uefau17.com

Dinkes DKI Sebut Siklus COVID-19 Berpotensi Naik Tiap 6 Bulan tapi Tak Perlu Panik - Health

, Jakarta Siklus COVID-19 rupanya berpotensi naik tiap 6 bulan. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama.

Menurut Ngabila, siklus COVID-19 yang naik tiap 6 bulan seperti halnya batuk pilek.

"COVID-19 siklusnya berpotensi naik per 6 bulan, masyarakat tidak perlu panik. Sama seperti batuk pilek biasa ketika pancaroba atau peralihan musim berpotensi naik," ujar Ngabila melalui keterangan yang diterima Health pada Kamis, 7 Desember 2023.

"Kenapa? Faktor imunitas biasanya menurun karena kelelahan, stres, kurang tidur, makan tidak teratur. Faktor kuman karena kelembapan tinggi lebih mudah masuk ke tubuh manusia."

Tanggung Jawab Kesehatan Masing-masing Individu

Ngabila menerangkan, sejak COVID ditetapkan oleh Pemerintah menjadi endemi pada Juni 2023, tanggung jawab kesehatan berada di masing-masing individu.

"COVID-19 sudah endemi di Indonesia sejak Juni 2023. Artinya, tanggung jawab utama kesehatan ada pada diri masing-masing masyarakat," terangnya.

"Pemerintah menghimbau, menyediakan. Sejauh ini, belum dibutuhkan pembatasan aktivitas. Tapi Pemerintah tidak akan berhenti untuk mengimbau dan menyediakan vaksin."

Imbauan kepada masyarakat untuk mencegah penularan COVID-19, yakni lebih ketat bermasker, lebih rajin mencuci tangan, jaga ventilasi udara indoor (dalam ruangan) baik, serta hindari asap rokok.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lengkapi Vaksinasi COVID-19

Masyarakat juga diharapkan dapat melengkapi vaksinasi COVID-19. Apalagi vaksin COVID-19 masih gratis sampai akhir tahun 2023.

Pemerintah pun sudah menyediakan imunisasi anak gratis untuk perlindungan anak dari penyakit.

"Lengkapi imunisasi rutin anak gratis dari Pemerintah. Kemudian ada vaksinasi COVID-19 dosis 1 sampai 4 (booster), segera lengkapi selagi ada dan gratis," ucap Ngabila Salama.

Sebagai informasi ada 15 jenis imunisasi program Pemerintah yang gratis untuk bayi, anak 2 tahun, anak SD kelas 1,2,5,6, bahkan wanita usia subur 15-39 tahun dan ibu hamil. Ke-15 imunisasi gratis, antara lain:

  1. Hepatitis B
  2. Polio oral untuk virus tipe 1,3
  3. Polio suntik untuk virus tipe 1,2,3
  4. Difteri
  5. Pertusis
  6. Tetanus
  7. Haemophilus influenzae tipe B
  8. PCV
  9. Campak
  10. Rubella
  11. Rotavirus
  12. Japanese Encephalitis
  13. HPV untuk anak wanita kelas 5 dan 6 SD atau sederajat (range usia 10-14 tahun)
  14. COVID-19
  15. Meningitis khusus jamaah haji

 

 

3 dari 4 halaman

Vaksinasi COVID untuk Kelompok Rentan

Kelompok rentan, lanjut Ngabila Salama, dapat segera melengkapi vaksinasi COVID-19. Ini karena jika positif COVID, maka berpotensi besar terjadi keparahan, bahkan meninggal dunia.

"Bagi mereka yang usia di atas 50 tahun yang belum lengkap vaksinasinya, yang memiliki komorbid hipertensi, Diabetes Melitus (DM), stroke, penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kanker, tuberkulosis (TB), HIV, dan gangguan imunitas lainnya," katanya.

"Mereka adalah orang-orang yang harus dipastikan vaksinasinya lengkap."

Tes Antigen dan PCR Gratis

Semua merek vaksin COVID-19 juga aman, sehat, bermanfaat, dan berkualitas. Selain itu, masyarakat yang ingin tes COVID, khususnya di DKI Jakarta juga dapat dilakukan di fasilitas kesehatan.

"Layanan antigen dan PCR gratis di seluruh Puskesmas Kecamatan di DKI Jakarta bagi yang bergejala atau kontak erat. Layanan pengobatan COVID-19, baik di Puskesmas atau rumah sakit dengan BPJS Kesehatan," tambah Ngabila.

4 dari 4 halaman

Manfaatkan Vaksinasi COVID Gratis

Terkait Kasus COVID-19 yang tidak hanya naik di Singapura dan Malaysia, tapi juga di Indonesia, masyarakat disarankan untuk segera manfaatkan vaksinasi yang masih gratis hingga akhir tahun 2023.

Pakar kesehatan Zubairi Djoerban mengimbau untuk melindungi diri dari COVID-19, vaksinasi perlu dilakukan.

Jika Anda belum vaksinasi maupun sudah lama sejak terakhir kali mendapatkan vaksin, bisa lakukan vaksinasi ya, tulis pria yang akrab disapa Prof Beri dalam cuitan di Twitter pribadinya.

Namun, Beri menyayangkan soal ketersediaan vaksin. Menurutnya, di beberapa klinik tidak ada vaksin COVID-19 yang tersedia.

Pemerintah sendiri mengatakan, kalau vaksinasi COVID-19 masih gratis sampai Desember 2023 nanti. Namun, saya tidak melihat ketersediaan vaksin saat melakukan pengecekan di beberapa klinik. Mungkin bisa dibantu infokan kepada saya klinik mana saja yang bisa mendapatkan vaksinasi, demikian cuitan Zubairi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat