uefau17.com

Satu Tower RSDC Wisma Atlet Siaga, Kepala BNPB Harap Tak Ada Lonjakan COVID-19 - Health

, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto berharap tidak ada lonjakan kasus COVID-19 saat pengoperasian Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta hanya satu tower saja yang disiagakan. Tower yang dimaksud adalah Tower 6.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB menindaklanjuti penghentian operasional RSDC Wisma Atlet secara bertahap, yang mulai pada 31 Desember 2022. Walau begitu, Tower 6 tetap dibuka untuk pelayanan pasien COVID-19.

Pemantauan terhadap perkembangan RSDC Wisma Atlet pun nantinya akan melihat situasi COVID-19 sekitar tiga bulan lamanya, dari Januari sampai Maret 2023. Jika ada perubahan, maka akan pembaruan keberlanjutan RSDC Wisma Atlet akan disampaikan.

"Kita lihat ya. Rencana kami sampai tiga bulan ke depan lah, Januari, Februari, Maret (2023). Mudah-mudahan memang kondisi terkendali, terus tidak ada lonjakan (COVID-19)," kata Suharyanto saat konferensi pers 'Kerja Sama Penanggulangan Bencana dengan DKI Jakarta' di Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 27 Desember 2022.

"Nanti akan disampaikan untuk tindakan selanjutnya."

Berdasarkan data yang diterima BNPB, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet menurun drastis. Hingga Selasa (27/12/2022), masih ada empat pasien yang dirawat di Tower 6. Sementara itu, tower-tower lain sudah tutup lantaran tidak ada pasiennya.

"Terkait dengan Wisma Atlet ya mungkin perlu saya sampaikan juga memang selama ini beberapa tower, ada 7 tower itu beroperasional. Setelah kurang lebih tiga bulan terakhir, tower-tower yang lain ini sudah tidak ada pasien," beber Suharyanto.

"Bahkan kemarin hanya empat orang yang dirawat di Tower 6."

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ingin Tutup Semua karena Bebani Anggaran

Suharyanto membeberkan, sebenarnya BNPB ingin menghentikan seluruh operasional tower RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Ini karena dinilai membebani anggaran.

Meski begitu, BNPB tetap membuka satu tower yang disiagakan demi mengantisipasi perkembangan COVID-19 ke depannya.

"Maunya BNPB itu segera ditutup semua begitu. Karena kan itu membebani anggaran ya untuk efisiensi, tetapi kami juga ingin tahu gimana perkembangan (COVID-19) ke depan," tutur Suharyanto yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19.

"Kalau kita lihat kan rekan-rekan media juga tahu, mungkin negara-negara lain juga ada yang melonjak (kasus COVID-19) seperti diberitakan ada di Cina, ada di Jepang."

Pengoperasian Tower 6 yang hanya dibuka ini akan dipegang oleh Kapuskes TNI.

"Kami juga sebagai kotigensi untuk pengoperasional Wisma Atlet. Selama ini kan ditangani oleh Kodam Jaya gitu, nah itu yang sementara dihentikan gitu untuk efisiensi, tetapi satu tower, ada Tower 6 yang masih ada pasiennya empat ini tetap kita hidupkan di bawah Kapuskes TNI nanti yang mengoperasionalkannya," sambung Suharyanto.

3 dari 4 halaman

Bersyukur Tak Bebani RS Darurat

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyatakan mendukung penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta apabila dilakukan secara bertahap.

“Bisa dipahami rencana penutupan secara bertahap, itu kan secara bertahap atau belum diputuskan tetapi memang berdasarkan data," kata Rahmad saat dikonfirmasi, Selasa (27/12/2022).

"Kita patut bersyukur karena subvarian Omicron yang terbaru tidak membebani rumah sakit darurat."

Rahmad menyebut, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit saat ini sudah rendah sehingga kesiapan rumah sakit sudah cukup tanpa RSDC Wisma Atlet.

“Rumah sakit sekarang sudah tidak tertekan. Keterisian tempat tidur sudah di bawah 5 persen. Artinya, tidak ada rumah sakit (RSDC) Kemayoran pun sudah tidak ada masalah. Kesiapan rumah sakit yang lain sudah memadai,” ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Tunggu Pasca Libur Nataru

Adanya penghentian RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Rahmad Handoyo meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan tidak menganggap COVID-19 sudah sepenuhnya hilang. 

“Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Situasi global masih sangat dinamis dari waktu ke waktu berubah termasuk kasus di Cina sekarang," pesannya.

"Jadi harus diwaspadai kemungkinan mutasi (virus Corona) dari negeri lain. Yang paling penting jangan anggap COVID-19 tidak ada, dan kita harus kejar vaksin booster."

Selain itu, Rahmad yang juga Politikus PDIP itu menilai penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta harus melihat situasi pasca liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

“Nanti bisa dilihat ketika akhir Natal, Tahun Baru tidak ada lonjakan ya tidak masalah (ditutup) justru anggarannya bisa dialihkan kebutuhan kesehatan lain," pungkasnya.

"Kita tunggu sampai liburan Nataru berakhir, silakan kalau mau ditutup."

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat