, Jakarta - Berbagi apa yang kita rasakan dengan orang lain dapat membantu kita melewati masa-masa sulit. Namun, tahukah kamu bahwa terlalu banyak melampiaskan perasaan/ oversharing dapat berubah menjadi trauma dumping?
Mengutip Health Cleveland Clinic, psikolog Kia Rai Prewitt PhD menjelaskan, trauma dumping merujuk pada kondisi saat seseorang terlalu banyak membagikan emosi-emosi dan pikiran-pikiran yang sulit dengan orang lain.
Trauma dumping bukan merupakan istilah klinis yang dipakai oleh penyedia layanan kesehatan mental. Mereka yang mederita trauma dumping kerap membagikan hal-hal traumatis atau situasi penuh tekanan dengan orang lain, di saat yang tidak tepat.
Advertisement
"Beberapa orang mungkin merasa perlu berbagi tentang pengalaman traumatis kepada teman, anggota keluarga, rekan kerja, atau kenalan, tetapi mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami tingkat keparahan atau intensitas dari apa yang akan mereka bagikan," kata Brittany Becker, LMHC, Direktur di The Dorm, kepada Verywell, Kamis (10/11/2022).
Terlebih, jika orang yang oversharing tidak dapat mengidentifikasi apa yang mereka ceritakan sebagai pengalaman traumatis.
Ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis atau trauma yang sedang berlangsung, Becker mengatakan bahwa mereka mungkin mengkotak-kotakan atau membuat jarak dari peristiwa tersebut untuk melindungi diri mereka.
“Kadang membingungkan mendengarkan mereka. Karena, mereka mungkin berbicara tentang traumanya sebagai cara untuk melampiaskan apa yang mereka rasakan,” kata Becker, menambahkan.
Psikoterapis LSCW Gina Moffa mengatakan, ada batas tipis antara melampiaskan perasaan dan trauma dumping. Menurutnya, trauma dumping tujuannya adalah untuk meminta simpati dan feedback.
Orang yang oversharing juga terkadang tidak memiliki kemampuan untuk mempertanggungjawabkan pengalaman yang ia bagi, mengutip VeryWellMind.
Menurut Moffa, mereka juga mengekspresikan emosi yang terpendam dan biasanya hanya terjadi sekali saja.
"Mereka tidak meminta simpati, melainkan hanya kebutuhan untuk 'mengeluarkan perasaan ini dari dada mereka,'" kata Moffa.
Ruang Curhat menghadirkan narasumber favoritmu dan berbicara banyak hal. Kali ini Analisa Widyaningrum dan duo host Aan Papeda X Andrall saling lempar amunisi curhatan. Sepertinya duo host kami ingin tahu banyak soal toxic relationship.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tentang Trauma Dumping
![Ilustrasi menghibur, curhat](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ebHSLGmQqoeTTYSnV0a_z97P9Bs=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3555972/original/034600200_1630373247-rosie-sun-rTwhmFSoXC8-unsplash_1_.jpg)
Walaupun kita sering bercerita dengan teman-teman kita, tetapi, trauma dumping berbeda.
"Ini adalah ketika seseorang secara tak terduga melepaskan pikiran, perasaan, energi, dan pengalaman traumatis mereka kepada orang lain,” kata hipnoterapis klinis dan pelatih jiwa bersertifikat Marie Fraser kepada Stylist.
Lalu, mengapa kita melakukan trauma dumping? Kita semua pernah melewati hari yang buruk dan tidak sabar untuk membaginya demi menjernihkan pikiran.
Namun, dalam hal trauma dumping, si pelaku sering kali tidak menyadari tingkat keparahan atau intensitas dari apa yang telah mereka ceritakan dan dampak emosional bagi pendengarnya.
"Trauma dumping tanpa peringatan atau izin dapat memiliki efek toksik dan merugikan pada hubungan," ujar Fraser, menjelaskan.
"Berbagi informasi yang sangat pribadi bisa sangat tidak nyaman bagi pendengar dan membuat mereka tidak yakin bagaimana menanggapinya. Hal ini juga bisa memicu trauma mereka sendiri, tanpa memberikan ruang bagi mereka untuk menavigasinya,” kata Fraser, menambahkan.
Empati adalah salah satu aspek terpenting dari hubungan apa pun, dan membantu orang-orang terdekat kita menghadapi perjuangan adalah bagian dari saling memberi dan menerima dari hubungan yang sehat. Namun, trauma dumping dapat membuat hal tersebut tidak seimbang.
"Sering kali, para pembuang trauma akan membanjiri pendengar dengan banyak masalah, terjebak pada pola pikir korban yang sama tanpa terbuka terhadap solusi atau bantuan," kata Fraser.
"Hal ini bisa menjadi pengalaman yang sangat negatif dan melelahkan bagi pendengar dan bisa berdampak sangat tidak menyenangkan bagi mereka, terutama seorang empatetik. Sebagai penerima trauma, hal ini bisa membuat pendengar merasa lelah, cemas, dan tidak berdaya,” tambah Fraser.
Advertisement
Jalan Pintas Berbagi Pengalaman
![peduli curhat](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/NyceZXAtuLfjY_IQeCftBgkMXkI=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4090480/original/009130100_1657911331-pexels-alena-darmel-6643604.jpg)
Memang, menulis tentang perasaan Anda di media sosial terkadang terasa lebih mudah daripada membicarakannya secara langsung.
"Jauh lebih aman untuk berbagi perasaan Anda di sebuah platform, di balik layar. Dengan semakin banyaknya orang di media sosial, menjadikannya tempat yang lebih aman untuk berbagi cerita dan informasi pribadi dengan lebih mudah," kata Moffa.
Ditambah lagi, Becker mengatakan bahwa kemampuan media sosial untuk menjangkau banyak orang membuat kemungkinan besar Anda akan mendapatkan tanggapan yang memvalidasi Anda. Adapun pendapat yang berbeda yang dapat membingkau ulang pemikiran Anda, dan reaksi-reaksi lain.
“Selain itu, trauma bersama dari pandemi secara global, aturan untuk terus berada di rumah dan di depan gadget, dapat membuka lebih banyak platform untuk berbicara. Hal tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan menjangkau platform yang lebih besar untuk berbagi,” tutur Moffa menambahkan.
Meskipun berbagi pengalaman traumatis dapat membantu, jika Anda terus menerus melakukan trauma dumping untuk mendapatkan perhatian atau simpati, Moffa mengatakan bahwa orang mungkin menjadi benci terhadap hal itu.
“Kita harus berhati-hati agar apa yang kita bagikan tetap aman. Kita juga harus mencari orang yang memiliki simpati dan perhatian yang sama,” kata Moffa.
Melakukan hal itu dapat mendorong orang menjauh dan mendorong mereka untuk menjauhkan diri karena mereka mungkin merasa tidak nyaman, tidak tahu bagaimana caranya menanggapi, bahkan benci dan frustasi akan hal itu.
Moffa mengatakan bahwa mereka yang melakukan trauma dump biasanya adalah orang-orang yang merasa sendirian dan ingin merasa didengar dan divalidasi.
Brain Dumping dan Boundaries
![Ilustrasi menghibur, curhat](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/GTUtXoyVN118cL6S9V6_XHyjX9w=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3555961/original/075750200_1630372824-kulli-kittus-KQfxVDHGCUg-unsplash_1_.jpg)
Fraser mengakui bahwa menetapkan batasan dengan teman, terutama ketika mereka sedang mengalami masa sulit, bisa jadi sulit.
Tidak seorang pun ingin meninggalkan orang yang mereka cintai saat dukungan mereka sangat dibutuhkan. Namun, dia menyarankan bahwa sangat penting untuk jujur pada diri sendiri tentang kemampuan dan kebutuhan Anda sendiri ketika mendukung orang lain.
Fraser menjelaskan bahwa terkadang, hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mendorong orang tersebut untuk mencari bantuan dari sumber lain.
"Ingat, teman Anda bukan terapis. Mereka tidak memiliki pelatihan atau bandwidth mental untuk menanggung trauma dalam jumlah besar di samping emosi mereka sendiri, jadi membantu mereka menemukan terapis atau dukungan kesehatan mental adalah cara untuk menunjukkan bahwa Anda peduli pada mereka tanpa menanggung semua beban mereka sendirian,” ujar Fraser.
Kita perlu melindungi diri kita dari trauma dumping. Penting untuk mengenali perilaku kita dan kapan kita cenderung melampaui batas diri kita.
Fraser menyarankan tindakan seperti membuat jurnal atau brain dumping dengan mengeluarkan apa yang Anda rasakan ke atas kertas. Hal tersebut dapat mengespresikan segala emosi yang Anda rasakan.
"Anda tidak harus membacanya kembali dan tidak harus masuk akal, tetapi dengan mengeluarkan emosi Anda ke atas kertas, Anda akan merasa lega,” ungkap Fraser.
![INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Permasalahan Kesehatan Mental Remaja di Indonesia](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/ZrTVnw75IIQoZ85UxuQ3yBOgvlA=/640x640/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4208526/original/040382600_1667124784-221030_JOURNAL_Beberapa_Gejala_Permasalahan_Kesehatan_Mental_pada_Anak_S3.jpg)
Terkini Lainnya
Tentang Trauma Dumping
Jalan Pintas Berbagi Pengalaman
Brain Dumping dan Boundaries
oversharing
trauma
Trauma dumping
Apa itu trauma dumping
psikologis
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Copa America 2024: Laga Brasil Melawan Kolombia Berakhir Tanpa Pemenang
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Timnas U-16 Kalahkan Vietnam 5-0, Nova Arianto Minta Skuad Garuda Muda Tak Euforia
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak 5 Gol Tanpa Balas, Garuda Nusantara Amankan Peringkat 3
Hasil Piala AFF U-16 Vietnam vs Indonesia: Cetak Gol Telat, Garuda Nusantara Unggul 2-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Timnas U-16 Indonesia Vs Vietnam: Nova Arianto Yakin Garuda Muda Bisa Bangkit
Judi Online
Polres Kota Dumai Razia Judi Online di Telepon Genggam Anggota, Hasilnya?
Muhammadiyah: Judi Online Harus Diberantas
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
Jelang Pilkada 2024, Bacagub NTB Lalu Muhamad Iqbal Bertemu Kaesang
Kinerja Pj Walikota Pekanbaru Muflihun Dinilai Jadi Tolak Ukur di Pilkada 2024
Komisi II DPR Pastikan Pemberhentian Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tak Ganggu Proses Pilkada
Sosok Sudaryono di Mata Menantu Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan
Jelang Pilkada 2024, Pemkot Mojokerto Minta Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks
Bawaslu Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada Jakarta, Heru Budi: Akan Dianalisis
TOPIK POPULER
TOP 3 CITIZEN6
Top 3: Tips Menurunkan Kolesterol Tinggi Tanpa Obat
Top 3: Profil Jamal Musiala, Pemain Timnas Jerman di Jajaran Top Skor Euro 2024
Top 3: Bahan Alami yang Bantu Menurunkan Kolesterol
Populer
7 Makanan dan Minuman yang Tak Boleh Dikonsumsi Selama Penerbangan
Stimulasi Tumbuh Kembang Motorik Bayi untuk Kesehatan Optimal
4 Zodiak yang Suka Ragu dengan Hubungan Cintanya
Matthijs de Ligt Beri Lampu Hijau untuk Kepindahan ke Manchester United, Berapa Harga Pasarnya?
5 Cara Agar Tak Mudah Lelah Saat Naik Tangga, Anti Ngos-Ngosan
10 Anime Seinen Terbaik Tahun 2020-an yang Wajib Ditonton
Top 3: Kenali Sleep Latency, Cara Agar Bisa Tidur Nyenyak
Bukan Air Galon, Psikolog Klinis Ungkap Penyebab Autis Pada Anak
Daftar Tim 8 Besar Euro 2024 Beserta Ranking Masing-masing, Cek di Sini
Objek Pertama yang Dilihat di Ilusi Optik Ini Ungkap Keinginan Terdalammu
Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
HEADLINE: Rivalitas Ronaldo vs Messi di Fase Final Euro 2024 dan Copa America 2024, Siapa Unggul di Usia Senja?
Legenda Jerman Remehkan Skuad Spanyol di Euro 2024, Dianggap Tim Bau Kencur
Cristiano Ronaldo Mau Pensiun? Euro 2024 Jadi Laga Terakhir Membela Portugal
Manchester United Naksir Bintang Turki di Euro 2024, Harganya Masih Murah Meriah
Berita Terkini
Kejagung dan Polri Bantah Tutup Pintu Koordinasi, Ghufron KPK: Kami Anggap Itu Sebuah Komitmen
David Beckham Balas Dendam Setelah Diabaikan Pangeran Harry Atas Permintaan Meghan Markle
5 Kapten Terbaik Manchester United: Pemimpin yang Menginspirasi di Old Trafford
Nenek 66 Tahun di Lampung Tengah Dianiaya Oknum Bidan, Ini Kronologinya
Apakah Bumi Bisa Hancur karena Ledakan Supernova?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 4 Juli 2024
Fakta Jambret CFD: Pakai Kode Saat Beraksi hingga Minggat Usai Viral
Bidan di Lampung Tengah Diduga Aniaya Nenek Hingga Bersimbah Darah, Videonya Viral
Kisah Iblis Terbakar oleh Kekuatan Doa Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Guru TK di Jambi Dituntut Kembalikan Uang Rp75 Juta ke Negara, Dede Yusuf Salahkan BKD
Polisi Tangkap Pengirim Narkoba Dalam Paket Ayam Jago Melalui Bandara Pekanbaru
Mengenal Planet Kerdil Ceres yang Diduga Dihuni Alien
Ayu Ting Ting Batal Nikah padahal Sudah Lamaran, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
Melacak Rekam Jejak Civitas Akademika Universitas Brawijaya Melalui Pameran QR Art
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini