uefau17.com

Ribuan Masyarakat Melayu Gelar Demo di Depan BP Batam, Tolak Relokasi Atas Nama Investasi - Regional

, Batam - Ribuan warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, bersama aliansi Pemuda Melayu se-Provinsi Kepri menggelar aksi unjuk rasa di kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Rabu (23/8/2023).

Demo besar-besaran itu menuntut penolakan terhadap investasi di Pulau Rempang mengakibatkan warga kampung tua dan situs sejarah terancam digusur.

"Kami menolak relokasi," kata salah seorang orator.

Warga menolak relokasi bukan tanpa sebab, pasalnya tempat yang mereka tinggali saat ini adalah tanah adat. Sementara warga sudah lama tinggal di kampung tersebut turun temurun.

Suasana demo mulai panas setelah massa memanjat pagar kantor BP Batam dan terus mendesak untuk masuk, sementara ada yang melemparkan botol ke dalamnya.

Sebelumnya pada Minggu, 13 Agustus 2023, warga dua kelurahan di Pulau Rempang Kecamatan Galang, menemui Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia saat berkunjung ke Kantor Kecamatan Galang di Sembulang, Kelurahan Sembulang.

Perwakilan warga Syamsuddin menyampaikan, sikap warga yang tidak mau digusur sebagai konsekuensi dari pengembangan Pulau Rempang Galang oleh PT Mega Elok Graha dan Xinyi Grup.

"Pembangunan, masyarakat tetap mendukung, kedua, kampung tua kami jangan diusik, kalau perlu dimolekkan (dibuat molek)," kata Syamsuddin.

Syamsuddin mengatakan saat pertemuan dengan menteri, gubernur, dan wali kota Batam yang juga Kepala BP Batam bahwa Bahlil merespons permintaan warga.

Ia menyampaikan, aspirasi masyarakat tersebut akan dibicarakan kembali dalam rapat yang akan dilaksanakan dengan pihak-pihak terkait.

"Kata pak menteri (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia) ini (permintaan warga) akan dirapatkan kembali, akan dipertimbangkan," kata Syamsuddin.

Sementara itu, Menteri Bahlil Lahadalia mengatakan, dirinya bersama gubernur dan wali kota Batam yang sekaligus Kepala BP Batam melakukan peninjauan di Pulau Rempang terkait pembangunan demi investasi yang direncanakan.

"Ini bakal jadi investasi dari hilirisasi pasir kuarsa dan pasir silika pabrik kaca terbesar dunia setelah China dengan investasinya 11,5 miliar US dollar," kata Bahlil.

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat