uefau17.com

Transaksi Saham Indoritel Makmur Sentuh Rp 5,3 Triliun di Pasar Negosiasi - Saham

, Jakarta - Transaksi saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) melonjak di pasar negosiasi pada perdagangan Selasa, (20/12/2022).  Hal itu mendorong transaksi saham pada perdagangan Selasa pekan ini mencapai Rp 14,8 triliun.

Mengutip data RTI, transaksi saham DNET mencapai Rp 5,3 triliun di pasar negosiasi. Harga saham DNET naik 3,49 persen ke posisi Rp 3.860 per saham. Total frekuensi perdagangan dua kali dengan volume perdagangan 13.800.000 saham. Di pasar negosiasi, saham DNET berada di level tertinggi Rp 3.860 dan terendah Rp 3.850 per saham.

Di pasar regular, saham DNET ditutup stagnan di posisi Rp 3.850 per saham. Saham DNET dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 3.840 per saham. Saham DNET berada di level tertinggi Rp 3.850 dan terendah Rp 3.750 per saham. Total frekuensi perdagangan 31 kali dengan volume perdagangan 13.800.415 saham. Nilai transaksi Rp 5,3 triliun.

Sementara itu, IHSG melemah tipis 0,17 persen ke posisi 6.768. Indeks LQ45 tergelincir 0,84 persen ke posisi 938,90. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.792,20 dan terendah 6.715,04. Sebanyak 359 saham melemah sehingga menekan IHSG. 168 saham menguat dan 175 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.028.447 kali dengan volume perdagangan saham 20,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 14,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.674. Indeks sektor saham sebagian besar di zona merah. Sedangkan sektor saham energi mendaki 1,59 persen, sektor saham siklikal menguat 0,50 persen dan sektor saham nonsiklikal menanjak 0,08 persen.

Sektor saham basic merosot 1,33 persen, sektor saham industri tergelincir 0,61 persen, sektor saham kesehatan susut 0,46 persen, sektor saham keuangan melemah 0,93 persen. Kemudian sektor saham properti terpangkas 1,1 persen, sektor saham teknologi merosot 1,33 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,25 persen, sektor saham transportasi terperosok 0,40 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Indoritel Makmur Internasional Siapkan Belanja Modal hingga Rp 700 Miliar

Sebelumnya, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure atau capex) sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar melalui entitas anak, PT Mega Akses Persada (MAP/Fiberstar).

Presiden Direktur Indoritel Makmur Internasional, Haliman Kustedjo mengatakan, belanja modal yang dianggarkan pada 2022 sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar.

"Capex yang dianggarkan oleh Indoritel Makmur Internasional melalui entitas anaknya karena dikonsolidasikan dengan MAP, tahun ini kita perkirakan masih mirip di angka Rp 600-700 miliar,” ujar Haliman dalam paparan publik DNET, Selasa (19/7/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Indoritel Makmur Internasional, Kiki Yanto mengungkapkan, belanja modal untuk ekspansi MAP.

"Entitas anak masih membutuhkan ekspansi dan gelaran tahap kedua, setelah 7 tahun beroperasi Mega Akses Persada (MAP/FiberStar) berhasil mencapai 1 juta home-passed pada tahun lalu dan 2022 ini mereka berencana menggelar 1 juta home-passed pada tahap kedua,” kata Kiki. 

Kinerja Entitas Anak MAP

Secara konsolidasi, pendapatan Indoritel pada kuartal I 2022 tumbuh 66,2 persen menjadi Rp225 miliar, dibandingkan kinerja periode yang sama 2021 sebesar Rp 135 miliar.

Haliman Kustedjo mengatakan, pencapaian tersebut tidak lepas dari kinerja entitas anak, PT Mega Akses Persada (MAP) dengan merek dagang jaringan serat optik pita lebar, FiberStar. Dalam hal ini, perseroan berhasil meningkatkan penetrasi pasar di Indonesia sehingga sambungan pelanggan terus meningkat secara eksponensial. 

FiberStar pada 2022 ditargetkan memiliki gelaran kabel sepanjang 37.803 km dengan target home connected yang berkontribusi terhadap pendapatan sebesar 327.000-unit atau tumbuh 21,23 persen year-on-year. 

Haliman menambahkan, pencapaian tersebut membuat Indoritel sebagai perusahaan induk memiliki sumber pendapatan yang solid. Masuknya teknologi baru 5G dan potensi pertumbuhan bisnis berbasis Internet of Things (IoT) berdampak positif terhadap Perseroan.

 

 

 

3 dari 5 halaman

Absen Tebar Dividen 2021

Sebelumnya, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) absen bagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2021. Keputusan tersebut diperoleh berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Indoritel Makmur Internasional yang digelar pada 19 Juli 2022.

Presiden Direktur Indoritel Makmur Internasional, Haliman Kustedjo mengatakan, perseroan belum membagikan dividen karena dananya dialokasikan untuk investasi lain. 

"Untuk tahun buku 2021, kami masih belum membagikan dividen karena kami sedang mengupayakan untuk investasi di tempat yang lain,” kata Haliman dalam paparan publik DNET, Selasa, 19 Juli 2022.

Sementara itu, Direktur Indoritel Makmur Internasional, Kiki Yanto mengungkapkan, dividen tidak dibagikan karena belum terdapat surplus kas yang cukup.

"Kami pada tahun ini masih belum membagikan dividen karena belum terdapat surplus kas yang cukup setelah dikurangi karena dari entitas anak masih membutuhkan ekspansi dan gelaran tahap kedua,” kata Kiki Yanto.

Dia menambahkan, setelah 7 tahun beroperasi Mega Akses Persada (MAP/FiberStar) berhasil mencapai 1 juta home-passed pada tahun lalu dan 2022 ini mereka berencana menggelar 1 juta home-passed pada tahap kedua.

"Jadi dananya masih diperlukan untuk capital expenditure (belanja modal). Begitu pula pada entitas asosiasi seperti di Indomaret masih disimpan dananya untuk ekspansi pembukaan gerai, penambahan armada, dan sumber daya manusia,” katanya. 

 

4 dari 5 halaman

Penutupan IHSG pada 20 Desember 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Selasa, (20/12/2022). Di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan, IHSG mampu menurunkan koreksi.

Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,17 persen ke posisi 6.768. Indeks LQ45 tergelincir 0,84 persen ke posisi 938,90. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.792,20 dan terendah 6.715,04. Sebanyak 359 saham melemah sehingga menekan IHSG. 168 saham menguat dan 175 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.028.447 kali dengan volume perdagangan saham 20,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 14,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.674. Indeks sektor saham sebagian besar di zona merah. Sedangkan sektor saham energi mendaki 1,59 persen, sektor saham siklikal menguat 0,50 persen dan sektor saham nonsiklikal menanjak 0,08 persen.

Sementara itu, sektor saham basic merosot 1,33 persen, sektor saham industri tergelincir 0,61 persen, sektor saham kesehatan susut 0,46 persen, sektor saham keuangan melemah 0,93 persen. Kemudian sektor saham properti terpangkas 1,1 persen, sektor saham teknologi merosot 1,33 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,25 persen, sektor saham transportasi terperosok 0,40 persen.

5 dari 5 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik Melemah pada 20 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Selasa, 20 Desember 2022. Hal ini seiring Bank of Japan memodifikasi kisaran toleransi kontrol kurva imbal hasil sementara mempertahankan suku bunga acuan ultra rendah tetap stabil.

Indeks Nikkei 225 merosot 2,46 persen menjadi 26.568,03, dan memimpin koreksi di Asia Pasifik. Indeks Topix tergelincir 1,54 persen menjadi 1.905,59. Yen Jepang menguat lebih tiga persen terhadap dolar AS menjadi 132,56.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,8 persen menjadi 2.333,29 dan indeks ASX 200 merosot 1,54 persen menjadi 7.024,3.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,3 persen yang didorong saham teknologi dan properti. Di bursa saham China, indeks Shenzhen melemah 1,58 persen menjadi 10.949,12. Indeks Shanghai terpangkas 1,07 persen menjadi 3.073,77 seiring bank sentral China mempertahankan suku bunga pinjaman tetap stabil.

Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda menuturkan, bank sentral tidak akan ragu untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut jika diperlukan karena ekonomi menghadapi banyak ketidakpastian.

Ia menambahkan, masih terlalu dini untuk memperdebatkan jalan keluar dari kebijakan saat ini, dan strategi untuk keluar harus didiskusikan pada pertemuan kebijakan jika ekonomi mendekat target inflasi bank sentral dua persen.

Bank sentral Jepang menawarkan membeli obligasi pemerintah senilai 600 miliar Yen dengan rentang jatuh tempo 1-3 tahun. Bank sentral sebelumnya akan meningkatkan pembelian langsung obligasi pemerintah Jepang menjadi sekitar 9 triliun yen per bulan dari Januari-Maret, naik dari rencana sebelumnya 7,3 triliun yen.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun naik 20,5 basis poin sebelumnya menjadi 0,455 persen, menandai level tertinggi yang terlihat sejak 2015.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat