uefau17.com

Tiang Runtuh Ditabrak Tongkang Batu Bara, Masihkah Jembatan Aurduri 1 Jambi Aman Dilewati? - Regional

, Jambi- Kapal tongkang bermuatan batu bara menabrak Jembatan Aurduri 1 di Kota Jambi, Senin siang (13/5/2024). Akibat dari insiden itu, tiang tengah penyangga jembatan legendaris yang menghubungkan sejumlah provinsi di Sumatra itu runtuh.

Momen kapal tongkang batu bara menabrak tiang penyangga jembatan itu diabadikan warga yang melintas dan viral di media sosial. Tongkang berisi gunungan muatan "emas hitam" itu ditarik menggunakan tagboat. Ketika melewati di bawah jembatan, kapal tersebut menabrak tiang penyangga jembatan hingga runtuh.

"Aduh hancur jembatan..." sebut seorang perekam video insiden itu.

Dalam sebuah video tersebut, kapal tongkang yang menghantam tiang jembatan tersebut melaju dari arah hulu menuju arah hilir Sungai Batanghari. Kapal tongkang diduga hilang kendali karena derasnya arus Batanghari.

Usai menghantam jembatan, kapal tongkang itu bukannya berhenti. Kapal terus melaju ke arah hilir. Kondisi arus lalu lintas kendaraan yang melintasi jembatan itu sempat macet.

"Di luar negeri, kapal kecil nabrak tiang beton jembatan dikit aja langsung ada pihak investigasi untuk cek kerusakan dan keretakan dan ada denda langsung. Disini? Haha melempam," tulis akun @melza_opentrip dalam sebuah komentar sosial media.

Belakangan, sebagian jalur angkutan batu bara dari darat dialihkan ke sungai. Alih-alih menyelesaikan, justru masalah angkutan batu bara kini turut beralih ke sungai.

Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi Abdullah mengatakan, kebijakan Gubernur Jambi Al Haris yang memindahkan angkutan insutri ekstraktif batu bara dari jalur darat ke jalur sungai bukanlah solusi.

"Bukan solusi, pindah ke sungai itu memindahkan masalah," kata Abdullah.

Jalur angkutan batu bara di Sungai Batanghari menurut Abdullah hanya memindahkan masalah. Sebelumnya, melalui jalur darat juga menimbulkan masalah kemacetan parah. Kini setelah melewati jalur sungai angkutan batu bara juga menimbulkan masalah. Sudah berulang kali kapal tongkang batu bara menabrak fasilitas publik di badan sungai.

Abdullah mendesak Gubernur Al Haris untuk segera menghentikan angkutan batu bara, baik melalui jalur sungai dan jalan nasional. Menurutnya, sungai dan jalan umum bukan jalur tambang.

"Realisasikan jalan khusus yang sempat jadi buah bibir dan pembicaraan hangat, bukan mengambil keuntungan dari TUKS yang ditumpangi untuk ladang batu bara ke tongkang-tongkang," ujar Abdullah. 

Sementara itu, Direktur Polairud Polda Jambi Kombes Pol Agus Tri Waluyo mengatakan setelah menerima laporan insiden, anggotanya langsung mengecek ke lokasi. Dia mengatakan, tiang pelindung jembatan (fender) roboh usai ditabrak kapal.

Meski sempat terus melaju, kini crew kapal tongkang dengan kode MJS2001 itu telah diamankan. Polisi juga masih menyelidiki insiden tersebut.

"Kita kejar kapal tongkang dan tagboat, dan kita lakukan pendalaman, termasuk juga dokumen-dokumen kapalnya," kata Kombes Pol Agus Tri.

Usai insiden itu, Agus menambahkan bahwa jembatan Aurduri I masih aman dilewati kendaraan dan pengguna jalan. Tiang utama penopang jembatan masih aman.

"Perlu kami sampaikan kepada pengguna jalan masih bisa melakukan aktivitas. (Jembatan Aurduri I) sebagai sarana penghubung tidak ada masalah untuk digunakan," ujar Agus.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aurduri 1 Jembatan Legendaris

Jembatan Batanghari 1 atau biasa dikenal dengan nama Aurduri 1 di Provinsi Jambi ini menjadi jembatan paling legendaris. Jembatan yang kini berusia 35 tahun itu menjadi jalur transportasi vital yang menghubungkan antarprovinsi melalui jalan lintas timur Sumatra.

Jembatan ini dibangun pada tahun 1982 dan kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Oktober 1989. Saat peresmian, Presiden Soeharto memperhatikan secara khusus Jembatan Aur Duri 1.

Jembatan ini melintasi Sungai Batanghari dan memiliki panjang sekitar 504 meter dengan lebar sekitar 9 meter, termasuk trotoarnya. Jembatan itu, menurut Soeharto, sebagai salah satu urat nadi transportasi Pulau Sumatra.

Jembatan tua ini memainkan peran penting dalam menghubungkan Kota Jambi dengan berbagai kota besar lainnya seperti Pekanbaru, Medan, dan Aceh. Berbagai kendaraan muatan berat juga melewati jembatan ini saban hari.

Kini tiang penyangga yang baru saja dihantam tongkang, jembatan Aurduri masih ramai dilalui lalu lintas. Masyarakat dibuat was-was, karena kini jalur sungai telah ramai dengan kapal tongkang batu bara.

Kondisi ini pun sangat menghawatirkan. Sebab akibat penyangga atau fender yang rusak dan tidak dapat berfungsi mengamankan pondasi jembatan dari tabrakan tongkang atau ponton.

"Kalau dibiarkan nanti jembatan itu ditabrak lagi dan bisa ambrol itu jembatan," gerutu seorang pengendara saat melewati jembatan Aurduri 1 itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat