, Jambi - Aku memuati dua gajah dengan beragam hadiah dan dijaga oleh empat upasaka. Untuk, membuat sebuah pawai persembahan bagi Guru Serlingpa, aku meminta semua biksu yang fasih mendaraskan tripitaka untuk mengenakan tiga jubah yang telah dicelup dalam safron Kashmir. Barisan itu menyerupai pelangi pancawarna.
Lalu kami menuju ke Istana Payung Perak, kediaman Serlingpa. Walau aku telah dekat dengan sang guru sedari masa tiada mula, belum lagi kuterima petunjuk darinya dikehidupan ini. Serlingpa memulai ajarannya dalam lima belas babak. Abhisamayalamkara, Hiasan Penyadaran Jernih, oleh Maitreya.
Inilah kutipan yang ditulis dalam buku Mimpi-Mimpi Pulau Emas. Kutipan ini menggambarkan bagaimana Atisa Dipamkara Shrijnana dan rombongannya saat tiba di Swarnadwipa untuk belajar dengan Maha Guru Swarnadwipa, Serlingpa Dharmakirti.
Advertisement
Baca Juga
Atisa adalah seorang yang berperan penting dalam membangun gelombang kedua Buddhisme dari Tibet. Ia pernah menjadi murid dari guru besar Buddhis, yakni Guru Swarnadwipa, Serlingpa Dharmakirti.
Dalam sejarahnya Maha Guru Buddha Atisa Dipamkara Shrijnana dari Tibet. Ia pernah tinggal dan belajar di Candi Muarajambi, Sumatera, selama 12 tahun lamanya atau sekitar tahun 1011-1023 Masehi.
Dalam buku Mimpi-Mimpi Pulau Emas yang ditulis dalam tiga terjemahan itu menulis, Atisa tinggal bersama Serlingpa Dharmakirti di Istana Payung Perak dan melanjutkan laku menyimak, merenung, dan samadhi selama dua belas tahun.
Selama menghabiskan waktunya di Muarajambi, Atisa belajar kepada gurunya Serlingpa Dharmakirti tentang Boddhi Citta (batin pencerahan) yang berdasarkan cinta kasih dan welas asih.
Di samping mempelajari segala aspek Boddhi Citta, seperti yang dikutip dari laman Kadamchoeling.or.id, Atisa pertama-tama menerima pelajaran Abhisamayalamkara selama lima belas sesi. Lalu instruksi tentang sutra-sutra Prajnaparamita sesuai dengan yang diturunkan oleh Maitreya kepada Arya Asangha.
"Setelah mempelajari dan mempraktikkan ini semua, Atisa Dipamkara Shrijnana mencapai realisasi Bodhi Citta," tulis Kadamchoeling.
* Follow Official WhatsApp Channel untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Boddhi Citta
![Arca Prajnaparamita](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/escf79AqojrfgJOU_7qcFcASjDo=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3066059/original/052682900_1583154879-IMG_20200118_121020-01_resize_29.jpg)
Pada tahun 1025 Masehi, Atisa kembali berlayar pulang ke Nalanda, India. Ia membawa serta ajaran berharga yang dipercayakan kepadanya oleh sang guru yang tersohor dari Swarnadwipa itu. Kemudian pada tahun 1041 Masehi, Raja Tibet Barat Yeshe O mengundang Atisa untuk menyatukan semua segi ajaran Buddha-Theravada, Mahayana, dan Vajrayana.
Ajaran yang dibawa Atisa dari Muarajambi itu kini dikenal dengan nama Boddhi Citta atau Bodhi-patha-pradipa.
Dalam literatur yang ditulis Swarnadwipa Muarajambi (Sudimuja), semasa di Tibet, Atisa merangkum ajaran-ajaran yang diperolehnya dari Muarajambi dan menulis teks Bodhi-patha-pradipa (pelita pada jalan penggugahan). Karya tersebut, merupakan sebuah karya yang berdampak langgeng.
Meskipun cukup singkat, terdiri dari 66 bait (sloka), tetapi prinsip-prinsip dasar pemikiran Buddhadharma disampaikan dalam bahasa yang sederhana dan jelas. Teks ini kemudian menjadi cikal-bakal disusunnya Margakrama (jalan bertahap menuju penggugahan) beberapa waktu kemudian.
"Atisa Dipamkara Shrijnana membawa pengaruh yang sangat besar dalam sejarah keagamaan di Tibet dan dunia pada umumnya. Ini merupakan salah satu ajaran universal Budhadharma yang paling berpengaruh di dunia hingga saat ini," tulis Sudimuja.
Ajaran Boddhi Citta sampai sekarang masih lestari dan berkembang di kalangan umat Buddha Internasional. Hal itu pernah dikatakan oleh rombongan Biksu saat melakukan perjalanan suci ke situs purbakala Candi Muarajambi.
Ketua rombongan biksu dari beberapa negara, Jangchup Choeden mengakui, bahwa ajaran Boddhi Citta umat Buddha di Tibet diadopsi dari ajaran maha guru Atisa dari Candi Muarajambi.
"Ajaran Bodhi Citta itu oleh maha guru Atisa dibawa ke Tibet, sampai sekarang ajaran Bodhi Citta masih dilestarikan oleh masyarakat komunitas Buddhis internasional di Tibet," kata Biksu Jangchup Choeden beberapa tahun silam saat melakukan perjalanan suci ke candi Muarajambi.
Advertisement
Narasi Besar dari Muarajambi Perlu Diangkat
![Komplek Percandian Muarajambi](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/5EgM50a3dH2ZWBIFxiyd6Fcea2k=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3066060/original/067382500_1583154879-IMG_20200213_182029_resize_42.jpg)
Narasi besar dari tapak-tapak di situs Percandian Muarajambi sebagai tempat cikal-bakal ajaran Boddhi Citta perlu diangkat dan digaungkan. Ketua Kelompok Swarnadwipa Muarajambi (Sudimuja), Sudiarto mengatakan, narasi besar Muarajambi sebagai warisan leluhur lampau belum terdengar gaungnya.
Selain mempunyai peninggalan-peninggalan kuno, Muarajambi pada masa itu mempunyai hikayat yang amat penting, yakni sebagai pusat pendidikan ajaran Buddha pada abad 7-12 Masehi.
Dalam sebuah pertemuan bersama para pemandu wisata Muarajambi dalam acara "Muarajambi semakin disayang semakin dimengerti" itu, Sudiarto menjelaskan, banyak catatan penting yang menyebutkan Muarajambi sebagai kampus yang terkenal pada masa ajaran Buddha, berkembang di Indonesia dan belahan dunia.
"Narasi besar dari Muarajambi harus semakin digaungkan, sehingga ketika tamu datang, khususnya umat Buddha dari luar negeri bisa mengetahui hebatnya ajaran Boddhi Citta yang pernah dipelajari di Muarajambi," kata Sudiarto, Rabu 19 Februari 2020.
Sementara itu, situs purbakala Candi Muarajambi di Kabupaten Muaro Jambi, terletak di tepian aliran sungai Batanghari yang berhulu di pegunungan bukit barisan dan bermuara di pantai timur Sumatra, Jambi.
Kompleks Percandian Muarajambi merupakan kompleks percandian Hindu-Buddha yang terluas di Asia Tenggara. Luasnya mencapai 3.981 hektare atau delapan kali dari luas Borobudur. Menurut data dari BPCB Jambi, peninggalan kepurbakalaan di kawasan ini meliputi kompleks percandian, situs permukiman kuno, dan sistem jaringan perairan masa lalu dengan cakupan delapan desa.
Muarajambi sebagai lokasi peninggalan purbakala pertama kali dikenal dari laporan seorang perwira angkatan laut Kerajaan Inggris, S.C Crooke tahun 1820. Croke melaporkan bahwa ia melihat reruntuhan bangunan dan menemukan sebuah arca yang menggambarkan arca Buddha.
Kemudian pada masa pemerintahan Indonesia melalui Jawatan Purbakala pada tahun 1954 dibentuk tim survei yang dipimpin langsung oleh ahli purbakala R Soekmono guna melakukan peninjauan terhadap peninggalan-peninggalan purbakala.
Kompleks percandian Muarajambi tercatat memiliki 82 reruntuhan candi (menapo). Saat ini sudah ada sejumlah bangunan candi yang telah dilakukan pemugaran. Bangunan candi yang telah dipugar itu adalah Candi Gumpung, Candi Astana, Candi Kembar Batu, Candi Gedong I, Gedond II, Candi Tinggi I, Tinggi II, Candi Teluk, Candi Kotomahligai dan Candi Kedaton.
Seiring sejarah dan peradaban yang ditinggalkan pada lampau, saat ini situs Percandian Muarajambi menjadi destinasi yang kian diminati oleh umat Buddha. Bahkan, tak jarang para Biksu dari luar negeri yang berkunjung ke Muarajambi guna melaksanakan perjalanan suci. Banyak pula wisatawan dari latar belakang agama yang juga berkunjung dan berwisata sejarah ke Muarajambi.
Berbeda dengan Dwarapala yang ada di Jawa dan Bali. Sosok Arca Dwarapala yang berarti penjaga candi di Muarajambi memiliki wajah yang jenaka, meski memegang tameng dan gada.
Terkini Lainnya
Polisi Amankan Penjual Bakso Daging Tikus di Mamuju Tengah
Jurus UGM Cegah Penyebaran Virus Corona
Rahasia Sumber Listrik Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu
Boddhi Citta
Narasi Besar dari Muarajambi Perlu Diangkat
Jambi
Candi Muarajambi
Atisa
Swarnadwipa
Boddhi citta
Copa America 2024
Hasil Copa America 2024: Kolombia Jadi Juara Grup Usai Tahan Imbang Brasil, Kosta Rika Tekuk Paraguay
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Sesaat Lagi Tanding di Vidio
Link Live Streaming Copa America 2024 Brasil vs Kolombia, Rabu 3 Juli Pukul 08.00 WIB di Indosiar dan Vidio
Jadwal Lengkap Copa America 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D Cek di Sini
Prediksi Copa America 2024 Brasil vs Kolombia: Misi Hindari Uruguay
Hasil Copa America 2024: Uruguay Singkirkan Amerika Serikat, Panama Melenggang ke Perempat Final
Timnas Indonesia U-16
Rekor Pertemuan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-16, Kembali Adu Penalti?
Prediksi Piala AFF U-16 2024 Vietnam vs Indonesia: Penghiburan Medali Perunggu
Jadwal Lengkap, Hasil, dan Klasemen Piala AFF U-16 2024: Timnas Indonesia Bidik Gelar Ketiga
Link Siaran Langsung Vietnam vs Indonesia di Vidio: Perebutan Peringkat 3 AFF U-16 2024
Ini Penyebab Kekalahan Lawan Australia Menurut Pelatih
Timnas Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Piala AFF U-16, Nova Arianto Tetap Beri Apresiasi
Judi Online
Sidak Ponsel Personel Polisi di Ponorogo Antisipasi Judi Online, Apa Hasilnya?
5 Ciri Jika Kamu Sudah Kecanduan Judi Online, Segera Tangani
Pimpinan MPR Sayangkan PPATK Belum Serahkan Nama Anggota DPR Terlibat Judi Online
Gawat! 82 Persen Pengguna Internet Terpapar Iklan Judi Online
Menko PMK Pastikan Pelaku Judi Online Dihukum Berat dan Tak Dapat Bansos
Puan Minta MKD Buka Daftar Anggota DPR yang Diduga Terlibat Judi Online
Pilkada 2024
PKB Serahkan 4 Rekomendasi ke Bakal Calon di Pilkada 2024, Simak Daftarnya
Menanti Langkah PDIP Menentukan Pilihan Sosok untuk Maju di Pilkada Jakarta
Survei: Elektabilitas Helldy Agustian Tertinggi di Pilwalkot Cilegon
KPU RI Resmi Terbitkan Peraturan Anyar soal Batasan Usia Kepala Daerah, Ini Isinya
Puan Sebut PDIP Pertimbangkan Kaesang Maju Pilkada Jateng
Hasto PDIP: Coklit Ini Penting Dalam Menjamin Hak Konstitusional Warga
TOPIK POPULER
Live Streaming
Pencadangan Data Pasca Serangan Ransomeware, Kesiapan atau Keterlambatan?
Populer
Takut Ketahuan Orang Tua, Pasangan Mahasiswa di Ende Tega Buang Bayinya
Dukungan untuk Ekonomi Kreatif di Indonesia lewat Kolaborasi UNESCO dan Swasta
Peta Politik Pilgub Banten 2024, Airin-Andra Semakin Seru
Simak, Cara Efektif Membangun Kemampuan Sosialisasi yang Baik
Peletakan Batu Pertama Rumah Pensiun Jokowi di Karanganyar Dilakukan Tertutup
Warung Dekat Markas Polisi di Bone Bolango Bebas Jualan Miras, Ada Beking Oknum?
Mirip 'University War', Simak 5 Fakta Menarik Clash Of Champions
Ketika ODGJ Larikan Mobil Keluarga di Pekanbaru, Begini Jadinya
Bagaimana Menangkal Paparan HIV? Lakukan 11 Cara Pencegahannya
Seleksi Anggota Komisi Informasi Tahun 2024-2028 Dibuka, Berminat? Simak Persyaratannya
Euro 2024
Di Istanbul, Suporter Sambut Meriah Kemenangan Turki atas Austria
Dua Gol Merih Demiral Antar Turki Melaju ke Perempat Final Euro 2024
Bungkam Rumania 0-3, Belanda Raih Tiket Perempat Final Euro 2024
Jadwal Lengkap Euro 2024 dan Hasil Babak 16 Besar, 8 Besar, Semifinal, Final
Jadwal Lengkap Euro 2024, Hasil, Klasemen Grup A, B, C, D, E, F Cek di Sini
Berita Terkini
Resmikan Ekosistem Mobil Listrik di Karawang, Jokowi: Siapa Bisa Hadang Kita?
Inflasi AS Buat Kemajuan, Bos The Fed Masih Sabar Turunkan Suku Bunga
Maksimal Transfer BCA 2024 Terbaru, Lebih Fleksibel dalam Bertransaksi
Server PDN Diretas, Jokowi Minta Semua Data Nasional Di Back Up
8 Momen Apes Kendaraan Terjebak di Jalan Sempit Hingga Dicor Semen Ini Kocak
Top 3 Tekno: Janji Manis Brain Cipher hingga Data Kominfo Diduga Bocor
Superbank Kembali Dapat Suntikan Modal dari Grab, Singtel, dan KakaoBank, Nilainya Fantastis
Buya Yahya Menyebut Tahun Baru Hijriyah Bukan Hari Raya, Kenapa?
Thariq Halilintar Tersentuh dengan Perjuangan Ibunya yang Mengajaknya Naik Haji di Usia 2 Bulan
KPU DKI Jakarta Libatkan Kelompok Disabilitas dalam Pemutakhiran Data Pemilih
Bursa Incar IPO Perusahaan Mercusuar dengan Aset di Atas Rp 3 Triliun
Pesawat Garuda Indonesia Penjemput Jemaah Haji Tujuan Jeddah Putar Balik Kembali ke Bandara Adi Soemarmo
Debut Jepang, aespa Rilis 'Hot Mess' Hari Ini
Gibran soal Kondisi Prabowo: Beliau Sehat dan Siap Kembali Bekerja