, Jakarta - Bank of America (BofA), salah satu raksasa bank Amerika Serikat menyebutkan ketakutan de-dolarisasi dinilai berlebihan. Akan tetapi, meningkatnya utang dan kecerobohan Amerika Serikat (AS) adalah ancaman utama bagi dolar Amerika Serikat.
Dikutip dari Market Insider, Sabtu (6/5/2023),dalam catatan pada Kamis, 4 Mei 2023, Bank of America menyebutkan dolar Amerika Serikat tidak akan mendekati akhir dalam waktu dekat karena dedolarisasi dibesar-besarkan. Sebaliknya, dolar Amerika Serikat (AS) lebih terancam dari masalah fiskal domestik, terutama dengan pemerintahan AS yang berisiko gagal bayar untuk pertama kali.
“Karena sebagian besar peran dominan dolar Amerika Serikat berasal dari pasar TSY (treasury-red), kejutan gagal bayar dari perdebatan plafon utang akan membahayakan daya tarik dolar AS sebagi penyimpan yang bernilai,” tulis BofA.
Advertisement
BofA menilai, ancaman utama terhadap peran dominan dolar Amerika Serikat tampaknya sebagian besar bersifat domestik, berlawanan dengan persaingan dari mata uang lain.
Analis mengatakan, dolar AS tidak akan kehilangan keistimewaannya. Risiko jangka panjang bagi dolar AS adalah kepuasan terhadap utang. Catatan itu menunjukkan utang pemerintah Amerika Serikat adalah yang tertinggi di G10 terhadap produk domestik bruto (PDB) kecuali Jepang. IMF prediksi rasio utang AS terhadap PDB naik menjadi 136 persen pada 2028 dari 122 persen pada 2022.
BofA menambahkan, bencana fiskal AS dengan risiko penutupan pemerintah, atau lebih buruk lagi untuk gagal bayar terus muncul selama diskusi plafon utang.
Partai Republik di Kongres menuntut pemangkasan pengeluaran tajam sebagai imbalan atas peningkatan plafon utang. Sedangkan Gedung Putih menolak untuk mengizinkan syarat apapun. Kedua belah pihak tetap menemui jalan buntu bahkan ketika pemerintah dapat gagal bayar paling cepat 1 Juni 2023.
Di tengah risiko gagal bayar utang yang membayangi, BofA mengatakan tidak ada mata uang alternatif yang nyata, bahkan saat yang lain juga menunjukkan peningkatan pengaturan non-dolar AS sebagai bukti dedolarisasi.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Analis Menilai Dolar AS Masih Dominan dalam Perdagangan
Analis menyebutkan, dolar AS telah kehilangan sebagian pangsa pasar di antara cadangan bank sentral, dolar AS tetap dominan dalam perdagangan, faktur internasional, dan pembayaran SWIFT atau transfer internasional yang dikirim melalui jaringan transfer internasional.
Mata uang China yuan meski memang memiliki potensi tumbuh secara global, regulator China yang saat ini mengendalikan levelnya perlu membuka modal, sesuatu yang dapat membuat China rentan terhadap volatilitas dana keluar dan campur tangan kebijakan moneter.
Dalam catatan BofA juga menyebutkan mata uang BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) juga tidak mungkin, mengingat hal itu akan bergantung pada kerja sama antara anggota yang tidak banyak berdagang satu sama lain di luar China. Bahkan hubungannya sering kali tegang.
Sementara itu, stablecoin adalah satu-satunya aset digital yang dapat menganggu tren mata uang, meski terganggu oleh kerangka kerja legislatif yang tidak jelas. Namun, jika dikembangkan lebih lanjut, cryptocurrency yang didukung dolar AS dapat memperkuat posisi dolar AS.
Advertisement
Mengenal Dedolarisasi dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia
Sebelumnya, Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani, menilai bahwa dedolarisasi menjadi fenomena yang menarik ketika Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan pandangan senada.
Gubernur Bank Indonesia menyebutkan, Indonesia sudah menggagas diversifikasi penggunaan mata uang, misalnya dalam mekanisme local currency transaction (LCT).
Seirama dengan Menteri Keuangan yang menyampaikan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS, maka semakin ditingkatkan pola local currency settlement (LCS) dengan negara-negara mitra dagang.
"Pola kebijakan dan kesepakatan ekonomi ini menjadi potret dedolarisasi," kata Ajib, Senin (24/4/2023).
Ajib menjelaskan, dedolarisasi adalah proses penggantian dolar AS sebagai mata uang yang digunakan untuk perdagangan dan atau komoditas lainnya.
Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah yang akan mendongkrak nilai tukar mata uang lokal terhadap dolar AS. Dimana, paling tidak ada 6 (enam) hal yang akan mempengaruhi penguatan nilai tukar, yaitu: inflasi, suku bunga, neraca pembayaran, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah.
Selanjutnya, yang perlu menjadi bahan perhatian adalah proyeksi ekonomi tahun 2023 yang sudah dirancang dalam Kerangka Ekonomi Makro (KEM), dimana kisaran nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp.14.300,- sampai dengan Rp.14.800,-.
Posisi kurs dolar AS sekarang kisaran Rp.14.800,- dengan nilai yang fluktuatif, bahkan sebelumnya nilai kurs nya stabil di atas Rp.15.000,-.
"Kondisi kurs inilah, yang menurut Menteri Keuangan menjadi salah satu faktor fluktuasi utang negara. Dimana posisi utang negara per Desember 2022 sudah mencapai angka Rp 7.733,99 triliun," ujarnya.
Dengan demikian, stabilitas nilai tukar rupiah dalam rentang Kerangka Ekonomi Makro, menjadi satu hal penting untuk turut menjaga kesehatan fiskal Indonesia.
Dampak Positif ke Indonesia
Di samping itu, gerakan dan kebijakan dedolarisasi ini juga menjadi fenomena global yang diambil oleh negara-negara maju yang mempunyai orientasi ekonomi yang sama.
Misalnya kelompok negara BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan berupaya mengurangi penggunaan dolar AS dalam bertransaksi antar negara. China dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai USD 17,5 miliar bisa menjadi motor lokomotif ekonomi dunia.
Ditambah dengan Rusia yang bisa membuat konstraksi ekonomi global, tentunya akan memberikan dampak yang signifikan dalam konteks politik dan ekonomi. India juga mempunyai potensi ekonomi yang luar biasa, karena mempunyai demand, dalam jumlah penduduk, nomor besar kedua di dunia, dengan lebih dari 1,4 miliar populasi.
Adapun dalam konteks regional, Indonesia bisa menjadi lokomotif gerakan dedolarisasi melalui Keketuaan ASEAN. Posisi strategis yang diemban oleh Indonesia menjadi kesempatan untuk membuat kesepakatan regional yang bisa memberikan keuntungan ekonomi untuk seluruh negara anggota ASEAN.
Dalam KTT Asean pada tanggal 9-11 Mei 2023 di Nusa Tenggara Timur (NTT) nanti, kebijakan-kebijakan strategis tentang dedolarisasi perlu dibahas secara terstruktur.
Kebijakan-kebijakan dedolarisasi yang bisa dibangun dengan negara-negara hubungan dagang, paling tidak akan memberikan tiga dampak positif terhadap ekonomi Indonesia.
Pertama adalah efisiensi. Ketika terjadi transaksi dagang antar 2 (dua) negara, maka transaksi bisa langsung menggunakan mata uang bersangkutan.
Kedua adalah relatif terhindarnya dari ancaman global finacial crisis, karena banyaknya diversifikasi mata uang yang dilakukan dalam transaksi internasional. Ketiga, adalah keuntungan dalam neraca pembayaran dan kesehatan fiskal Indonesia, ketika dolar AS menjadi lebih ter depresiasi dan stabil.
Terkini Lainnya
Analis Menilai Dolar AS Masih Dominan dalam Perdagangan
Mengenal Dedolarisasi dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia
Dampak Positif ke Indonesia
Dedolarisasi
Utang
dolar Amerika Serikat
Bank of America
BofA
Gagal Bayar Utang
Copa America 2024
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Hasil Copa America 2024 Argentina vs Peru dan Kanada vs Cile: La Albiceleste Juara Grup, Les Rouges Dampingi ke Perempat Final
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Argentina vs Peru, Minggu 30 Juni di Indosiar dan Vidio
Prediksi Copa America 2024 Argentina vs Peru: Kesempatan Pelapis Tim Tango
Hasil Copa America 2024: Brace Vinicius Junior Bawa Brasil Gulung Paraguay
Timnas Indonesia U-16
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Lupakan Euforia, Nova Arianto Minta Skuad Timnas U-16 Fokus di Semifinal Piala AFF U-16
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Pesta Gol, Garuda Nusantara Lolos ke Semifinal
Hasil Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos: Sempat Tertinggal, Garuda Nusantara Unggul 4-1 di Babak Pertama
Dapatkan Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Sesaat Lagi Tayang di Indosiar dan Vidio
Link Live Streaming Piala AFF U-16 2024 Indonesia vs Laos, Kamis 27 Juni Pukul 19.30 WIB: Tayang di Indosiar dan Vidio
Judi Online
Top 3 News: Tangani 23 Kasus Judi Online, Polda Metro Jaya Sebut Semua Bandar Ada di Luar Negeri
Pakar Sebut Generasi Muda Lebih Rentan Jadi Korban Judi Online
5 Negara dengan Transaksi Judi Online Terbesar, Indonesia Termasuk?
Kejati Jabar Dapat Instruksi Khusus Jaksa Agung soal Pemberantasan Judi Online
Bagaimana Hukum Bayar Uang Sekolah dari Judi Online, Bolehkah?
Pilkada 2024
Jelang Pilkada, PDIP Tunggu Arahan Megawati soal Kerja Sama Politik di Wilayah Strategis
Jelang Pilkada Solo, Bacawali Diah Warih Anjari Temui Sekjen PKS
Kemendagri: Penjabat Wajib Mundur Jika Maju Pilkada, Paling Lambat 15 Juli 2024
Jelang Pilkada 2024, Bawaslu RI Ingatkan Cianjur Masuk Kategori Rawan Tinggi
Rakernas PAN, Ketum Zulhas Serahkan SK Pilkada 2024 dan Tetapkan Jadwal Kongres
Punya Letak Strategis, Cabup Nina Agustina Yakin Indramayu Jadi Kawasan Industri Berkembang
TOPIK POPULER
INFO LOWONGAN KERJA
Lowongan Kerja bagi Lulusan SMA/SMK, D3 hingga S1, Cek Syaratnya
Unilever Buka Program Magang untuk Fresh Graduate, Yuk Coba
InJourney Buka Lowongan Kerja, Peluang Dapat Gaji Rp 15 Juta Sebulan
Populer
Zulkifli Hasan Bagikan Rahasia Jadi Pengusaha Muda
Lupa Bayar Pajak Daerah? Siap-Siap Kena Sanksi
4 Ide Nikmati Hari Libur Bareng Keluarga, Top Up BRIZZI Mudah Pakai BRImo!
Banyak Orang Ingin Tinggal di Tangerang, Mau Bukti?
Bos Djakarta Lloyd Minta Suntikan Modal PMN Usai Lewati Ancaman Pailit
PLN jadi Perusahaan Listrik Terbaik di ASEAN Versi Fortune 500
Dapat Pinjaman Rp 1,8 Triliun dari Bank Dunia, Menhub Minta Medan Benahi Transportasi Perkotaan
Top 3: Mendag Siapkan Aturan Bea Masuk 200% Produk China
Jelang HUT RI di IKN, Erick Thohir Pastikan Pasokan Listrik hingga Gas Aman
5 Negara dengan Transaksi Judi Online Terbesar, Indonesia Termasuk?
Euro 2024
Profil Jamal Musiala, Pemain Timnas Jerman yang Diprediksi Bakal Jadi Top Skor Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Spanyol vs Georgia: Matador Diuji Kuda Hitam
Top 3 Berita Bola: UEFA Tanggapi Kinerja Wasit Kontroversial Euro 2024 yang Gagalkan Gol Belanda, Apa Katanya?
Kekecewaan Suporter Italia Menyaksikan Gli Azzurri Tersingkir dari Euro 2024
Prediksi Euro 2024 Inggris vs Slovakia: Ajang Pembuktian Skuad Gareth Southgate
Mengejutkan! Swiss Pulangkan Juara Bertahan Italia dari Euro 2024
Berita Terkini
Polwan Dokter Forensik Sumy Hastry Purwanti Naik Pangkat Jadi Brigjen
Begini Konsep Mencari Nafkah Menurut Ustadz Adi Hidayat, Insya Allah Dicukupkan
6 Pemotretan Beby Tsabina untuk Majalah Elle Bride, Tampil Elegan
Kronologi Bayi Asal Sukabumi yang Meninggal Usai Mendapatkan Imunisasi
Profil Jamal Musiala, Pemain Timnas Jerman yang Diprediksi Bakal Jadi Top Skor Euro 2024
Jemaah Haji Diminta Tak Nekat Masukkan Air Zamzam ke Koper Bagasi
Tak Cuma Pindah Tempat, RC Motogarage Serpong Juga Tambah Layanan
Temukan Pengganti Kylian Mbappe, PSG Sudah Bersiap Lagi Pecahkan Rekor Transfer
YouTube Premium Siap Luncurkan Paket Berlangganan Baru
Foto Hoaks Terkini, dari Gurita Raksasa sampai Gedung Mukidi
Ribuan Kader dan Alumni GMNI Jawa Tengah Ziarah ke Makam Bung Karno
Mengenal Lupis Mbah Satinem, Kuliner Legendaris di Jogja
Rangkaian Ledakan di Nigeria Tewaskan 18 Orang dan Sejumlah Lainnya Luka-luka
Lowongan Kerja Pegadaian Lulusan D3 dan S1, Simak Syaratnya