, Jakarta - Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan, tapi kecemasan kronis bisa mengganggu kualitas hidup. Bahkan, dapat menimbulkan dampak yang serius bagi kesehatan fisik.
Kecemasan adalah bagian alami dari kehidupan. Misal, kita cemas sebelum memulai wawancara kerja atau di hadapkan pada situasi yang mengharuskan kita bertemu dengan orang baru.
Baca Juga
Berikut beberapa gejala fisik yang menandakan bahwa kita sedang dilanda kecemasan, seperti dikutip dari Health Line pada Minggu, 26 November 2023 :
Advertisement
- Napas atau detak jantung yang cepat
- Sakit kepala ringan atau pusing
- Sakit perut
- Gangguan pencernaan
- Nyeri dada
- Kelelahan
- Insomnia
- Sakit kepala
Dalam jangka pendek, kecemasan bisa meningkatkan pernapasan dan detak jantung. Namun, jika terlalu intens, kita mungkin mulai merasa pusing dan mual. Kecemasan yang berlebihan atau terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik juga mental.
Siapa yang Berisiko Alami Kecemasan?
Gangguan kecemasan bisa terjadi pada setiap tahap kehidupan, tapi bisa saja terjadi biasanya dimulai antara masa remaja awal dan masa dewasa muda. Wanita lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan dibandingkan pria, menurut Anxiety & Depression Association of America (ADAA) .
Pengalaman hidup yang penuh tekanan mungkin meningkat risiko kita untuk gangguan kecemasan juga. Gejala dapat muncul segera atau bertahun-tahun kemudian.
Memiliki kondisi medis yang serius atau gangguan penggunaan narkoba juga dapat menyebabkan gangguan kecemasan.
Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gangguan Kecemasan Umum
Gangguan kecemasan umum (GAD) ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan tanpa alasan yang logis. ADAA memperkirakan bahwa GAD memengaruhi sekitar 6,8 juta orang dewasa di Amerika Serikat setiap tahunnya.
GAD didiagnosis ketika kekhawatiran ekstrem terhadap berbagai hal berlangsung enam bulan atau lebih. Jika kasus ringan, pengidapnya mungkin dapat menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Pun sebaliknya, kasus yang lebih parah mungkin berdampak besar pada hidup pasien.
Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan kecemasan sosial melibatkan ketakutan yang melumpuhkan terhadap situasi sosial dan dihakimi atau dipermalukan oleh orang lain. Fobia sosial yang parah ini dapat membuat seseorang merasa malu dan sendirian.
Gangguan Stres Pasca Trauma atau PTSD
PTSD berkembang setelah menyaksikan atau mengalami sesuatu yang traumatis. Gejala bisa muncul segera atau tertunda selama bertahun-tahun.
Penyebab umumnya termasuk perang, bencana alam, atau serangan fisik. Episode PTSD dapat dipicu tanpa peringatan.
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Orang dengan OCD mungkin merasa terbebani dengan keinginan untuk melakukan ritual tertentu (kompulsi) berulang kali, atau mengalami pikiran yang mengganggu dan tidak diinginkan yang dapat menyusahkan (obsesi).
Kompulsi yang umum termasuk kebiasaan mencuci tangan, menghitung, atau memeriksa sesuatu.
Obsesi yang umum mencakup kekhawatiran tentang kebersihan, dorongan agresif, dan kebutuhan akan simetri.
Fobia
Fobia tersebut antara lain takut akan ruangan sempit (claustrophobia), takut akan ketinggian (acrophobia), dan lain-lain.
Advertisement
Gangguan panik
Hal ini menyebabkan serangan panik, perasaan cemas, teror, atau malapetaka yang akan datang secara spontan.
Gejala fisiknya antara lain jantung berdebar-debar, nyeri dada, dan sesak napas .
Serangan ini bisa terjadi kapan saja. Kita juga bisa mengalami jenis gangguan kecemasan lain selain gangguan panik.
Dampak Jangka Panjang Kecemasan
Dampak jangka panjang dari kecemasan dan serangan panik bisa menyebabkan otak penderitanya melepaskan hormon stres secara teratur. Hal ini dapat meningkatkan frekuensi gejala, seperti sakit kepala, pusing, dan depresi.
Saat Anda merasa cemas dan stres, otak membanjiri sistem saraf Anda dengan hormon dan bahan kimia yang dirancang untuk membantu Anda merespons suatu ancaman. Adrenalin dan kortisol adalah dua contohnya.
Meskipun bermanfaat untuk kejadian stres tinggi yang terjadi sesekali, paparan hormon stres dalam jangka panjang bisa lebih berbahaya bagi kesehatan fisik Anda dalam jangka panjang.
Misalnya, paparan kortisol dalam jangka panjang dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Dampak di Sistem Kardiovaskular
Gangguan kecemasan dapat menyebabkan detak jantung cepat, jantung berdebar, dan nyeri dada. Anda mungkin juga berisiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Jika Anda sudah mengidap penyakit jantung, gangguan kecemasan mungkin meningkat risiko kejadian koroner.
Gangguan Kecemasan pun Bisa Memengaruhi Sistem Cerna
Kecemasan juga memengaruhi sistem ekskresi dan pencernaan Anda. Anda mungkin mengalami sakit perut, mual, diare, dan masalah pencernaan lainnya. Hilangnya nafsu makan juga bisa terjadi.
Mungkin ada hubungan antara gangguan kecemasan dan perkembangan sindrom iritasi usus besar (IBS) setelah infeksi usus. IBS dapat menyebabkan muntah, diare, atau sembelit.
Sistem Imun
Kecemasan dapat memicu respons stres untuk menghindari atau melawan dan melepaskan banyak bahan kimia dan hormon, seperti adrenalin, ke dalam sistem Anda.
Dalam jangka pendek, hal ini meningkatkan denyut nadi dan laju pernapasan Anda, sehingga otak Anda bisa mendapatkan lebih banyak oksigen.
Ini mempersiapkan Anda untuk merespons situasi intens dengan tepat.
Sistem kekebalan Anda bahkan mungkin mendapat peningkatan singkat.
Dengan stres sesekali, tubuh Anda kembali berfungsi normal ketika stres berlalu.
Namun, jika Anda mengalami stres kronis, tubuh Anda tidak pernah mendapat sinyal untuk kembali berfungsi normal.
Hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda, membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi virus dan penyakit yang sering terjadi.
Selain itu, vaksin rutin Anda mungkin tidak berfungsi dengan baik jika Anda merasa cemas.
Sistem pernapasan
Kecemasan menyebabkan pernapasan cepat dan dangkal. Jika Anda menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), Anda mungkin berisiko lebih tinggi dirawat di rumah sakit karena komplikasi terkait kecemasan. Kecemasan juga bisa memperburuk gejala asma .
Gejala Lain dari Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan dapat menimbulkan gejala lain, antara lain:
- Ketegangan otot
- Depresiisolasi sosial
- Jika Anda menderita PTSD, Anda mungkin mengalami kilas balik, mengingat kembali pengalaman traumatis berulang kali.
- Anda mungkin mudah marah atau terkejut, dan mungkin menarik diri secara emosional.
- Gejala PTSD lainnya termasuk mimpi buruk, susah tidur, dan kesedihan .
Terkini Lainnya
5 Cara Suasana Hati Pengaruhi Kondisi Kulit, Mood yang Baik Jadi Kunci Kulit Sehat
AS Rilis Pil Pertama untuk Depresi Pascapersalinan, Ini Klaim Keberhasilannya
Pegawai Terserang Kecemasan dan Stres, BRIN Kolaborasi Kembangkan Alat Deteksi
Siapa yang Berisiko Alami Kecemasan?
Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan
Gangguan Kecemasan Umum
Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan Stres Pasca Trauma atau PTSD
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Fobia
Gangguan panik
Dampak Jangka Panjang Kecemasan
Dampak di Sistem Kardiovaskular
Gangguan Kecemasan pun Bisa Memengaruhi Sistem Cerna
Sistem Imun
Sistem pernapasan
Gejala Lain dari Gangguan Kecemasan
Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan Kecemasan Umum
Kecemasan
Kecemasan Kronis
Kecemasan Adalah
Gejala
penyebab
Jenis Kecemasan
Gangguan Kecemasan
PTSD
Rekomendasi
AS Rilis Pil Pertama untuk Depresi Pascapersalinan, Ini Klaim Keberhasilannya
Pegawai Terserang Kecemasan dan Stres, BRIN Kolaborasi Kembangkan Alat Deteksi
7 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari untuk Mengurangi Depresi dan Anxiety
Pelukan Dapat Meredakan Rasa Sakit, Kecemasan, dan Depresi, Ini Studinya
Sering Stres saat Bekerja? 4 Langkah Ini Bakal Bantu Menguranginya
5 Alasan Tinggal Bersama Hewan Peliharaan Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Bermain Imbang Lawan Meksiko, Ekuador Lolos ke Perempat Final Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Drama VAR, Ekuador Lolos ke Perempat Final Singkirkan Meksiko, Venezuela Hajar Jamaika
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah dan Kebobolan 5 Gol, Garuda Nusantara Gagal ke Final
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia: Dapat Kartu Merah, Garuda Nusantara Paksa Skor Imbang di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Australia, Senin 1 Juli Pukul 19.30 di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Dalam 3 Bulan Polda Lampung Blokir 259 Situs Judi Online
MKD Akan Rapat Internal, Bahas Sanksi Tegas Bagi Anggota Dewan Terlibat Judi Online
Nama Jurnalis Dicatut untuk Hoaks Promosi Situs Judi, Simak Daftarnya
PBNU Minta Ada Tindakan Tegas Terhadap Bandar Besar Judi Online
Heru Budi Telusuri Oknum ASN Pemprov Jakarta Terlibat Judi Online
Judi Online di Minahasa Selatan, 2 Wanita Ditangkap
Pilkada 2024
Kapolri Pastikan Pemetaan Potensi Kerawanan Pilkada 2024 di HUT ke-78 Bhayangkara
Jelang Pilkada 2024, Jokowi Minta Polri Jaga Netralitas dan Stabilitas
KPU Jakarta Tunggu PKPU soal Batas Usia Kepala Daerah
Santun dan Sederhana, Dukungan pada Eman Suherman Maju Cabup Disebut Terus Datang
Sandiaga Tunggu Penugasan PPP untuk Maju Pilkada 2024
Heru Budi Respons Peluang Maju Pilkada Jakarta 2024: Saya ASN, Tidak Pengalaman di Bidang Politik
TOPIK POPULER
Populer
3 Pilar Penting untuk Dukung Tumbuh Kembang Generasi Alfa
5 Tips untuk Memulai Suka Makan Sayur, Bisa dari Sayuran yang Manis
Ikatan Batin Antara Ibu dan Anak Pengaruhi Tumbuh Kembang, Khususnya pada 1.000 Hari Pertama Bayi
Jangan Anggap Sepele, Aneurisma Otak Bisa Ditandai dengan Gejala Kelopak Mata Jatuh Sebelah
Tarot Cinta: Fokus pada Niat Baik
Meutya Hafid: Pilihan Prabowo Jalani Operasi di RSPPN Soedirman Bukti Tenaga Medis Indonesia Berkualitas
Perubahan Gaya Hidup untuk Mengurangi Rambut Rontok
7 dari 10 Ibu Alami Mom Shaming, Mayoritas Pelaku adalah Keluarga Inti
Waspada Hipertensi Bisa Picu Pecahnya Aneurisma Otak, Begini Penjelasan Dokter
Profil Singkat Atlet Bulu Tangkis China Zhang Zhi Jie yang Meninggal Dunia di Jogja
Euro 2024
Dapatkan Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Sesaat Lagi Tanding
Hasil Euro 2024: Susah Payah Tekuk Belgia, Gol Bunuh Diri Jan Vertonghen Antar Prancis ke Perempat Final
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Dapatkan Link Live Streaming Babak 16 Besar Euro 2024 Prancis vs Belgia, Tayang Sesaat Lagi
Link Live Streaming 16 Besar Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Selasa 2 Juli Pukul 02.00 WIB
Berita Terkini
Jadwal Puasa Sunnah Juli 2024: Puasa Muharram Tasu’a-Asyura, Ayyamul Bidh hingga Senin Kamis
Dapatkan Link Live Streaming Euro 2024 Portugal vs Slovenia, Sesaat Lagi Tanding
Polisi Tangkap 3 Tersangka Distribusi Ilegal Tayangan Nex Parabola, Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara
Suami di Tangerang Tega Bakar Istri, Ini Alasannya
Fakta Unik Reog Ponorogo, Warisan Budaya Asal Jawa Timur
Mengenal Loki Patera Danau Lava di Bulan Jupiter
Hasil Euro 2024: Susah Payah Tekuk Belgia, Gol Bunuh Diri Jan Vertonghen Antar Prancis ke Perempat Final
Gus Baha Membalik Doa, Demi Sholat Menjaga Ekonomi
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Lagu Ours to Keep Mewarnai TikTok dengan Narasi Menyentuh Hati, Buah Kolaborasi Kakak Beradik Kendis dan Adis
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
APBN Jatim Surplus Rp49,4 Triliun per Mei 2024, Ini Penyebabnya
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi