uefau17.com

IHSG Terbenam 1,4%, Sektor Saham Kesehatan Menguat Sendirian - Saham

, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan saham Kamis (30/5/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG tersungkur 1,49 persen ke posisi 7.034,14. Indeks LQ45 merosot 1,36 persen ke posisi 874,11.Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.140,77 dan level terendah 6.984,97. Sebanyak 349 saham melemah sehingga menekan IHSG. 185 saham menguat dan 242 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.164.727 kali dengan volume perdagangan 19,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.255.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,25 persen. Sementara itu, sektor saham energi turun 0,03 persen, sektor saham basic merosot 2,1 persen dan catat koreksi terbesar. Sektor saham industri tergelincir 0,79 persen, sektor saham nonsiklikal melemah 0,32 persen, dan sektor saham siklikal terpangkas 0,53 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan turun 0,73 persen, sektor saham properti melemah 0,02 persen, sektor saham teknologi merosot 1,52 persen, sektor saham infrastruktur terbenam 1,86 persen dan sektor saham transportasi susut 1,26 persen.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 0,68 persen ke posisi Rp 4.380 per saham. Harga saham BBRI dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 4.400 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.480 dan terendah Rp 4.310 per saham. Total frekuensi perdagangan 98.575 kali dengan volume perdagangan 5.063.780 saham. Nilai transaksi Rp 2,2 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen yang Pengaruhi IHSG

Mengutip Antara, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG dan bursa regional Asia melemah seiring tekanan lonjakan imbal hasil global yang menekan pasar keuangan.

"Hal tersebut merupakan efek dari sentimen pasar karena bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, sehingga pasar memiliki pandangan ketidakpastian mengenai waktu dan ukuran penurunan suku bunga The Fed," demikian dikutip.

Sebelumnya, pernyataan Presiden Fed Atlanta Bostic mengatakan bahwa jalur menuju inflasi 2 persen belum pasti dan kenaikan harga masih signifikan. Dengan demikian, pasar berspekulasi The Fed dapat menunda dimulainya siklus pelonggaran, atau bahkan memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga sama sekali pada tahun ini, alhasil pasar menahan diri masuk pada pasar ekuitas.

Di sisi lain Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut bahwa prospek kenaikan suku bunga dalam jangka panjang akan semakin sulit untuk menahan kebutuhan pinjaman AS, karena dengan kenaikan suku bunga akan berdampak pada defisit dan membebani utang AS.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham TELE melonjak 50 persen
  • Saham ANDI melonjak 25 persen
  • Saham EPAC melonjak 16,67 persen
  • Saham NICE melonjak 11,81 persen
  • Saham PTDU melonjak 11,11 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MHKI merosot 24,79 persen
  • Saham MKAP merosot 24,68 persen
  • Saham PTPS merosot 21,62 persen
  • Saham OLIV merosot 20 persen
  • Saham SURI merosot 13 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 98.561 kali
  • Saham ATLA tercatat 85.686 kali
  • Saham BBCA tercatat 54.262 kali
  • Saham BMRI tercatat 35.649 kali
  • Saham GOTO tercatat 35.455 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 2,2 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 1,9 triliun
  • Saham BMRI senilai Rp 1,4 triliun
  • Saham AMMN senilai Rp 714,2 miliar
  • Saham TPIA senilai Rp 709,4 miliar
4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Kamis pekan ini mengikuti wall street. Koreksi IHSG terjadi jelang data ekonomi pada Jumat pekan ini.

Mengutip CNBC, indeks Kospi Korea Selatan merosot 1,56 persen ke posisi 2.635,44, dan indeks Kosdaq susut 0,77 persen ke posisi 831,88.

Indeks Nikkei 225 di Jepang terpangkas 1,3 persen. Indeks Topix melemah 0,56 persen. Jepang dan Korea Selatan akan merilis angka produksi industri pada Jumat pekan ini. Demikian juga rilis inflasi Tokyo. Selain itu, China akan melaporkan indeks purchasing managers pada Mei.

Di Australia, indeks ASX 200 terbenam 0,49 persen ke posisi 7.628,2. Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 1,26 persen. Indeks CSI 300 terpangkas 0,53 persen ke posisi 3.594,31, dan mencapai level terendah dalam sebulan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat