uefau17.com

Hindari Kerusakan dan Kanker Kulit, Kenali Lebih Jauh Fotosensitivitas - Regional

, Bandung - Terik sinar matahari beberapa pekan terkahir terasa sangat menyengat seluruh permukaan kulit apabila berada di luar ruangan.

Namun hal tersebut hanya terjadi pada siang hari. Memasuki petang kondisinya mulai menurun bahkan saat memasuki tengah malam hingga dini hari, suhu dingin sekitar 17 derajat Celsius menyergap.

Kondisi cuaca ekstrem ini kerap kali memicu gangguan kesehatan, tak terkecuali kesehatan kulit. Ada kondisi yang namanya fotosensitivitas alias sensitif berlebih kulit apabila terpapar sinar matahari dan cahaya lainnya.

Penjelasan dari laman Honestdocs yang ditinjau oleh dr Scientia Inukirana, fotosensitivitas adalah reaksi tubuh yang terlalu berlebihan terhadap paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dan sumber cahaya lainnya sehingga menjadi lebih sensitif.

"Kebanyakan orang berisiko terkena sengatan matahari selama mereka terpapar sinar matahari," jelas Scientia dicuplik Rabu, 2 Agustus 2023.

Paparan sinar UV juga dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kanker kulit. Orang yang memiliki fotosensitivitas dapat mengalami ruam kulit atau luka bakar, bahkan hanya dengan paparan sinar matahari yang sangat minimal.

Scientia menerangkan beberapa bahan kimia dapat berkontribusi terhadap sensitivitas sinar matahari. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menyebabkan dua jenis reaksi fotosensitif, yaitu fototoksik dan fotoalergi.

1. Fototoksik

Reaksi fototoksik terjadi ketika bahan kimia baru yang masuk ke dalam tubuh Anda berinteraksi dengan sinar UV dari matahari.

Obat-obatan seperti doksisiklin dan tetrasiklin, misalnya, adalah penyebab paling umum yang dapat mengakibatkan jenis reaksi ini.

Fototoksik dapat mengakibatkan munculnya ruam kulit yang terlihat seperti sengatan matahari yang parah, yang biasanya berkembang dalam 24 jam (akut) setelah terpapar sinar matahari.

2. Fotoalergi

Reaksi fotoalergi dapat berkembang sebagai efek samping dari beberapa obat. Mereka juga dapat muncul dari bahan kimia yang ditemukan dalam produk kecantikan dan tabir surya.

Jenis-jenis reaksi terhadap matahari cenderung memakan waktu beberapa hari untuk menimbulkan ruam setelah paparan sinar matahari.

"Penyebab fotosensitivitas adalah efek samping yang umum dari penggunaan obat, seperti antibiotik tertentu, obat kemoterapi dan diuretik sejenis pil air seperti furosemide dan spironolactone," ungkap Scientia.

Tetapi beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan sensitivitas foto, contohnya ada dalam tiga faktor dibawah ini.

1. Lupus eritematosa

Lupus adalah penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan munculnya bercak merah, benjolan, dan bintik-bintik ungu di area kulit Anda yang terkena sinar matahari.

2. Erupsi cahaya polimorf

Orang dengan kondisi ini dapat mengembangkan ruam gatal ketika mereka terkena sinar matahari. Ketika paparan sinar matahari terus berlanjut dan toleransi UV meningkat, gejala umumnya muncul lebih jarang.

Wanita memiliki kemungkinan dua sampai tiga kali lebih besar mengalami kondisi ini dibandingkan dengan pria.

3. Prurigo aktinik

Orang dengan kondisi ini dapat mengembangkan benjolan merah setelah terpapar sinar matahari, yang dapat berubah menjadi bercak bersisik.

Gangguan ini dapat terjadi sepanjang tahun, bahkan di musim dingin ketika kemungkinan terpapar sinar matahari lebih sedikit.

"Gejala fotosensitif bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang paling umum adalah ruam kulit yang berlebihan atau sengatan sinar matahari. Ruam mungkin dapat menyebabkan gatal," terang Scientia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menjaga Kesehatan Kulit

Dalam beberapa kasus, sengatan sinar matahari bisa sangat parah sehingga timbul luka melepuh yang di dalamnya berisi cairan. Pada kasus yang parah, luka melepuh pada kulit Anda juga dapat mengelupas .

Jumlah paparan sinar matahari yang diperlukan untuk dapat menimbulkan suatu reaksi sangat bervariasi.

Bagi sebagian orang, paparan sinar matahari yang sangat sedikit dapat menyebabkan munculnya ruam atau luka bakar, sementara bagi orang lain, paparan yang lama baru bisa menimbulkan reaksi.

Untuk mengetahui lebih lanjut pemicu fotosensitivitas ini, biasanya dokter yang dikunjungi akan memerlukan tinjauan lengkap mengenai riwayat medis dan obat-obatan yang digunakan saat ini untuk membuat diagnosis yang tepat.

"Dokter akan memperhatikan perkembangan dan pola ruam yang berhubungan dengan paparan sinar matahari yang mengenai tubuh Anda. Dalam beberapa kasus, dokter Anda dapat merekomendasikan biopsi kulit," tutur Scientia.

Ketika reaksi kulit telah terjadi, perawatan dapat mengurangi ketidaknyamanan dan peradangan kulit.

Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas dapat menghilangkan rasa sakit dan krim kortikosteroid mungkin diresepkan untuk mengurangi peradangan.

Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan fotosensitivitas dan harus dihindari. Zat kimia ini dapat ditemukan dalam beberapa obat dan produk, seperti beberapa obat kemoterapi.

"Namun, terkadang tidak mungkin untuk menghindari minum obat ini," jelas Scientia.

Cara terbaik untuk mencegah gejala fotosensitivitas adalah membatasi jumlah waktu yang dihabiskan di bawah sinar matahari.

Orang yang terlalu sensitif terhadap cahaya harus selalu menggunakan tabir surya saat berada di luar. Menutupi dan melindungi kulit Anda juga dapat membantu mencegah reaksi fotosensitivitas.

"Orang yang terlalu peka terhadap cahaya dapat mengurangi gejala dengan mengenakan topi, kacamata hitam, dan kemeja dengan lengan panjang saat berada di luar," saran Scientia.

Menjaga kesehatan kulit tidak hanya soal kecantikan, tapi juga untuk terhindar dari ragam penyakit ringan hingga berat.

Ada beberapa cara menjaga kesehatan kulit antara lain menjaga pola makan, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, menghindari konsumsi minuman beralkohol, menghindari penggunaan NAPZA, beristirahat, dan tidur yang cukup dan mengelola stres.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat