uefau17.com

Laba Harum Energy Anjlok 49,94% pada 2023 saat Penjualan Naik Tipis, Ini Sebabnya - Saham

, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah mengumumkan kinerja perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, Harum Energy berhasil membukukan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan. Sayangnya, seiring dengan beban yang ikut bengkak, laba perseroan pada 2023 merosot.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/4/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 925,52 juta pada 2023 atau sekitar Rp 14,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.881,00 per USD). Pendapatan itu naik 2,33 persen dari pendapatan 2022 yang tercatat sebesar USD 904,44 juta.

Sementara pendapatan naik tipis, beban pokok pendapatan dan beban langsung pada 2023 naik cukup signifikan mencapai USD 543,12 juta dari USD 362,94 juta pada 2022. Alhasil, laba bruto perseroan pada 2023 terpangkas menjadi USD 382,4 juta dibanding laba bruto pada 2022 yang tercatat sebesar USD 541,5 juta.

Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan USD 43,48 juta, beban umum dan administrasi USD 52,06 juta, pendapatan lainnya USD 7,99 juta, dan beban lainya USD 70,06 juta.

Perseroan juga membukukan beban keuangan USD 6,06 juta, penghasilan keuangan USD 19,36 juta, dan bagian atas laba entitas asosiasi USD 24,91 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar USD 151,04 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun.

Laba ini turun 49,94 persen dibandingkan laba pada 2022 yang mencapai USD 301,75 juta. Aset sampai dengan akhir 2023 naik menjadi USD 1,63 miliar dari USD 1,28 miliar pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik menjadi USD 458,37 juta dari USD 286,53 juta pada 2022. Kemudian ekuitas pada 2023 naik menjadi USD 1,17 miliar dibanding akhir 2022 yang tercatat sebesar USD 992,27 juta.

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ekspansi di Sektor Nikel, Harum Energy Menambah Kepemilikan Saham di WMI

Sebelumnya diberitakan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) meningkatkan diversifikasi usaha, salah satunya di sektor nikel. Seiring hal itu, PT Harum Energy Tbk menambah kepemilikan saham di PT Westrong Metal Industry (WMI).

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (3/2/2024), PT Harum Energy Tbk melalui anak usahanya PT Harum Nickel Industry (HNI) telah membeli saham WMI yang dimiliki Prime Investment Capital Limited dan Walsin Singapore Pte Ltd pada 26 Januari 2024.

HNI telah membeli sebanyak 1.214.000 saham WMI yang mewakiliki 60,7 persen saham dalam modal ditempatkan dan disetor WMI senilai USD 215.219.540 atau USD 215,21 juta. Jumlah itu setara Rp 3,38 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.725).

Sebelumnya anak usaha Perseroan telah akuisisi 20 persen kepemilikan saham dalam WMI pada 27 April 2022.

"Dengan dilaksanakannya transaksi ini, kepemilikan saham HNI dalam WMI meningkat dari 20 persen menjadi 80,7 persen dalam modal ditempatkan dan disetor WMI,” tulis Direktur Utama PT Harum Energy Tbk, Ray A.Gunara dalam keterbukaan informasi BEI, 29 Januari 2024.

WMI merupakan Perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan bergerak dalam bidang pengolahan dan pemurnian nikel.

WMI memiliki dan mengoperasikan smelter nikel yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara. Smelter itu terdiri dari dari empat lini rotary klin electric furnace berikut dengan prasarana pendukung dan fasilitas converter untuk menghasilkan produk high-grade nickel matte dengan kapasitas produksi terpasang tahunan sebesar 56.000 ton nikel yang terkandung dalam produk high-grade nikel-matte.

“Saat ini proyek WMI dalam tahap akhir konstruksi dan ditargetkan untuk dapat memulai operasi komersial pada kuartal kedua 2024,” kata Ray.

 

3 dari 4 halaman

Diversifikasi Usaha

Ray menyebutkan, transaksi pembelian saham WMI itu bagian dari upaya Perseroan untuk terus meningkatkan diversifikasi usaha melalui investasi di sektor nikel dan kelanjutan dari investasi di sektor nikel yang sudah dilakukan oleh Perseroan melalui anak usahanya sejak 2020.

Selain itu, dari segi keragaman produk, setelah WMI mulai beroperasi secara komersial, Perseroan akan mampu hasilkan produk high grade nikel matte yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang lebih baik dari produk nikel yang dihasilkan oleh smelter entitas anak Perseroan saat ini.

Sedangkan dari segi keuangan, dengan penyelesaian transaksi itu, terhitung dari tanggal kejadian transaksi, laporan keuangan WMI sebagai entitas anak akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Perseroan ke depan selalu induk usaha Perseroan.

Perseroan berharap dengan konsolidasi laporan keuangan itu akan turut mencerminkan kontribusi kinerja keuangan WMI baik sebagai akibat meningkatnya kepemilikan saham Perseroan dalam WMI.

Perseroan menyatakan transaksi jual beli saham dalam WMI tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

4 dari 4 halaman

Pertimbangan Perseroan

Pihak yang bertransaksi selaku penjual dan pembeli bukan merupakan afiliasi dan transaksi bersangkutan tidak mengandung benturan kepentingan termasuk di antara penjual dan pembeli.

Adapun pihak penjual yakni Prime Investment Capital Limited (PICL) dan Walsin Singapore Pte Ltd (WS) masing-masing perusahaan yang berdasarkan hukum Hong Kong dan Singapura dan tidak berelasi.

Transaksi tersebut juga bukan transaksi material seperti tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha. Transaksi jual beli saham dalam WMI senilai USD 215,21 juta tidak termasuk dalam kategori transaksi material sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 karena hanya 19,08 persen dari total ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi interim per 30 September 2023.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat