uefau17.com

Indonesia dan Tonga Sepakat Kerja Sama Ekowisata, Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Disorot - Global

, Bali - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah bertemu Wakil Perdana Menteri Tonga, Samiu Kuita Vaipulu di sela-sela 5th Ministerial Meeting (MM) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 / KTT AIS Forum 2023 atau Pertemuan Tingkat Menteri ke-5 Negara-negara Kepulauan dan Pulau Kecil (Archipelagic and Island States Forum/AIS Forum) di Bali pada Selasa 10 Oktober 2023.

Keduanya, Menlu Retno dan Wakil Perdana Menteri Tonga, Samiu Kuita Vaipulu kemudian membahas penjajakan kerja sama dalam eco-tourism (ekowisata), penanggulangan bencana alam, mitigasi dampak perubahan iklim, perikanan, serta kerja sama kawasan.

Dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (11/10/2023), Menlu Retno dan DPM Vaipulu disebut membahas mengenai kerja sama yang dapat dilakukan dalam kerangka AIS Forum. Keduanya sepakat untuk melakukan kerja sama eco-tourism dalam kerangka AIS Forum, khususnya untuk meningkatkan infrastruktur eco-tourism di Tonga.

Selain itu, pada kesempatan ini, dalam kerangka bilateral, DPM Vaipulu mengusulkan kerja sama peningkatan kapasitas untuk manajemen resiko penanggulangan bencana alam serta maupun mitigasi dampak perubahan iklim. Hal ini mengingat Tonga rentan terhadap sejumlah bencana alam di Pasifik.

Pada kesempatan itu, DPM Vaipulu juga meminta Indonesia untuk menjadi mitra investasinya, salah satunya adalah di bidang perikanan.

Terkait kerja sama di Kawasan, Menlu Retno menyampaikan dukungan Indonesia kepada Tonga sebagai Ketua Pacific Islands Forum (PIF) tahun 2024. Ia juga mendorong implementasi kerja sama antara ASEAN dan PIF yang baru saja disepakati awal September lalu. Salah satu kerja sama konkret yang bisa dilakukan adalah kerja sama antar Small Islands States.

Di akhir pertemuan, Kedua Menteri menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Solidaritas

5th Ministerial Meeting (MM) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 merupakan bagian acara dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 yang dimulai hari ini, 10 Oktober 2023 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Indonesia.

"AIS Forum harus menjadi lighthouse yang memandu kita ke depan dalam mengembangkan kerja sama yang inklusif dan berdampak serta melindungi generasi masa depan kita," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membuka pertemuan tingkat menteri KTT AIS Forum 2023 yang dikutip dari situs Kemlu RI, Selasa (10/10/2023).

Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno turut menyampaikan dua poin penting menuju tujuan tersebut.

Pertama, kata Menlu Retno, memastikan solidaritas antara Negara Kepulauan dan Negara Kepulauan. Pandemi global ini telah memberi kita pelajaran berharga bahwa tidak ada seorang pun yang aman sampai semua orang aman.

"Tantangan yang kita hadapi bersama belum pernah terjadi sebelumnya. Satu-satunya jalan menuju solusi adalah solidaritas," ucap Menlu Retno.

Menurut Menlu Retno, Forum AIS harus terus menghasilkan upaya inovatif untuk menjamin keberlanjutan laut kita dalam mengatasi krisis tiga planet.

"Kita harus terus memastikan hasil nyata di empat bidang utama, seperti: mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru dan ekowisata, sampah plastik laut dan pesisir, serta tata kelola maritim yang baik," jelasnya.

Krisis tiga planet mengacu pada tiga masalah utama yang saling terkait dan saat ini dihadapi umat manusia yaitu perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Kedua, sambung Menlu Retno, menjaga sinergi dengan inisiatif lain di kancah global. "Sebagai forum pelengkap, Forum AIS harus terlibat secara intensif dengan forum-forum terkait lainnya di seluruh wilayah. Forum juga harus mampu memperkuat tata kelolanya untuk meningkatkan dampaknya," katanya.

Sambung di sini...

3 dari 4 halaman

KTT AIS Forum 2023 Fokus pada Inisiatif Nyata di Sektor Maritim

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum akan fokus pada inisiatif-inisiatif nyata yang terjadi di masyarakat di negara-negara pulau dan kepulauan.

"AIS Forum ini adalah forum yang sifatnya konkret. Kita tidak ingin ini hanya sebagai forum saling pidato tapi juga ingin fokus inisiatif-inisiatif underground dan dikembangkan berdasarkan masukan komunitas di lapangan untuk kemajuan negara-negara pulau dan kepulauan ini (negara-negara AIS)," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi, saat menggelar konferensi pers di Media Center KTT AIS Forum 2023 Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 1 Bali, Senin (9/10/20230).

Oleh sebab itu, lanjut Jodi, bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Sekretariat AIS Forum terus mengembangkan inisiatif program-program yang bisa diimplementasikan di negara-negara AIS, demikian disampaikan dalam rilis dari TKM AIS Forum 2023, Senin (9/10/2023).

"Kita juga punya regional directors AIS Forum di antaranya Madagaskar, Fiji, dan Barbados, dengan tugas mereka adalah untuk berkomunikasi dengan komunitas negara-negara AIS untuk mencari insight dan program mendukung sekretariat AIS," jelasnya.

Pemerintah Indonesia pun ditegaskan Jodi mendukung penuh AIS Forum 2023 dan berkomitmen mendorong eksistensi dan implementasinya. Terlebih mendorong peran kelompok anak muda dan startup untuk saling berkolaborasi dan berbagi mencari solusi bersama dari masalah yang dihadapi negara pulau dan kepulauan.

"Negara-negara pulau dan kepulauan punya karakter resilient dan inovatif. Indonesia yakin melalui forum ini, negara AIS akan dapat menunjukkan punya kapasitas untuk menyelesaikan permasalahan tanpa tergantung pada bantuan pihak lain. Ini akan bisa tercapai dengan memperkuat solidaritas dan saling berbagi hasil inovasi kita," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Program AIS Forum

Pemerintah Indonesia juga mendukung program-program AIS Forum yang salah satunya adalah berupa pendanaan. Hingga saat ini Indonesia sudah berkontribusi melalui komitmen pendanaan sejumah US$5 juta.

"Pada 2019 Indonesia menyalurkan kontribusi sebesar 1 juta dolar AS untuk beberapa hal seperti pendirian sekretariat, implementasi kerja sama dan memperkuat kolaborasi antarnegara. Kami buat platform berbagi pengetahuan, lokakarya. Kegiatan itu melibatkan pemuda, inovator hingga usaha mikro kecil da menengah (UMKM) untuk mendukung ekonomi biru," kata Jodi.

KTT AIS Forum 2023 merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.

Jodi menambahkan, AIS Forum fokus pada hal-hal yang konkret dan telah disiapkan juga berbagai program-program yang akan membuat AIS Forum ini terus berkembang dan bisa dirasakan dampaknya oleh seluruh masyarakat di negara-negara pulau dan kepulauan.

KTT AIS Forum 2023, katanya, nantinya akan ada Leaders Declaration dari para anggota. "Tapi yang paling penting dari leaders declaration adalah kita akan menyatukan suara terlebih dahulu bahwa memang ada keperluan mendesak dalam AIS Forum, mendorong kerja sama di area seperti blue economy, marine polution, mitigasi terhadap climate change, ocean governance," ujar Jodi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat