uefau17.com

Pertagas Niaga Pasok LNG untuk Industri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit di Bontang - Bisnis

, Jakarta - PT Pertagas Niaga (PTGN), Subholding Gas Pertamina menyuplai LNG perdana bagi industri di Kota Bontang, tepatnya ke PT Energi Unggul Persada (EUP) yang bergerak dalam bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Langkah ini merupakan strategi Pertamina memperluas utilisasi gas bumi melalui infrastruktur beyond pipeline di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Energi Unggul Persada menggunakan LNG sebesar 462 MMBTUD untuk kebutuhan boiler pabrik dan akan bertambah seiring dengan rencana ekspansi pabrik. LNG dipasok dari Filling Station Plant 26 Pertamina Gas di area PT Badak LNG yang selanjutnya diantarkan menggunakan truk ISOtank.

“Ini langkah yang membanggakan karena akhirnya industri di Bontang memanfaatkan LNG yang diproses dari wilayahnya sendiri,” terang President Director Pertagas Niaga, Aminuddin, dikutip dari keterangan tertulis, (21/04/2022).

Pemanfaatan LNG oleh EUP ini diharapkan diikuti oleh industri lainnya sehingga pemanfaatan energi bersih makin meluas. “Kami merasakan ada cost saving dengan LNG dan kami senang punya andil sebagai industri yang beralih ke energi yang ramah lingkungan,” terang Factory Manager PT EUP, Hendri Chandra.

Sejak 1972, Kota Bontang selama dikenal telah berkontribusi besar dalam industri LNG. Pemanfaatan LNG ini menguatkan kesadaran pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan khususnya di kalangan industri.

Pertagas Niaga selama ini telah menjadi pelopor dalam niaga LNG untuk suplai industri pabrik, komersial, fasilitas publik maupun industri kecil menengah seperti hotel, rumah sakit, restoran maupun kafe sejak tahun 2015 dengan volume rata-rata 12.000 MMBTUD yang disuplai dari Filling Station Bontang.

LNG menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi wilayah yang belum terjangkau infrastruktur jaringan pipa gas salah satunya adalah kawasan Indonesia Timur. Pemanfaatan LNG selain sebagai energi transisi menuju energi hijau, juga merupakan bagian upaya mewujudkan pemerataan dan kemandirian energi dalam negeri.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertagas Perluas Pasokan Gas Bumi

Sebelumnya, PT Pertamina Gas (Pertagas) bekomitmen mendukung transisi energi yang sedang digalakan pemerintah, dengan menyediakan dan memperluas pasokan gas bumi di Indonesia.

Direktur Utama Pertagas, Wiko Migantoro mengatakan, untuk mendukung transisi energi dengan menyalurkan gas bumi, Pertagas telah melakukan diskusi serta sinergi di lingkungan Sub-Holding Gas Pertamina.

"Kita bersama untuk tumbuh bersinergi dalam rangka mewujudkan visi dan misi Sub Holding Gas,” kata Wiko, di Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam BAPPENAS Arifin Rudiyanto mengungkapkan, transisi energi dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan memiliki peran sangat penting dalam mencapai Net Zero Emission yang menjadi strategi jangka panjang dan kebijakan transisi energi di Indonesia.

“Penggunaan gas bumi merupakan salah satu jembatan transisi energi menuju pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan. Karena gas bumi dikenal sebagai energi yang memiliki efisiensi pembakaran sangat baik, bersih, ramah lingkungan dan lebih murah apabila dibandingkan dengan minyak bumi," jelas Arifin.

 

3 dari 3 halaman

Efek Rumah Kaca

Deputi III Pengembangan Usaha BUMN , Montty Girianna menambahkan, pemanfaatan gas bumi sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi efek rumah kaca. Transisi energi adalah suatu yang harus dilakukan karena secara global arah penggunaan energi menuju ke arah energi dengan emisi rendah.

"Pertagas dapat terus melaksanakan perannya dalam transisi energi dengan meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana serta teknologi seperti CNG, LNG dan LPG,” ungkap Montty.

Pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi juga sudah dilakukan di beberapa negara lain. Hal ini dibuktikan dengan adanya data kenaikan permintaan gas bumi pada Energy Global Demand

"Perkiraan demand gas bumi secara global memiliki trend positif hingga tahun 2040," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat