunung, sawah, dan lainnya. Meski tak sedikit pula tukang becak yang membiarkan seleborkan berwarna putih, atau menempelinya dengan stiker sesuai tempat ia mangkal.
Advertisement
Nah, salah satu orang yang berperan dalam dunia lukis selebor becak adalah Mbah Tjipto atau bernama lengkap Tjipto Setiono. Usianya kini sudah 85 tahun. Sejak tahun 1950, Mbah Tjipto sudah berprofesi melukis selebor becak. Dan setelah 69 tahun berprofesi sebagai pelukis selebor becak, ia masih menekuninya hingg kini.
Kecintaannya pada dunia seni lukis selebor becak boleh dibilang telah mendarah daging. Mbah Tjipto telah memiliki 7 anak, 18 cucu dan 11 buyut. Maklum usianya sudah 85 tahun. Tapi, profesi pelukis selebor becak Jogja tak lantas membuat ekonominya mapan. Ia kini harus tinggal di kamar kos 3 x 3 meter di daerah Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Ia harus membayar Rp 300 ribu/bulan untuk uang sewa kamar kos tersebut.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kisah awal Mbah Tjipto Setiono melukis selebor becak
![Kisah Mbah Tjipto Pelukis Selebor Becak Sejak 1950, Kini Tinggal di Kos 3 x 3 Meter](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/esj4F2y2K0ExWiMps7U9cdhx9Ug=/0x0:4160x2306/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2862813/original/079463300_1563976678-aqq.jpg)
Rumah kos yang ditempati Mbah Tjipto berupa bangunan petak berisi 4 kamar. Semuanya ukuran 3 x 3 meter. Rumah kos berada tepat di belakang homestay. Untuk bisa sampai ke kamar kosnya, saya harus melewati gang sempit yang hanya bisa dilewati motor. Di kamar tersebut, Mbah Tjipto tinggal seorang diri karena tiga tahun lalu istrinya meninggal dunia.
Kepada , ia menceritakan kisah hidupnya yang penuh liku. Mbah Tjipto lahir tahun 1935 di Magelang. Lalu pindah ke Jogja saat ia menempuh Sekolah Rakyat (SR). Kecintaannya pada dunia lukis, berawal saat ia ngenger atau bekerja pada seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang memiliki perusahan es lilin. “Waktu itu tahun 1950 dan alat transportasi becak digunakan untuk pemasarannya,” tuturnya kepada Minggu (20/7/2019).
Banyaknya becak yang digunakan perusahaan membuat Mbah Tjipto dipekerjakan untuk menghiasi becak-bacak tersebut. Kurang lebih 20 tahun dirinya bekerja di perusahan tersebut. Dan sekitar tahun 1970 ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dan menekuni seni lukis selebor becak secara mandiri. Maklum pada waktu itu, becak jadi andalan transportasi umum.
Ia kemudian memutuskan mengontrak rumah di Blok O, kawasan Janti, Yogyakarta. Ia siap datang ke pemesan untuk melukis selebor becak. Hasilnya lumayan. Dengan keterampilan tangannya, nama Mbah Tjipto pun makin terkenal dan orderan makin banyak.
Ia mendapat banyak sekali tawaran pekerjaan untuk melukis selebor becak, baik itu ke Sleman, Bantul, dan Kulonprogo waktu itu. "Tidak hanya Jogja, namun Solo, Semarang hingga Purworejo,” ungkapnya.
Berkat profesinya sebagai pelukis selebor becak, ia kemudian bisa berkeluarga dan dikaruniai 7 anak. Tahun 80-90 an ada masa-masa keemasan profesi pelukis selebor becak yang ditekuninya. “Hampir tiap hari ada panggilan,” tuturnya.
Mbah Tjipto memang beberapa kali pindah tempat tinggal. Setelah mengontrak rumah di Blok O, ia tinggal di Jalan Arjuna, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Di halaman rumah kontrakannya Mbah Tjipto memamerkan hasil karya-karyanya. Tidak hanya selebor becak, namun hasil karya lukisan lain di media-media lain juga.
Advertisement
Pasang surut profesi pelukis selebor becak
![Kisah Mbah Tjipto Pelukis Selebor Becak Sejak 1950, Kini Tinggal di Kos 3 x 3 Meter](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/liUKqzJjgALqwMa8qR_BZoK5y54=/0x0:4160x3120/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2862814/original/082857000_1563976679-IMG20190721115631.jpg)
“Sebelum ada bus kota, taksi dan ojek, hampir setiap hari ada panggilan untuk melukis slebor becak,” ungkap Mbah Tjipto kepada . Ia mengisahkan masa keemasan itu dengan penuh semangat.
Namun seiring berjalannya waktu, becak pun ditinggalkan masyarakat. Hal itu berimbas pada menurunnya orang yang memesan lukisan selebor becak. "Sudah kalah dengan sepeda motor, bus kota dan taksi," ungkapnya pelan.
Kini memang sudah jarang tukang becak yang meminta dirinya untuk menghiasi selebor becaknya. Meski diakuinya rejeki dari melukis becak ini masih tetap ada hingga kini. Ia kini tak hanya menerima pesanan lukisan selebor becak, tapi juga mendapatkan pesanan dari hotel-hotel yang memesan sebuah lukisan dengan media selebor becak untuk menghiasi dinding hotel.
Lukisan di selebor becak tak hanya diperoleh dari dalam negeri namun pesanannya ini banyak datang dari mancanegara seperti Australia, Tiongkok dan Jepang. Selebor-selebor itu yang ia tahu untuk menghiasi dinding-dinding hotel dengan gambar yang sudah ditentukan oleh pemesannya. Jadi tidak lagi gambar sawah, gunung, atau tulisan-tulisan filosofi jawa.
Untuk harga, sampai saat ini ia mematok harga Rp 500 ribu untuk sepasang slebor becak (kiri-kanan). Bahan selebor becak sendiri ia dapatkan dari Semarang dengan harga Rp 300 ribu. Praktis melukis sepasang selebor ia mendapat Rp 200 ribu.
Tak perlu lama bagi Mbah Tjipto untuk melukis. Ia mengaku hanya butuh waktu 3 jam untuk mengerjakannya. “Butuh waktu 3 jam saja untuk melukis seperti ini”, sembari dia menunjukkan hasil karyanya.
Bikin kitiran untuk menambah pendapatan
![Kisah Mbah Tjipto Pelukis Selebor Becak Sejak 1950, Kini Tinggal di Kos 3 x 3 Meter](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/hGsmqjo0ArGMfTOrnFbi4MUReJ4=/0x0:673x373/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/2862804/original/029819100_1563976235-page1.jpg)
Pada tahun 2016 sang istri tercinta meninggal dunia. Ia pun tak ingin merepotkan anak-anak dan cucu-cucunya. Sehingga ia memutuskan untuk tinggal sendiri di kamar kos 3 x 3 meter di kawasan Wirobrajan, Jogja.
Di kamar kos tersebut, sebuah busa di atas kursi bambu panjang tanpa alas dijadikan pengganti kasur untuk tidur. Baju-baju tergantung berantakan, dan di dekatnya terdapat lemari tua. Banyak dari hiasan di dinding menunjukkan kenangan masa lalu mbah Tjipto dengan Istrinya.
“Saya tinggal sendiri, Istri udah meninggal 3 tahun lalu, dan saya pindah ke kos-kosan ini,” ungkapnya dengan nada lirih.
Guna memenuhi kebutuhan hidupnya, ia tak hanya melukis selebor becak, namun ia juga menjual sebuah “kitiran” dengan hiasan orang atau hewan, jadi ketika baling-balingnya berputar tertiup angin, orang-orang dan hewan di “kitiran” tersebut akan terlihat seperti memutarnya. Dirinya pun mematok harga Rp 150 ribu.
“Selain melukis slebor, saya juga bikin kitiran yang saja jual Rp 150 ribu. Bisa dilihat di samping homestay, saya pajang,” ungkapnya.
Terkini Lainnya
Sate Ratu, Kuliner Khas Jogja yang Telah Dicicipi Turis dari 74 Negara
Kisah Mami Vin, Waria di Jogja yang Tak Pernah Lelah Mendampingi ODHA
UGM Buat Becak Listrik Ramah Lingkungan
Kisah awal Mbah Tjipto Setiono melukis selebor becak
Pasang surut profesi pelukis selebor becak
Bikin kitiran untuk menambah pendapatan
Pelukis Slebor Becak
kisah hidup
Kisah Haru
Tjipto Setiono
Cerita dari Jogja
Copa America 2024
Reaksi Lionel Messi Gagal Penalti di Duel Argentina Vs Ekuador
Hasil Copa America 2024: Argentina Susah Payah Tundukkan Ekuador Lewat Adu Penalti
Hasil Copa America 2024: Lionel Messi Gagal Cetak Gol, Argentina Lolos ke Semifinal Lewat Adu Penalti Singkirkan Ekuador
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Saksikan Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Ekuador, Baru Dimulai
Ketua KPU
Megawati Kecewa Kasus Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kok Begitu Ya, Pusing Saya
Infografis DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Terkait Tindak Asusila
Top 3 News: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Beri Fasilitas Korban Asusila Apartemen di Jaksel dan Uang Perbulan
Skandal Asusila eks-Ketua KPU, Apakah Dosa Zina Bisa Diampuni Allah? Buya Yahya Bilang Begini
HEADLINE: Skandal Asusila Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang Dipecat DKPP, Berujung Proses Pidana?
Timnas Indonesia U-16
Timnas Indonesia Rebut Perunggu Piala AFF U-16 2024, Erick Thohir: Lebih Baik di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Pilkada 2024
Survei WRC Pilkada Sulut 2024: Elektabilitas Jan Maringka 27,3%, Disusul Elly Lasut 27,1%
Survei GRC Jelang Pilkada Jember 2024: Mantan Bupati Faida Unggul, Disusul Petahana Hendy Siswanto
PKB Tegaskan Tidak Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Demokrat Rekomendasikan Dukungan ke 3 Paslon Ini untuk Pilkada Papua Barat, Babel, dan Jambi
Coklit Pilkada 2024 Sudah Sasar 16,6 Juta Pemilih di Jatim, Target Tuntas di Hari ke-20
TOPIK POPULER
Populer
Brontosaurus, Dinosaurus Sauropoda Terbesar yang Pernah Hidup
Apa Beda PM dan AM? Sistem 12 Jam yang Digunakan Secara Internasional
Upaya Wisata Taiwan Ramah Muslim, Ada Musala dan Pojok Produk Makanan Halal
Kandungan Sumsum Tulang Sapi dan Manfaatnya untuk Kesehatan
5 Resep Daging Kerbau Sederhana dan Enak, Jadi Menu Favorit Keluarga
Cara Mengganti Background Zoom di Laptop dan Hp, Mudah Juga Cepat
Cara Tukar Uang Baru via pintar.bi.go.id, Gampang Banget dan Tak Perlu Antre
6 Momen ART Brisia Jodie Salah Bikin Sambal Bawang, Disenyumin Jonathan Alden
7 Potret Unik Cara Siswa Belajar di Sekolah, Ada Rumus Kimia di Langit-Langit Kelas
Poco F6 Resmi Rilis di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
Euro 2024
Prancis Vs Portugal 8 Besar Euro 2024: Les Bleus Siap Tampil Garang
Prediksi Euro 2024 Portugal vs Prancis: Adu Ketajaman Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe
Putusan Jude Bellingham Terungkap, Inggris Pertimbangkan Perubahan Radikal di Perempat Final Euro 2024
Spanyol Vs Jerman: Der Panzer Manfaatkan Status Tuan Rumah
Timnas Spanyol Percaya Diri Jelang Duel Perempat Final Euro
Berita Terkini
Nasib Puluhan WNA yang Terdampar di Sukabumi
Bacaan Niat Puasa Daud, Tata Cara, dan Waktu Pelaksanaannya yang Perlu Diketahui
Potret Afgan Bareng Dita Secret Number dan Zayyan Xodiac, Sukses Konser di Seoul
Kronologi OJK Coba Selamatkan Kresna Life Sebelum Akhirnya Cabut Izin Usaha
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Castle Bakal Tayang di Bioskop sebagai Film Trilogi, Jadi Puncak Kisah Animenya
Saksikan FTV Kisah Nyata Sore Spesial di Indosiar, Jumat 5 Juli 2024 Via Live Streaming Pukul 16.00 WIB
5 Kode Redeem Zenless Zone Zero Juli 2024, Jangan Sampai Ketinggalan!
Cara Cek Bantuan BPNT Online, Cukup dengan HP
Jokowi Buka-bukaan soal Swasembada Pangan, Mengapa Sulit Terwujud?
Top! Bank Mandiri Borong 8 Penghargaan di Asian Banking & Finance Awards 2024