, Berlin - Penelitian terbaru menunjukkan virus cacar monyet bermutasi sangat cepat di Eropa dan Amerika Utara. Studi ini menunjukkan betapa sedikit informasi yang kita ketahui tentang virus tersebut.
Virus cacar monyet yang menyebar di Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris bermutasi sangat cepat. Hal ini dipaparkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Portugal dan diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine. Studi ini menawarkan pandangan paling mendalam pada susunan genetik virus tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Dalam penelitian ini, para ilmuwan melakukan sekuens urutan genom virus. Genom adalah materi genetik suatu organisme, dan dalam kasus virus, genom memberi informasi kepada peneliti mengenai apa virusnya, apa fungsinya, dan bagaimana kemungkinan penyebarannya.
Untuk riset ini, para peneliti mengambil sampel dari 15 pasien cacar monyet dan membandingkan genom virus yang telah menginfeksi pasien, dikutip dari laman DW Indonesia, Sabtu (16/7/2022).
Para peneliti menemukan semua pasien memiliki strain cacar monyet yang dapat ditelusuri kembali ke wabah virus sebelumnya pada 2018-2019 di Inggris, Israel, dan Singapura, di mana virus aslinya berasal dari Nigeria. Namun, tes menunjukkan bahwa virus telah bermutasi 50 kali. Angka itu 12 kali lebih banyak dari perkiraan para peneliti, setelah wabah sebelumnya pada tahun 2018.
"Data ini jadi tantangan besar, terkait apa yang diketahui tentang tingkat mutasi cacar monyet," kata penulis studi Joao Paulo Gomes, seorang peneliti di Institut Kesehatan Nasional Portugal.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bandara Internasional Ngurah Rai Bali tingkatkan kewaspadaan antisipasi masuknya virus cacar monyet atau monkeypox. Salah satunya dengan menggunakan alat pemindai suhu penumpang yang datang.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Cacar Monyet Afrika Barat Fatalitasnya Lebih Rendah
![Ilustrasi Cacar Monyet (Istimewa)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/TROOZWY8uUqbrnirEuK3PD917Ws=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4032234/original/038560400_1653381051-Cacar_Monyet.jpg)
Ada beberapa hal yang sudah diketahui tentang cacar monyet, dan pengurutan genom terbaru telah membantu para peneliti memahami wabah saat ini dengan lebih baik.
Pertama, jenis virus dalam wabah saat ini bermutasi dengan kecepatan yang luar biasa.
Kedua, wabah mungkin dimulai dengan satu kasus infeksi, yang menulari orang lain di acara besar, yang memicu penyebaran virus secara masif.
Penelitian ini juga memaparkan, strain virus ini merupakan bagian dari clade cacar monyet Afrika Barat, yang umumnya dilaporkan kasusnya di Kamerun barat dan Sierra Leone dan tingkat fatalitasnya atau angka kematian kurang dari 1%. Clade didefinisikan sebagai sekelompok organisme yang dapat ditelusuri kembali ke nenek moyang yang sama atau garis keturunan genetik yang sama.
Sementara itu, ada clade umum lain dari cacar monyet yang dikenal sebagai clade "Afrika Tengah". Clade ini lebih banyak ditemukan di lembah Kongo dan memiliki tingkat fatalitas hingga 10%.
Advertisement
Masa Inkubasi Cacar Monyet Membuatnya Sulit Dilacak
![Virus Cacar Monyet](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Kv8fD7z8Rw2stfAn9L0hPqdx108=/0x202:1920x1284/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4065937/original/022110800_1656387327-Virus_Cacar_Monyet.jpg)
Masa inkubasi cacar monyet yang berkisar antara 5 hingga 21 hari, membuat pergerakan virus ini sulit dilacak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi "kasus indeks" atau kasus pertama, yang dikonfirmasi sebagai orang yang melakukan perjalanan dari Nigeria ke Amerika Serikat pada awal Mei.
Namun, para peneliti di Portugal membantah klaim itu. Mereka manyebutkan ada kasus yang dikonfirmasi di Portugal dan Inggris pada akhir April.
Jika klaim para peneliti di Portugal benar, maka sesungguhnya para ilmuwan hanya mengetahui sedikit informasi mengenai virus yang menjadi wabah di Eropa dan Amerika saat ini. Termasuk bagaimana virus itu berkembang dan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Dari Mana Wabah Cacar Monyet Dimulai?
Para ilmuwan menulis dalam makalah studi mereka, tentang kemungkinan virus itu diimpor dari negara endemik cacar monyet seperti Nigeria, tetapi mereka tidak dapat mengesampingkan kemungkinan lain.
Para ilmuwan juga memikirkan kemungkinan virus menyebar secara diam-diam, melalui transmisi manusia atau hewan lain di negara-negara nonendemik seperti Inggris atau Singapura, setelah wabah 2018-2019. Para peneliti juga belum menemukan kejelasan, apakah varian virus yang bermutasi lebih ganas dari versi aslinya.
"Para penulis menggambarkan jumlah mutasi virus yang sangat tinggi, tetapi implikasinya terhadap tingkat keparahan penyakit atau penularannya tidak jelas,” papar Hugh Adler, seorang peneliti di Liverpool School of Tropical Medicine yang memberikan tanggapan pada makalah tersebut. Dia tidak terlibat dalam penelitian.
"Kami belum mengidentifikasi perubahan tingat keparahan penyakit klinisnya pada pasien yang didiagnosis dalam wabah saat ini," jelas Adler. Ia telah bekerja dengan pasien cacar monyet di Inggris selama wabah sebelumnya.
Riset Cacar Monyet Masih dalam Tahapan Dini
![Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/hyBaq7gMVm96Vw0RCRh5f6rtS_o=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2806446/original/036827300_1557919353-20190515-Cacar-Monyet-10.jpg)
Cacar monyet adalah virus zoonosis DNA untai ganda. Virus DNA bermutasi lebih lambat daripada virus RNA, seperti yang menyebabkan COVID-19. Namun, kita umumnya kurang banyak pengetahuan tentang virus ini. Para peneliti di Portugal hanya mengutip satu studi lain tentang genetika virus.
Adler mengatakan studi tentang genetika virus "masih dalam tahapan awal."
"Kami memiliki sekuens genom, jadi kami mengetahui seperti apa gen tersebut,” kata Adler. "Tetapi, untuk benar-benar memahami, apa yang mereka lakukan dan implikasinya pada evolusi, jika gen berubah, sejauh ini hanya ada sedikit penelitian yang sudah dilakukan, dibandingkan dengan banyak virus besar lainnya yang kita ketahui."
Adler mengatakan, penelitian oleh tim Gomes di Portugal telah memberikan wawasan baru yang "menarik" tentang biologi cacar monyet. Namun, Adler jga menyoroti, penelitian itu dilakukan karena karena kasus penyebaran virus saat ini terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi.
"Jika komunitas global mengalokasikan sumber daya ilmiah yang sama, untuk wabah cacar monyet di Afrika, kita mungkin sudah memiliki basis pengetahuan yang lebih kuat," kata Adler.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada seekor monyet pada tahun 1958 dan kasus infeksi pertama pada manusia ditemukan pada tahun 1970 pada seorang bocah di Republik Demokratik Kongo.
![Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/8kofVI_Bq7RL0QYQ2zfVFl8ycnQ=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4035555/original/013548100_1653654477-Cacar_Monyet_2.jpg)
Terkini Lainnya
Perang Rusia Ukraina Terkini, Presiden Volodymyr Zelensky Nantikan Kunjungan Joe Biden
Ukraina Umumkan Keadaan Darurat, Minta Warganya di Rusia Pulang
Jika Langgar Aturan Lockdown COVID-19, Warga Shanghai Bakal Dihukum
Cacar Monyet Afrika Barat Fatalitasnya Lebih Rendah
Masa Inkubasi Cacar Monyet Membuatnya Sulit Dilacak
Dari Mana Wabah Cacar Monyet Dimulai?
Riset Cacar Monyet Masih dalam Tahapan Dini
cacar monyet
Monkeypox
Virus Cacar Monyet
Amerika Utara
Eropa
DW
DW Indonesia
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Timnas Indonesia U-16
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Rabu 3 Juli Pukul 03.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Pilkada 2024, Burhanuddin Didukung Maju Jadi Cabup Bombana
PKPU soal Syarat Eks Napi Koruptor Maju Pilkada Harus dengan Catatan
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
TOPIK POPULER
TODAY IN HISTORY
2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya
Populer
Rusia Klaim Hancurkan 5 Jet Militer Ukraina di Pangkalan Udara, Kemampuan Kyiv Jaga Pesawat Bantuan Diragukan
Petaka Pertemuan Keagamaan di India, 87 Orang Tewas Terinjak Akibat Berdesakan
Polisi Australia Tangkap Remaja 14 Tahun Pelaku Penusukan di Universitas Sydney
Hujan Badai di China Picu 242.000 Orang Dievakuasi, Ketinggian Air Sungai Yangtze Kian Mengkhawatirkan
PM Lebanon Sebut Negaranya Sedang Berperang, Buntut Konflik Israel Vs Hamas Meluas ke Hizbullah
Kecelakaan Pesawat Jet Militer Subsonik Su-25 Georgia Saat Latihan, Pilot Tewas
5 Komet Paling Terang hingga Saat Ini
7 Fenomena Astronomi Juli 2024, Ada 2 Hujan Meteor
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Berita Terkini
Sempat Diretas, Bagaimana Nasib Data Penumpang KAI Commuter?
Gunung Ibu Meletus Dahsyat Lagi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3.000 Meter
Jalan Kaki 10 Menit Habis Makan Siang Bikin Kurus, Begini Tips dan Triknya
Driver Ojol Lapor Polisi Usai Dapat Orderan Paket Berisi Narkoba di Cengkareng
4 Resep Sop Kambing Betawi yang Enak dan Tidak Prengus, Mudah Dipraktikkan
Matthijs de Ligt Beri Lampu Hijau untuk Kepindahan ke Manchester United, Berapa Harga Pasarnya?
Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Lagi, Kolom Abu Letusan Capai 800 Meter
Bukan Minyak dan Air, PKS dan PDIP Sudah Sering Koalisi di Pilkada
Hizbullah Serang Israel Utara dengan Puluhan Roket Katyusha, Balas Kematian Warga Sipil
Penjelasan BWF terkait Meninggalnya Pebulu Tangkis China Zhang Zhi Jie di GOR Amongrogo Yogya
Penurunan Tertinggi Nasional, Jatim Cetak Sejarah Pertama Kali Angka Kemiskinan Tembus 1 Digit
Juventus Segera Dapatkan Pemain Incaran Manchester United
Dua Tahun Rudapaksa Anak Tiri, Pelaku Akhirnya Diringkus Personel Polres Serang
6 Potret Jennifer Bachdim dan Lesti Kejora Baca Pemenang di Acara Award, Kompak