, Jakarta - Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan video terkait potensi bahaya antibody-dependend enhacement (ADE) pada vaksin covid-19. Video itu disebarkan sejak beberapa waktu lalu.
Dalam video yang beredar terdapat penjelasan dari Chairil Anwar Nidom. Dia menyebut vaksin akan semakin ganas menyerang tubuh manusia setelah terkena antibodi, hal ini karena terdapat potensi ADE.
Baca Juga
VIDEO: Presiden Joe Biden Positif Covid-19, Bagaimana Kondisinya?
Joe Biden Positif COVID-19, Ini 3 Gejala yang Dikeluhkan Presiden AS Usai Kampanye di Las Vegas
Presiden AS Joe Biden Positif COVID-19 Lagi dan Isoman di Kediaman Delaware, Begini Kondisinya
Dalam video juga terdapat narasi "Gimana nasib saudara kami yg udah divaksinasi? ternyata vaksinasi berisiko tinggi"
Advertisement
Lalu benarkah video yang menyebut vaksin covid-19 berbahaya karena adanya potensi ADE?
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Viral video beberapa orang menyumpal hidung dengan bawang putih, lalu mengeluarkan lendir dalam jumlah banyak. Praktek ini diklaim juga mampu mengeluarkan lendir akibat covid-19 dari paru-paru. Benarkah demikian?
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penelusuran Fakta
![CEK FAKTA Liputan6](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/fhW3P0vXxGoVreLkhgmWI4m8x44=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3183855/original/046600000_1595123986-CEK_FAKTA1_300x-100.jpg)
Cek Fakta menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Ketua Tim Riset Uji Klinis Sebut Tidak Ada Fenomena ADE di Kandidat Vaksin COVID-19" yang tayang 21 Oktober 2020. Berikut isi artikelnya:
", Jakarta- Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Kusnandi Rusmil mengatakan bahwa tidak ada fenomena ADE atau antibody-dependend enhacement dalam vaksin COVID-19.
"Pada virus ini sudah dicoba, tidak terjadi ADE," kata Kusnandi dalam dialog yang disiarkan YouTube ForumMerdekaBarat 9 pada Rabu (21/10/2020).
ADE adalah fenomena reaksi ketika pemberian antibodi (berupa vaksin atau lainnya) menjadi tidak efektif dan malah memperkuat infeksi sehingga muncul suatu kejadian imunopatologis berat.
Kusnandi menerangkan fenomena ADE terjadi bila sebuah kuman atau virus memiliki antigen lebih dari satu. Virus penyebab COVID-19, kata Kusnandi, hanya memiliki satu antigen.
"Dan, ADE ini hanya terjadi di virus demam berdarah," tutur pria yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini.
Kusnandi menuturkan bahwa uji klinik vaksin COVID-19 Sinovac yang dilakukan di beberapa negara lain tidak ditemukan fenomena ADE.
"Dari pengalaman uji klini di Brasil pada 9.000 subjek penelitian, Uni Emirat Arab 31.500 dan Indonesia 1.620 sampai sekarang belum terjadi ADE," tutur Kusnandi.
Perbincangan mengenai fenomena ADE sempat mencuat pada awal Oktober lalu. Lewat pernyataan tertulisnya, Kusnandi menuturkan umumnya reaksi ADE ini sudah bisa dilihat sejak pengembangan vaksin di uji preklinis pada hewan.
“Vaksin SARS-CoV-2 dari Sinovac pada publikasinya di Science sudah menyebutkan bahwa pada uji preklinisnya tidak menemukan kejadian ADE pada hewan yang sudah divaksinasi. Bahkan hewan yang sudah divaksinasi ini mampu bertahan setelah dipaparkan dengan virus SARS- CoV-2," kata Kusnandi."
Selain itu Cek Fakta juga menemukan penjelasan dari Kementerian Kesehatan RI dalam artikel berjudul "Fenomena ADE ada pada Dengue, Tidak pada Kandidat Vaksin COVID-19" yang tayang 20 Januari 2021 di website sehatnegeriku.kemkes.go.id. Berikut isinya:
"Jakarta -Saat ini imunisasi merupakan upaya intervensi yang paling ditunggu-tunggu oleh dunia untuk menanggulangi pandemi COVID-19. Namun di tengah-tengah upaya tersebut muncul fenomena Antibody- Dependent Enhancement (Ade) pada kandidat vaksi COVID-19 namun sebenarnya baru ada pada dengue.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan ADE merupakan reaksi yang memperkuat infeksi saat tubuh membentuk antibodi non-netralisasi baik akibat dari pemberian vaksin atau infeksi alami. Padahal sesungguhnya ADE baru terlihat pada infeksi dengue.
“Fenomena ADE sejauh ini terlihat pada infeksi dengue, ” tegas drg. Vensya.
Keberadaan fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium) dan tidak menggambarkan fenomena pada manusia.
Sinovac pada publikasinya terkait vaksin SARS-CoV-2 menyebut uji preklinis tidak menemukan kejadian ADE pada hewan yang sudah divaksinasi.
“Bahkan hewan yang sudah divaksinasi ini mampu bertahan setelah dipaparkan dengan virus SARS-CoV-2,” tambah drg. Vensya.
Saat ini sudah lebih dari 140 calon vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan sebagian di antaranya sudah pada tahap uji klinis pada manusia, dan hingga saat ini belum ada laporan terjadinya ADE, namun kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM"
Cek Fakta juga menemukan artikel berjudul "Satgas Covid-19: Pesan Berantai Bahaya Vaksin terhadap Respons Imun, Hoaks" yang tayang di Merdeka.com pada 8 Maret 2021. Berikut isinya:
"Merdeka.com - Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa pesan berantai di whatsapp yang berupa video dengan narasi 'Potensi bahaya vaksin Covid-19' merupakan konten yang menyesatkan.
Dalam pesan berantai itu, disebutkan bahwa efek samping vaksinasi Covid-19 yakni munculnya fenomena ADE atau Antibody-dependent Enhancement.Satgas penanganan Covid-19 memastikan hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE.
"Konten yang menyesatkan. Video tentang respon imun ADE, berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini tidak ditemukan karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE," dikutip dari keterangan resmi Satgas Covid-19, Senin (8/3).
Dalam keterangan Satgas tersebut, terdapat beberapa referensi penjelasan fenomena ADE terhadap vaksinasi Covid-19. Yang pertama yakni dari jurnal PubMed.gov yang diterbitkan oleh Oxford University Press untuk Infectious Diseases Society of America tahun 2020.
“Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Selain itu, Satgas juga memaparkan penjelasan lainnya berdasarkan Children’s Hospital of Philadelphia (CHOP).
"Baik penyakit Covid-19 maupun vaksin Covid-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang Ini juga berlaku untuk virus Corona lainnya".
Selain itu, CHOP juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan maupun uji klinis pada manusia, bukti adanya ADE belum ditemukan.
Diketahui, pesan berantai tersebut sebelumnya juga sudah pernah beredar dan Satgas juga sudah mengklarifikasi narasi yang menyesatkan ini. Pada 6 Oktober 2020, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan, berdasarkan hasil penelitian para ahli, fenomena ADE tidak ditemukan di manusia.
"Fenomena ADE di SARS-CoV-2 sudah diselidiki sejak percobaan pra- klinis dan dinyatakan aman dan baik. Namun karena adanya perbedaan antara hewan percobaan dan manusia, tentu risiko ADE pada manusia juga harus diinvestigasi," sebut Wiku.
Wiku mengatakan fenomena ADE hanya terlihat pada penyakit dengue dan sejenisnya.
"Terkait dengan efek samping ADE, sejauh ini hanya terlihat pada penyakit dengue dan sejenisnya dan tidak pada virus lain. Fenomena ADE terlihat pada MERS, SARS, Ebola, HIV, semata-mata ditemukan in silico dan in vitro dan tidak menggambarkan fenomena di manusia," lanjut Wiku.
Selain itu, pada 12 Oktober 2020, Guru Besar Fakultas Kedokteran & Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran, Kusnandi Rusmil juga mengklarifikasi isu tersebut.
“Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin Covid-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan," tegasnya.
Sumber:
https://uefau17.com/health/read/4388341/ketua-tim-riset-uji-klinis- sebut-tidak-ada-fenomena-ade-di-kandidat-vaksin-covid-19? source=search
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201102/4135866/fenom ena-ade-ada-dengue-tidak-kandidat-vaksin-covid-19/
https://www.merdeka.com/peristiwa/satgas-covid-19-pesan-berantai- bahaya-vaksin-terhadap-respons-imun-hoaks.html
https://covid19.go.id/masyarakat-umum/fenomena-ade-tidak-ditemukan- pada-kandidat-vaksin-covid19
Advertisement
Kesimpulan
![Banner Cek Fakta: Salah](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/VLLhSqDoOIH-quuBcE2BBEz1Lks=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2282234/original/020397100_1531801478-WhatsApp_Image_2018-07-16_at_11.16.20.jpeg)
Video yang menyebut vaksin covid-19 berbahaya karena adanya potensi ADE adalah tidak benar.
Tentang Cek Fakta
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Terkini Lainnya
VIDEO: Presiden Joe Biden Positif Covid-19, Bagaimana Kondisinya?
Joe Biden Positif COVID-19, Ini 3 Gejala yang Dikeluhkan Presiden AS Usai Kampanye di Las Vegas
Presiden AS Joe Biden Positif COVID-19 Lagi dan Isoman di Kediaman Delaware, Begini Kondisinya
Penelusuran Fakta
Kesimpulan
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
COVID-19
Vaksin Covid-19
Ade
Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com
Hoaks
Hoax
Rekomendasi
Joe Biden Positif COVID-19, Ini 3 Gejala yang Dikeluhkan Presiden AS Usai Kampanye di Las Vegas
Presiden AS Joe Biden Positif COVID-19 Lagi dan Isoman di Kediaman Delaware, Begini Kondisinya
Joe Biden Dinyatakan Positif COVID-19
Suami Wapres AS Kamala Harris Positif COVID-19
Cek Vaksin Booster COVID Omicron di Sekitar Saya, Ini Langkah-langkahnya
Kerugian Negara Akibat Korupsi Bansos Jokowi Naik Jadi Rp250 Miliar
Sinyal Restrukturisasi Kredit Covid-19 Diperpanjang, Simak Deretan Saham Menarik Pekan Ini 1-5 Juli 2024
25,27 Juta Orang Indonesia Masih Miskin hingga Maret 2024, Lebih Rendah Sebelum COVID-19
Judi Online Cari Mangsa, Literasi Digital Senjata Penangkalnya
Piala AFF U-19
Bekuk Filipina 6-0, Indra Sjafri: Mudah-mudahan Laga Kedua Ketiga Kita Lalui dengan Baik
Cegah Bau Saat Piala AFF U-19, Jam Pembuangan Sampah ke TPA Benowo Diatur Ulang
2.180 Personel Gabungan Siap Amankan Laga Pembuka Piala AFF U-19 di Surabaya Hari Ini
Catat, Jadwal Lengkap Timnas U-19 Piala AFF 2024 dan Daftar Pemain
Indra Sjafri Tak Patok Target Juara AFF U-19, Begini Alasannya
Donald Trump
Donald Trump Diprediksi Kerek Inflasi Global Jika Menang Pilpres AS
Profil Usha Vance, Istri JD Vance yang Mundur Jadi Pengacara Usai Suami Dipilih Donald Trump Jadi Cawapres
Pernyataan Donald Trump Ini Bikin Saham TSMC Merosot
Lamine Yamal
Gol Lamine Yamal ke Gawang Prancis Dinobatkan yang Terbaik di Euro 2024
Bawa Spanyol Juarai Euro 2024, Beredar Foto Lamine Yamal Sewaktu Bayi Digendong Lionel Messi
Harga Fantastis Lamine Yamal, Pemain Muda Terbaik Euro 2024 yang Pecahkan Rekor Pele
Lamine Yamal Rengkuh Trofi Pemain Muda Terbaik Euro 2024
Spanyol Juara Euro 2024, Lamine Yamal Pemain Muda Terbaik dan La Roja Pecahkan Rekor Gol
Piala Presiden 2024
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala Presiden 2024: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal Piala Presiden 2024 di Vidio, Mulai 19 Juli
Top 3: Daftar Hadiah Piala Presiden 2024 Bikin Penasaran
Maruarar Ungkap Alasan Piala Presiden 2024 Tetap di Emtek Group
Sahroni DPR: Hubungan Baik Polri dan PSSI Kunci Sukses Piala Presiden 2024
TOPIK POPULER
Populer
Polda Sultra Siapkan Tim Patroli Siber Antisipasi Kampanye Hitam dan Hoaks Menjelang Pilkada 2024
Perusahaan BUMN Dijadikan Bahan Hoaks, dari Soal Energi sampai Bank
Deretan Hoaks Seputar BBM, Simak Daftarnya
Deretan Hoaks Terkini Seputar Tabung Elpiji, Simak Biar Tak Salah Paham
Kumpulan Hoaks Seputar Subsidi, dari BBM sampai Pengentasan Kemiskinan
Timnas Indonesia U-19
Top 3 Berita Bola: Punya Banyak Pengalaman, 6 Bintang Timnas Indonesia U-19 Siap Menggebrak di Piala AFF 2024
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-19 2024: Misi Timnas Indonesia Ulang Sukses 2013
Hasil Piala AFF U-19 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Garuda Muda Pesta Gol Setengah Lusin
Hasil Piala AFF U-19 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Iqbal Gwijangge 2 Gol, Garuda Muda Unggul 4-0 di Babak Pertama
Link Live Streaming Piala AFF U-19 2024 Timnas Indonesia vs Filipina, Sebentar Lagi Tanding
Link Live Streaming Piala AFF U-19 2024 Indonesia vs Filipina, Rabu 17 Juli Pukul 19.30 WIB di SCTV dan Vidio
Berita Terkini
Harita Nickel Ancang-Ancang Buyback Saham dan Rights Issue, Kapan?
Apa Itu Dust Devil? Fenomena Alam yang Muncul di Bromo Saat Musim Panas
PBB Beberkan Dugaan Sistem Kerja Paksa di Korea Utara, Mengarah pada Kejahatan Kemanusiaan
Ramaikan GIIAS 2024, Ini yang Disuguhkan Daihatsu
Berton-ton Ikan Mati Tutupi Sungai Utama Sao Paulo
Jokowi Sebut Pembangunan IKN Baru 15 Persen, Ini Penjelasan Istana
Baru Masuk Sekolah, Anak Ringgo Agus Rahman Lakukan Hal Tak Terduga pada Gurunya
Kemenhub Terbitkan Larangan Judi Online, Ketahuan Main Langsung Dipecat
Top 3 Berita Bola: Punya Banyak Pengalaman, 6 Bintang Timnas Indonesia U-19 Siap Menggebrak di Piala AFF 2024
7 Tips Wajah Sehat Bebas Jerawat dan Kusam, Rutin Bersihkan Muka hingga Hindari Makanan Tinggi Gula
Beda Tuntutan untuk Jaksa dan Polisi Penerima Suap Bandar Narkoba
Jadwal Pilkada Gresik 2024 Agustus - Desember, Aturan Lengkapnya di Sini
Aditya Zoni Berencana Ajukan Rekonvensi Hak Asuh Anak, Kubu Yasmine Ow: Tinggal Hakim Menentukan Siapa yang Berhak
Metode Pembelajaran Montessori untuk Anak Usia Dini, Beri Kebebasan Eksplorasi
Momen Gibran Bereskan Meja Kerja Usai Mundur dari Wali Kota Solo Curi Perhatian Warganet